Bantahan untuk kaum wahabi yang menyatakan Maulid Nabi SAW bid'ah dan sesat karena tak ada dalilnya!


RUMAH-MUSLIMIN.BLOGSPOT.CO.ID - Dibulan yang penuh kemuliaan ini, dibulan yang penuh keagungan ini, dimana bulan yang dilahirkannya sang cahaya penyelamat umat manusia, cahaya petunjuk jiwa, cahaya petunjuk hati, cahaya petunjuk jalan kebenaran yaitu Sayyidina Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam para kaum wahabi terus mensyiarkan, terus mendakwahkan, terus memberitahukan bahwasannya Maulid Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam itu adalah perbuatan yang tercela, tidak terpuji, tidak ada dalilnya, perkara yang diada-adakan didalam agama islam.

Saat ini banyak kaum Wahabi yang menyatakan Bahwasannya Maulid Nabi SAW itu adalah perkara baru yang diada-adakan didalam Agama dan Para Sahabat Rasulullah SAW tidak memperingati kelahiran Nabi SAW, Maulid Nabi SAW Bertasyabuh dengan orang kafir, karena mengikuti umat Nashrani dalam merayakan kelahiran Nabi Isa AS, Sejarah pertama kali yang melakukan Maulid adalah orang Syiah dan tidak ada manfaat dalam Merayakan Maulid Nabi SAW dan lain sebagainya.

Sepertinya mereka sangat membenci sekali dengan kelahiran Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam. Padahal didalam Maulid itu isinya Amalan-amalan Sunnah. Seperti Shalawat bersama, membaca sirah nabi, Dzikir bersama, Tausiyah, Silaturahmi, Bergembira atas kelahiran Nabi SAW dan masih banyak amalan-amalan Sunnah lainnya. tapi ketika amalan-amalan tersebut di amalkan, mereka malah menyesatkan, membid'ahkan dan lain sebagainya.  

Hadist yang mereka gunakan tidak lebih daripada 1 (satu) , Yaitu " Kullu bid'atin Dholalah wa kullu dholalatin Finnar " . seluruh amalan yang disesatkan oleh mereka, hanya berlandasakan hadist demikian saja. Sungguh kefatalan dalam menilai suatu kebenaran dan kesalahan dalam amalan jika hanya merujuk pada satu hadist saja. bagi mereka, jika tidak ada contoh dari Nabi SAW adalah Bid'ah dan sesat. Tsumma Nauzubillah min zalik, Semoga Allah menjaga kita, melindungi kita daripada Faham tersebut. Aamiin
  
Kami akan menanggapi seluruh Fitnah Wahabi kepada Aswaja yang bertemakan " MAULID NABI SESAT DAN TAK ADA DALILNYA , berikut bantahan-bantahan yang telah kami rangkum, silahkan dibaca :


1. JIKALAU MAULID NABI SAW ITU BAIK, KENAPA PARA SAHABAT NABI SAW TIDAK MEMPERINGATI MAULID NABI SAW ?

Jawaban : 

ADAPUN Para Sahabat Nabi SAW tidak perlu lagi diceritakan Perjuangan Kisah Hidup Beliau agar tumbuh cinta di hati mereka, karena para Sahabat justru menjadi Saksi yang melihat langsung bagaimana Nabi Muhammad SAW berjuang dan Berdakwah, Bagaimana perjalanan kehidupanNya, bagaimana AkhlakNya, bagaimana Kemuliaan-kemuliaanNya, bagaimana keluargaNya Sehingga Tak ada yang meragukan bagaimana cinta mereka (para sahabat) kepada Nabi nya. Bahkan Nyawa merekapun dijadikan Taruhannya demi menjaga, membela dan melindungi Nabi SAW.

Sehingga tak perlu Para Sahabat membaca kisah-kisah Hidup Nabi, disamping karena buku-buku tentang kisah Hidup Nabi itu ditulis jauh setelah mereka wafat. Bahkan buku-buku kisah Nabi itu bersumber dari lisan-lisan mereka (para sahabat) yang kemudian ditulis oleh para Ulama setelahnya.

Justru itu, kitalah yang harus banyak membaca kisah-kisah hidup Nabi Muhammad SAW, agar hati kita dipupuk dan dipenuhi cinta kepada Nabi Muhammad SAW, salah satunya dalam memperingati Maulid Nabi SAW karena didalamnya mengajak kecintaan kita kepada Nabi SAW.

