Mengenal Apa Itu Multazam

MENGENAL APA ITU MULTAZAM

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Multazam (الْمُلْتَزَمُ) adalah area yang terletak di antara Rukun Aswad dengan Kakbah. Diriwayatkan Ibnu ‘Abbās berkata,

«‌مَا ‌بَيْنَ ‌الرُّكْنِ ‌وَالْبَابِ الْمُلْتَزَمُ». «موطأ مالك - رواية يحيى» (1/ 424 ت عبد الباقي)

Artinya,

“Di antara Rukun (Aswad) dengan pintu (Kakbah) adalah Multazam” (Muwaṭṭā’ Mālik)

Al-Nawawi dalam al-Majmū’ juga menegaskan definisi Multazam seperti ini. Beliau menulis,

«الْمُلْتَزَمِ وَهُوَ مَا بَيْنَ الرُّكْنِ الَّذِي فِيهِ الْحَجَرُ الْأَسْوَدُ وَالْبَابُ سُمِّيَ بِذَلِكَ لِأَنَّ النَّاسَ يَلْزَمُونَهُ عِنْدَ الدُّعَاءِ». «المجموع شرح المهذب» (8/ 13 ط المنيرية)

Artinya,

“Multazam adalah area antara Rukun Aswad yang di sana terdapat Hajar Aswad dan pintu Kakbah. Tempat itu dinamakan demikian karena orang-orang memeluknya saat berdoa” (al-Majmū‘ juz 8 hlm 13)

Tempat tersebut dinamakan multazam karena di sana kaum muslimin berdoa super serius sampai taraf menempelkan pipi, lengan, telapak tangan dan dada. Multazam sendiri berasal dari kata iltazama yang bisa bermakna memeluk. Yakni memeluk sampai taraf menempelkan pipi, lengan, telapak tangan dan dada pada area yang disebut Multazam tersebut. Al-Fayyūmī berkata,

«وَالْتَزَمْتُهُ ‌اعْتَنَقْتُهُ فَهُوَ مُلْتَزَمٌ وَمِنْهُ يُقَالُ لِمَا بَيْن بَابِ الْكَعْبَةِ وَالْحَجَرِ الْأَسْوَدِ الْمُلْتَزَمُ لِأَنَّ النَّاسَ يَعْتَنِقُونَهُ أَيْ يَضُمُّونَهُ إلَى صُدُورِهِمْ». «المصباح المنير في غريب الشرح الكبير» (2/ 553)

Artinya,

“Iltazamtuhu maknanya aku memeluknya” (al-Miṣbāḥ al-Munīr, juz 2 hlm 553)

Baca juga: Mendadak Haid Saat Akan Berangkat Umrah, Bagaimana Ibadahnya?

Diriwayatkan Rasulullah ﷺ pernah berdoa di Multazam dengan cara memeluk seperti itu. Ibnu Mājah meriwayatkan,

عَمْرُو بْنُ شُعَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: طُفْتُ مَعَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، فَلَمَّا فَرَغْنَا مِنَ السَّبْعِ، رَكَعْنَا فِي دُبُرِ الْكَعْبَةِ فَقُلْتُ: أَلَا نَتَعَوَّذُ بِاللَّهِ مِنَ النَّارِ، قَالَ: «أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ النَّارِ» قَالَ: ثُمَّ مَضَى، فَاسْتَلَمَ الرُّكْنَ، ثُمَّ قَامَ بَيْنَ الْحَجَرِ، وَالْبَابِ، ‌فَأَلْصَقَ ‌صَدْرَهُ، وَيَدَيْهِ، وَخَدَّهُ إِلَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: «هَكَذَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُ». «سنن ابن ماجه» (2/ 987 ت عبد الباقي)

Artinya,

“Amru bin Syu'aib dari Ayahnya dari Kakeknya, ia berkata: "Aku pernah melakukan tawaf bersama Abdullah bin 'Amru dan setelah kami selesai dari putaran ke tujuh, kami shalat di belakang Ka'bah. Aku kemudian berkata: 'Tidakkah kita seharusnya memohon perlindungan kepada Allah dari neraka? ' Maka ia berkata: 'Aku berlindung kepada Allah dari neraka.' Kemudian ia berlalu, lantas mengusap rukun Hajar Aswad, kemudian berdiri di antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah lalu menempelkan dada, kedua tangan dan pipinya di sana seraya berkata: 'Beginilah aku melihat Rasulullah ﷺ  melakukannya'." (H.R. Ibnu Mājah)

Alasan orang berdoa sangat serius sampai level memeluk adalah karena ia punya hajat yang sangat penting atau mengalami kesusahan hebat sehingga sangat butuh dan sangat menghiba-hiba supaya Allah mengabulkan doanya.

