Apa Makna Bersaksi, Padahal Kita Tidak Melihat Allah?


Pertanyaan:

Assalamu’alaikum. Wr. Wb. Buya, saya selalu menangis ketika ingat pertanyaan itu hadir pada saya. “Bagaimana kamu bisa bersaksi, sedangkan kamu tak melihat dan mendengar?” Demi Allah, yang menciptakan saya dari segumpal darah, saya beriman… Buya, bantu saya menjawab pertanyaan harafiah.

Jawaban:

Wa’alaikumussalam Wr. Wb. Kami sering paparkan permasalan ini dalam banyak majelis kami saat membahas tentang Aqidah. Kami sederhanakan dalam dialog ringan bahwa bagi seseorang untuk mempercayai sesuatu tidak harus melihat dan mendengar (barangkali maksud penanya adalah bukti yang bisa ditangkap oleh panca indra). Bahkan kami tegaskan hanya orang gila yang hanya bisa percaya kepada yang bisa ditangkap oleh panca indra.

Sebagai contoh: Ada 3 dokter yang anda kenal baik dan jujur dalam tutur katanya. Suatu ketika datang ke kampus anda membicarakan beberapa hal yang ada sangkut pautnya dengan medis. Kemudian 3 dokter tersebut mengeluarkan sebotol air putih yang kebetulan anda sangat merasa kehausan. Lalu sang dokter meminta anda untuk membuangnya sambil berkata: “Tolong air keras ini dibuang dan jangan diminum sebab kalau di minum orang tersebut akan hancur tenggorokan dan ususnya dan langsung mati.” Anda yang mendengar omongan dokter tersebut langsung mempercayai kemudian langsung anda buang, atau anda berkata: “Tidak dokter, saya tidak percaya dengan omongan anda. Karena aku belum melihat langsung buktinya, dan kebetulan saya haus biar saya minum saja.”

Coba renungi dengan cermat! Semua orang berakal akan paham. Jika anda membuangnya berarti akal anda sehat. Akan tetapi kalau anda justru meminumnya hanya karena mata anda belum melihat bukti ada orang terkapar mati setelah meminum air keras tersebut, maka semua orang akan berkata bahwa anda telah gila.

Banyak contoh lain yang menunjukkan bahwa orang bisa mempercayai sesuatu sekalipun tidak melihatnya atau tidak merasakan dengan panca indranya. Anda pikir! Dengan indra apa saat anda merasakan lapar dan kerinduan?

Ini adalah pendekatan pemahaman tentang iman kepada Allah SWT. Bahwa kita sungguh bisa mengimani keberadaan Allah SWT dengan cipta-karya Allah SWT yang bertebaran di jagat raya. Mari kita simak kalimat sederhana orang badui namun penuh makna: “Jika ada bekas tapak kaki manusia di jalan itu artinya, tadi ada orang yang melewatinya. jika ada kotoran unta tentu keluar dari perut unta, biar pun aku tidak melihat orang tersebut dan tidak melihat unta tersebut.” Wallahu a’lam bish-shawab

Sumber : buyayahya.org

Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
  
Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close