Justru...Kita yang hidup saat ini, harus banyak membaca Kisah hidup beliau, melalui Kitab-kitab yg disusun oleh Para Ulama, seperti SIMTUD DUROR susunan Assayyidil Habib Ali bin Muhammad Alhabsy dan QASHIDAH BURDAH susunan Assyekh Abi Abdillah Muhammad Albushiry dan masih banyak susunan Ulama yang lainnya, seperti Barzanji, Addiba'i dan seterusnya.

  
2. APA DALIL MAULID NABI SAW?

Jawaban :

Di antara dalil perayaan maulid Nabi Muhammad menurut sebagian Ulama` adalah firman Allah:

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

Artinya: “Katakanlah, dengan anugerah Allah dan rahmatNya (Nabi Muhammad Saw) hendaklah mereka menyambut dengan senang gembira.” (QS.Yunus: 58)

Ayat ini menganjurkan kepada umat Islam agar menyambut gembira anugerah dan rahmat Allah. Terjadi perbedaan pendapat diantara ulama dalam menafsiri الفضل dan الرحمة. Ada yang menafsiri kedua lafadz itu dengan Al-Qur’an dan ada pula yang memberikan penafsiran yang berbeda.

Abu Syaikh meriwayatkan dari Ibnu Abbas RA bahwa yang dimaksud dengan الفضل adalah ilmu, sedangkan الرحمة adalah Nabi Muhammad SAW. Pendapat yang masyhur yang menerangkan arti الرحمة dengan Nabi SAW ialah karena adanya isyarat firman Allah SWT yaitu,

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ 

Artinya: “Kami tidak mengutus engkau melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam. (QS. Al-Ambiya’:107).”[Abil Fadhol Syihabuddin Al-Alusy, Ruhul Ma’ani, Juz 11, hal. 186]

Menurut Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani Bergembira dengan adanya Nabi Muhammad SAW ialah dianjurkan berdasarkan firman Allah SWT pada surat Yunus ayat 58 di atas. [Sayyid Muhammad Al-Maliki Al-Hasani, Ikhraj wa Ta’liq Fi Mukhtashar Sirah An-Nabawiyah, hal 6-7]

Nabi SAW berpuasa pada hari lahirnya


عن أبي قتادة رضي الله عنه : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم سُئل عن صوم يوم الإثنين؟ فقال “فيه ولدت، وفيه أنزل علي” رواه الإمام مسلم في الصحيح في كتاب الصيام.

Artinya:

Dari Abi Qotadah Ra, bahwa Rasulullah SAW ditanya mengenai puasa hari senin. Maka beliau menjawab “Di hari itu aku dilahirkan, dan di hari itu diturunkan padaku (al-Qur’an)” (HR. Imam Muslim dalam Shohih-nya pembahasa tentang puasa)

Hari  senin, hari kelahiran Nabi SAW, oleh beliau dianjurkan untuk melakukan puasa. Hal tersebut menunjukkan keutamaan hari itu, dimana cayaha kebenaran terbentang di negeri padang pasir yang jahiliyyah. Pantas jika kelahiran beliau adalah sebuah hari yang patut untuk diperingati dan diisi dengan kegiatan yang baik dan tidak bertentangan dengan syariat. selama kegiatan tersebut di isi dengan segala kegiatan yang bermanfaat dan dapat meningkatkan rasa Mahabbah dan Rindu ini kepada Rasulullah SAW, maka itu diperbolehkan menurut mayoritas para Ulama Ahlusunnah Wal Jama'ah.

Itulah dalil-dalil yang memperbolehkan mengadakan acara Maulid Nabi SAW dan masih banyak dalilnya yang tidak bisa diposting keseluruhannya.


3. APAKAH MAULID NABI SAW YANG MELAKUKAN PERTAMA KALI ORANG SYIAH? LALU JIKA BUKAN SEJARAH YANG BENAR BAGAIMANA?


Pertama : Memperingati hari kelahiran (maulid) Nabi sudah ada sejak masa Nabi shallahhu ‘alaihi wa sallam sendiri. Yakni dari segi mengagungkan hari di mana Nabi dilahirkan dengan melakukan suatu ibadah yaitu berpuasa.