$ads={1}

Oleh karena itu, cara berdoa di Multazam yang paling ideal memang sampai level memeluknya.  Jika tidak bisa, maka cukup berdoa di depannya. 

Doa di Multazam itu mustajab. Di riwayatkan Ibnu ‘Abbās berkata, 

«ما بَينَ الرُّكنِ والبابِ يُدعَى المُلتَزَمَ، لا يَلزَمُ ما بَينَهُما أحَدٌ يَسألُ اللَّهَ شَيئًا إلَّا أعطاه إيّاه». «السنن الكبير» للبيهقي (10/ 229 ت التركي)

Artinya,

“Di antara Rukun Aswad dan pintu Kakbah disebut  Multazam. Tidak ada seorangpun yang memeluknya sambil meminta kepada Allah sesuatu kecuali Allah akan memberikannya” (H.R. al-Baihaqī)

Baca juga: Hukum Berhenti Sebentar Saat Tawaf Haji dan Umrah

Dalam riwayat lain, Ibnmu ‘Abbās berkata, 

« " إِنَّ ‌مَا ‌بَيْنَ ‌الْحَجَرِ ‌وَالْبَابِ ‌لَا ‌يَقُومُ فِيهِ إِنْسَانٌ فَيَدْعُو اللهَ تَعَالَى بِشَيْءٍ إِلَّا رَأَى فِي حَاجَتِهِ بَعْضَ الَّذِي يُحِبُّ». «أخبار مكة - الفاكهي» (1/ 165 ط 2)

Artinya,

“Sesungguhnya di antara Hajar Aswad dengan pintu ada area yang mana tidaklah seorang berdiri di sana laliu berdoa kepada Allah meminta sesuatu kecuali dia akan melihat yang disukainya terkait kebutuhannya” (Akhbāru Makkah juz 1 hlm 165)

Mustajabnya doa di Multazam juga ditegaskan ulama-ulama lain seperti al-Ḥasan al-Baṣrī misalnya. 

Patut dicatat, berdoa di Multazam itu tidak ada hubungan dengan manasik haji dan  umrah. Berdoa di Multazam adalah  ibadah  terpisah. Boleh dilakukan kapanpun. Boleh saat pertama kali masuk Mekah, hendak masuk Kakbah, sebelum tawaf Wadā‘, selesai tawaf, selesai salat sunah tawaf, saat hendak meninggalkan Mekah dll . Al-Syāfi‘ī  mensunahkan berdoa di Multazam jika hendak meninggalkan Kakbah. Al-Syāfi‘ī berkata,

«وَأُحِبُّ ‌لَهُ ‌إذَا ‌وَدَّعَ ‌الْبَيْتَ ‌أَنْ ‌يَقِفَ ‌فِي ‌الْمُلْتَزَمِ ‌وَهُوَ ‌بَيْنَ ‌الرُّكْنِ ‌وَالْبَابِ ‌فَيَقُولُ». «الأم» للإمام الشافعي (2/ 243 ط الفكر)

Artinya,

“Saya saya suka jika seseorang hendak meninggalkan Kakbah dia berdiri di Multazam yang terletak di antara Rukun Aswad dan pintyu Kakbah kemudian berdoa” (Al-Umm, juz 2 hlm 243)

Hanya saja  jangan lama-lama berdoa di Multazam yang membuat orang sampai terganggu, apalagi merebut tempat itu sampai menyakiti orang. Jadi berdoalah di Multazam jika suasana lowong saja. 

Oleh: Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R. Rozikin, Dosen di Universitas Brawijaya)

Demikian Artikel " Mengenal Apa Itu Multazam "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close