Ketika Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang puasa hari senin, beliau menjawab :



ذاك يوم ولدت فيه ويوم بعثت اوانزل علي فيه

“ Hari itu hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkan wahyu kepadaku “ (HR. Muslim)

Ini merupakan dalil nyata bolehnya memperingati hari kelahiran (maulid) beliau yang saat itu dirayakan oleh Nabi dengan salah satu macam ibadah yaitu berpuasa. Dan ini merupakan fakta bahwa beliaulah pertama kali yang mengangungkan hari kelahirannya sendiri dengan berpuasa.  Maka mengagungkan hari di mana beliau dilahirkan merupakan sebuah sunnah yang telah Nabi contohkan sendiri. Ini asal dan esensi dari acara maulid Nabi.

Kedua : Merayakan, mengagungkan dan memperingati hari kelahiran (maulid) Nabi dengan berbagai cara dan program sudah sejak lama diikuti oleh para ulama dan raja-raja yang shalih. Kita kupas sejarahnya di sini :

1. Ibnu Jubair seorang Rohalah ( Seorang penjelaja tempat-tempat dan daerah-daerah jauh )  (lahir pada tahun 540 H) mengatakan dalam kitabnya yang berjudul Rihal :

يفتح هذا المكان المبارك أي منزل النبي صلى الله عليه وسلم ويدخله جميع الرجال للتبرّك به في كل يوم اثنين من شهر ربيع الأول ففي هذا اليوم وذاك الشهر ولد النبي صلى الله عليه وسلم

“ Tempat yang penuh berkah ini dibuka yakni rumah Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam, dan semua laki-laki memasukinya untuk mengambil berkah dengannya di setiap hari senin dari bulan Rabi’ul Awwal. Di hari dan bulan inilah Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan “ ( Rihal, Ibnu Jubair : 114-115 )

Dari sini sudah jelas bahwa saat itu perayaan maulid Nabi merupakan sudah menjadi tradisi kaum muslimin di Makkah sebelum kedatangan Ibnu Jubair di Makkah dan Madinah dengan acara yang berbeda yaitu membuka rumah Nabi untuk umum agar mendapat berkah dengannya. Ibnu Jubair masuk ke kota Makkah tanggal 16 Syawwal tahun 579 Hijriyyah.  Menetap di sana selama delapan bulan dan meninggalkan kota Makkah hari Kamis tanggal 22 bulan Dzul Hijjah tahun 579 H, dengan menuju ke kota Madinah al-Munawwarah dan menetap selama 5 hari saja.

2. Syaikh Umar al-Mulla seorang syaikh yang shalih yang wafat pada tahun 570 H, dan shulthan Nuruddin Zanki seorang pentakluk pasukan salib. Kita simak penuturan syaikh Abu Syamah (guru imam Nawawi) tentang dua tokoh besar di atas :

قال العماد: وكان بالموصل رجل صالح يعرف بعمر الملاَّ، سمى بذلك لأنه كان يملأ تنانير الجص بأجرة يتقوَّت بها، وكل ما عليه من قميص ورداء، وكسوة وكساء، قد ملكه سواه واستعاره، فلا يملك ثوبه ولا إزاره. وكن له شئ فوهبه لأحد مريديه، وهو يتجر لنفسه فيه، فإذا جاءه ضيف قراه ذلك المريد. وكان ذا معرفة بأحكام القرآن والأحاديث النبوية.كان العلماء والفقهاء، والملوك والأمراء، يزورونه في زاويته، ويتبركون بهمته، ويتيمنَّون ببركته. وله كل سنة دعوة يحتفل بها في أيام مولد رسول الله صلى الله عليه وسلم يحضره فيها صاحب الموصل، ويحضر الشعراء وينشدون مدح رسول الله صلى الله عليه وسلم في المحفل. وكان نور الدين من أخص محبيه يستشيرونه في حضوره، ويكاتبه في مصالح أموره

“ al-‘Ammad mengatakan , “ Di Mosol ada seorang yang shalih yang dikenal dengan sebutan Umar al-Mulla, disebut dengan al-Mulla sebab konon beliau suka memenuhi (mala-a) ongkos para pembuat dapur api sebagai biaya makan sehari-harinya, dan semua apa yang ia miliki berupa gamis, selendang, pakaian, selimut, sudah dimiliki dan dipinjam oleh orang lain, maka beliau sama sekali tidak pakaian dan sarungnya. Jika beliau memiliki sesuatu, maka beliau memberikannya kepada salah satu muridnya, dan beliau menyewa sesuatu itu untuknya, maka jika ada tamu yang datang, murid itulah yang menjamunya. Beliau seorang yang memiliki pengetahuan tentang hokum-hukum al-Quran dan hadits-hadits Nabi. Para ulama, ahli fiqih, raja dan penguasa sering menziarahi beliau di padepokannya, mengambil berkah dengan sifat kesemangatannya, mengharap keberkahan dengannya. Dan beliau setiap tahunnya mengadakan peringatan hari kelahiran (maulid) Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam yang dihadiri juga oleh raja Mosol. Para penyair pun juga datang menyenandungkan pujian-pujian kepada Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam di perayaan tersebut. Shulthan Nuruddin adalah salah seorang pecintanya yang merasa senang dan bahagia dengan menghadiri perayaan maulid tersebut dan selalu berkorespondesi dalam kemaslahatan setiap urusannya “. ( Ar-Roudhatain fii Akhbar ad-Daulatain, Abu Syamah, pada fashal (bab) : Hawadits (peristiwa) tahun 566 H )

Ini juga disebutkan oleh al-Hafidz Ibnu Katsir dalam Tarikh pada bab Hawadits 566 H. al-Hafidz adz-Dzahabi mengatakan tentang syaikh Umar ash-Shalih ini : “

وقد كتب الشيخ الزاهد عمر الملاّ الموصلي كتاباً إلى ابن الصابوني هذا يطلب منه الدعاء

“ Dan sungguh telah menulis syaikh yang zuhud yaitu Umar al-Mulla al-Mushili sebuah tulisan kepada Ibnu ash-Shabuni, “ Ini orang meminta ddoa darinya “. ( Tarikh al-Islam, adz-Dzahabi : 41 / 130 )

Adz-Dzahabi dalam kitab lainnya juga mengatakan :

وكان ذلك تحت إمرة الملك العادل السُّنِّيِّ نور الدين محمود زنْكِي الذي أجمع المؤرخون على ديانته وحسن سيرته، وهو الذي أباد الفاطميين بمصر واستأصلهم وقهر الدولة الرافضية بها وأظهر السنة وبني المدارس بحلب وحمص ودمشق وبعلبك وبنى المساجد والجوامع ودار الحديث

“ Beliau (syaikh Umar) di bawah kekuasaan raja yang adil yang sunni yaitu Nuruddin Mahmud Zanki, yang para sejarawan telah ijma’ (konsesus/sepakat) atas kebaikan agama dan kehidupannya. Beliaulah yang telah memusnahkan dinasti Fathimiyyun di Mesir sampai ke akar-akarnya, menghancurkan kekuasaan Rafidhah. Menampakkan (menzahirkan) sunnah, membangun madrasah-madrasah di Halb, Hamsh, Damasqus dan Ba’labak, juga membangun masjid-masjid Jami’ dan pesantren hadits “ ( Siyar A’lam an-Nubala, adz-Dzahabi : 20 / 532 )

Al-Hafidz Ibnu Katsir menceritakan sosok raja Nuruddin Zanki sebagai berikut :

أنّه كان يقوم في أحكامه بالمَعدلَةِ الحسنة وإتّباع الشرع المطهّر وأنّه أظهر ببلاده السنّة وأمات البدعة وأنّه كان كثير المطالعة للكتب الدينية متّبعًا للآثار النبوية صحيح الاعتقاد قمع المناكير وأهلها ورفع العلم والشرع

“ Beliau adalah seorang raja yang menegakkan hokum-hukumnya dengan keadilan yang baik dan mengikuti syare’at yang suci. Beliau menampakkan sunnah dan mematikan bid’ah di negerinya. Beliau seorang yang banyak belajar kitab-kitab agama, pengikut sunnah-sunnah Nabi, akidahnya sahih, pemusnah kemungkaran dan pelakuknya, pengangkat ilmu dan syare’at “. ( Tarikh Ibnu Katsir : 12 / 278 )

Ibnu Atsir juga mengatakan :

طالعت سِيَرَ الملوك المتقدمين فلم أر فيها بعد الخلفاء الراشدين وعمر بن عبد العزيز أحسن من سيرته, قال: وكان يعظم الشريعة ويقف عند أحكامها

“ Aku telah mengkaji sejarah-sejarah kehidupan para raja terdahulu, maka aku tidak melihat setelah khalifah rasyidin dan Umar bin Abdul Aziz yang lebih baik dari sejarah kehidupannya (Nurruddin Zanki). Beliau pengangung syare’at dan tegak di dalam hokum-hukumnya “. ( Tarikh Ibnu Atsir : 9 / 125 )


3. Kemudian berlanjut perayaan tersebut yang dilakukan oleh seorang raja shaleh yaitu raja al-Mudzaffar penguasa Irbil, seorang raja orang yang pertama kali merayakan peringatan maulid Nabi dengan program yang teratur dan tertib dan meriah. Beliau seorang yang berakidahkan Ahlus sunnah wal jama’ah.

Al-Hafidz Ibnu Katsir mengatakan :

ابن زين الدين علي بن تبكتكين أحد الاجواد والسادات الكبراء والملوك الامجاد له آثار حسنة…. وكان يعمل المولد الشريف في ربيع الاول ويحتفل به احتفالا هائلا وكان مع ذلك شهما شجاعا فاتكا بطلا عاقلا عالما عادلا رحمه الله وأكرم مثواه وقد صنف الشيخ أبو الخطاب ابن دحية له مجلدا في المولد النبوي سماه التنوير في مولد البشير النذير فأجازه على ذلك بألف دينار وقد طالت مدته في الملك في زمان الدولة الصلاحية وقد كان محاصر عكا وإلى هذه السنة محمود السيرة والسريرة قال السبط حكى بعض من حضر سماط المظفر في بعض الموالد كان يمد في ذلك السماط خمسة آلاف راس مشوى وعشرة آلاف دجاجة ومائة ألف زبدية وثلاثين ألف صحن حلوى

“ Beliau adalah putra Zainuddin Ali bin Tabkitkabin salah seorang tokoh besar dan pemimpin yang agung. Beliau memiliki sejarah hidup yang baik. Beliau yang memakmurkan masjid al-Mudzhaffari….dan beliau konon mengadakan acara Maulid Nabi yang mulia di bulan Rabiul Awwal, dan merayakannya dengan perayaan yang meriah, dan beliau adalah seorang raja yang cerdas, pemberani, perkasa, berakal, alim dan adil –semoga Allah merahmatinya dan memuliakan tempat kembalinya- syaikh Abul Khaththab Ibnu Dihyah telah mengarang kitab berjilid-jilid tentang Maulid Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam yang dinamakannya “ At-Tanwir fi Maulid al-Basyir an-Nadzir “, lalu diberikan balasan atas usaha itu oleh raja sebesar seribu dinar. Masa kerajaannya begitu panjang di zaman Daulah shalahiyyah. Beliau pernah mengepung negeri ‘Ukaa. Di tahun ini beliau baik kehidupannya lahir dan bathin. As-Sibth mengatakan, “ Seorang yang menghadiri kegiatan raja al-Mudzaffar pada beberapa acara maulidnya mengatakan, “ Beliau pada perayaan maulidnya itu menyediakan 5000 kepala kambing yang dipanggang, 10.000 ayam panggang, 100.000 mangkok besar (yang berisi buah-buahan), dam 30.000 piring berisi manisan “. ( Al-Bidayah wa an-Nihayah, Ibnu Katsir : 13/ 136 )

Adz-Dzahabi juga mengatakan tentang sifat-sifat beliau :

وَكَانَ مُتَوَاضِعاً، خَيِّراً، سُنِّيّاً، يُحبّ الفُقَهَاء وَالمُحَدِّثِيْنَ، وَرُبَّمَا أَعْطَى الشُّعَرَاء، وَمَا نُقِلَ أَنَّهُ انْهَزَم فِي حرب

“ Beliau adalah orang yang rendah hati, sangat baik, seorang yang berakidahkan Ahlus sunnah, pecinta para ahli fiqih dan hadits, terkadang suka memberi hadiah kepada para penyair, dan tidak dinukilkan bahwa beliau kalah dalam pertempuran “. ( Siyar A’lam an-Nubala : 22 / 336 )
 
Jadi jika dikatakan, Pertama kali yang melakukan Maulid Nabi SAW adalah orang Syiah, itu adalah salah besar.

4. BUKANKAH MAULID NABI SAW MENGIKUTI NASHRANI DALAM MEMPERINGATI HARI KELAHIRAN NABI ISA AS? BUKANKAH ITU NAMANYA BERTASYABUH DENGAN ORANG KAFIR?

Jikalah mendefinisikan Maulid bertasyabuh dengan orang kafir, maka sesungguhnya kamu telah tersesatkan dengan pemahaman demikian hingga dirimu mencap Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bertasyabuh dengan orang kafir, seperti dalam riwayat dibawah ini :

 Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma, yang beliau berkata,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَوَجَدَ الْيَهُودَ صِيَامًا يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِى تَصُومُونَهُ ». فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ أَنْجَى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَقَوْمَهُ وَغَرَّقَ فِرْعَوْنَ وَقَوْمَهُ فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا فَنَحْنُ نَصُومُهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ ». فَصَامَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ.

“Ketika tiba di Madinah, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mendapati orang-orang Yahudi melakukan puasa ’Asyura. Kemudian Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bertanya, ”Hari yang kalian bepuasa ini adalah hari apa?” Orang-orang Yahudi tersebut menjawab, ”Ini adalah hari yang sangat mulia. Ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya. Ketika itu pula Fir’aun dan kaumnya ditenggelamkan. Musa berpuasa pada hari ini dalam rangka bersyukur, maka kami pun mengikuti beliau berpuasa pada hari ini.”Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam lantas berkata, ”Kita seharusnya lebih berhak dan lebih utama mengikuti Musa daripada kalian.” Lalu setelah itu Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa.” (HR. Muslim)

Dari hadits tersebut diatas, si penanya kemudian menyimpulkan bahwa ada perkara yang semestinya diselisihi, namun mengapa Rasulullah malah melaksanakannya? Perkara yang ia maksud yakni tasyabbuh/meniru amalan orang Yahudi yang melakukan puasa ‘asyura. 

Dan Riwayat hadist dibawah ini :

Rasulullah SAW bersabda :


عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ يَوْمَ السَّبْتِ وَيَوْمَ اْلأَحَدِ أَكْثَرَ مِمَّا يَصُومُ مِنْ اْلأَيَّامِ وَيَقُولُ إِنَّهُمَا عِيدَا الْمُشْرِكِينَ فَأَنَا أُحِبُّ أَنْ أُخَالِفَهُمْ. (رواه أحمد والنسائي وصححه ابن خزيمة وابن حبان).

Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selalu berpuasa pada hari Sabtu dan Ahad, melebihi puasa pada hari-hari yang lain. Beliau bersabda: “Dua hari itu adalah hari raya orang-orang Musyrik, aku senang menyelisihi mereka.” (HR. Ahmad [26750], al-Nasa’i juz 2 hlm 146, dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban).

Dalam hadits di atas jelas sekali, karena pada hari Sabtu dan Ahad, kaum Musyrik menjadikannya hari raya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, menyelisihi mereka dengan berpuasa.

Note : Jadi kesimpulan didalam 2 Riwayat diatas adalah, tidak boleh bertasyabuh dengan orang kafir maksudnya, dengan mengikuti segala kegiatan mereka-mereka yang keluar daripada Syari'at islam, yang tidak diajarkan diagama islam dan tentunya yang banyak MudharatNya inilah yang tidak diperbolehkan dalam bertasyabuh dengan orang kafir.

Tapi jikalah di isi dengan perkara-perkara Sunnah, amalan-amalan sunnah. maka ini diperbolehkan, dan itu adalah hal baik, seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW di dalam Riwayat diatas.

Disini sudah jelas, bahwasannya Kaum Wahabi ini salah dalam mendefinisikan TASYABUH. 

Dan padahal Maulid Nabi SAW tidak mengambil konsep daripada orang Nashrani ( Lihat Jawaban Sejarah Maulid Nabi SAW pada pertanyaan no. 3 di atas ). 


5. APAKAH ADA MANFAAT, SENANG ATAS KELAHIRAN NABI SAW, DENGAN MERAYAKAN MAULID NABI SAW?

Jelas sekali ada manfaatnya, bahkan Senang dan memperingati Hari Lahir Nabi SAWpun dirasakan oleh Abu lahab, yaitu Musuh daripada Sayyidina Muhammad SAW.

Berikut kisahnya :

Abu Lahab Musuh Sayyidina Muhammad SAW Diringankan Siksanya Tiap Hari Senin

Diriwayatkan didalam Shohih Bukhari bahwa ketika Abbas bin Abdul Mutholib bermimpi Abu Lahab setelah wafatnya. 

Dilihatnya Abu Lahab berada didalam api yang mengerikan, maka ditanya kepada Abu Lahab apa yang kau terima setelah kematianmu wahai Abu Lahab?

Berkata Abu Lahab :“tidak pernah kurasakan kenikmatan dan ketenangan sejak aku wafat terkecuali setiap hari senin aku diberi keringanan karena membebaskan budakku Juwairiyah mendengar kabar kelahiran Nabi Muhammad saw”.

Jadi Juwairiyah itu budaknya Abu Lahab. Disaat hari senin lahirnya Rasul saw datang Juwairiyah kepada Abu Lahab: 

“Abu Lahab, Aminah sudah melahirkan”

Tapi ia bebaskan budaknya begitu dengan kabar gembira Aminah sudah melahirkan anak. “oohhh.. kau bebas karena aku gembira kau yang bawa kabar gembira ini maka kau bebas”. 

(Abu Lahab) di kemudian hari menjadi musuh besar Nabi Muhammad SAW sampai diangkat 2 kali oleh Allah dalam 1 ayat “tabbat yadaa abilahabiwwatabba, celaka dua tangan Abu Lahab dan celaka” QS. Al Lahab : 1. Tidak ada satu orang pun yang dimurkai oleh Allah dalam satu ayat 2X kecuali Abu Lahab.. 

Tapi Allah tidak melupakan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad saw. 

Setiap hari senin, Abu Lahab berkata: 


“aku diberi keringanan dengan bisa minum air dari ibu jariku ini, antara telunjuk dan ibu jari itu Allah keluarkan pancarkan air agar ia bisa minum karena pernah membebaskan budaknya Juwairiyah saat hari kelahiran Nabi Muhammad saw”. 

Kisah diatas tertulis didalam beberapa kitab hadits di antaranya Shohih Bukhori, Sunan Baihaqi al-Kubra dan Syi`bul Iman. [ Maktabah Syamilah, Shahih Bukhari, Juz 7, hal 9, Sunan Baihaqi al-Kubra, Juz 7, hal 9, Syi`bul Iman, Juz 1, hal 443 dan didalam Fathul Bari karangan al- Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani, Fathul Bari, Juz 11, hal 431]

Di lihat dari kisah diatas, bahwasannya Abu Lahab merayakan kelahiran Nabi SAW dengan cara membebaskan Budaknya karena begitu senang dirinya atas kelahiran keponakannya tersebut, Tapi Allah tidak melupakan perbuatan yang dilakukan Abu Lahab tersebut walaupun ketika Wafat ia dalam keadaan kafir dan menjadi musuh besar dari Nabi SAW.

Abu Lahab musuh besar Rasulullah SAW saja diringankan siksa kuburnya setiap hari senin karena Senang atas lahirnya Nabi SAW dengan membebaskan budaknya, padahal ia bukan muslim. sedangkan kita yang muslim senang atas lahir Nabi SAW dengan merayakan maulid Nabi SAW lalu di isi dengan Amalan-amlan Sunnah, seperti shalawat bersama, membaca sirah nabi dan lain sebagainya berniat untuk meningkatkan rasa Mahabbah kita kepada Rasulullah SAW lebih dalam lagi, lalu dikatakan BID'AH DAN SESAT?

 Saya jadi teringat Ucapan Ibn Mukhlid dalam tafsirnya berikut ini : 

أن إبليس رن أربع رنات: رنة حين لعن، ورنة حين أهبط الى الأرض، ورنة حين ولد رسول الله صلى الله عليه وسلم، ورنة حين أنزلت فاتحة الكتاب

“ Sesungguhnya Iblis berteriak sambil menangis pada empat kejadian : pertama ketika ia dilaknat oleh Allah, Kedua ketika ia diusir ke bumi, ketiga ketika Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan dan keempat ketika surat al-Fatehah diturunkan “. ( Ini disebutkan oleh syaikh Ibnu Muflih dari Ibn Mukhlid yang mengisahkan kisah ini dari Hasan al-Bashri )

Apa jangan-jangan mereka yang melarang Maulid Nabi SAW Itu keturunan Iblis? atau bagaimana? entahlah. semoga mereka yang menyesatkan dan membid'ahkan Maulid Nabi SAW dan tidak senang atas kelahiran Nabi SAW diberikan Hidayah Oleh Allah SWT.

Semoga penjelasan-penjelasan yang telah kami paparkan diatas telah terjawab sudah, dan semoga ada manfaat didalamnya. silahkan copy / bagikan jika artikel ini bermanfaat.
  
Wassalam.
  
Sumber : Berbagai Sumber 
dirangkum oleh : Rumah-muslimin

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close