Membangun Semangat Baru


MEMBANGUN SEMANGAT BARU

Bangkit dari keterperukan adalah sesuatu yang harus diusahakan setiap muslim. Apakah itu persoalan rezeki yang seret, usaha yang belum maju dan prahara rumah tangga serta masih banyak lagi problematika hidup yang seakan-akan tiada henti menghujam.
.
Apabila terlalu kita merenung dan berfikir yang tiada kesudahan maupun kesedihan yang berepisode, dikhawatirkan dampak negatif yang akan timbul bermacam-macam, dari kesumpekan, lemah semangat yang pada ujungnya berakibat putus asa dari rahmat-Nya.
.
Dalam hal inilah, kenapa kita mesti membangun semangat baru?
.
Mungkin ada yang berpendapat, kalau dasarnya semangat tetap saja selamanya semangat.
.
Saudara-saudariku,
Semangat ada hubungannya dengan hati dan fikiran, dikala hati mulai dirundung sedih atau mengalami pergeseran tak jarang semangat pun akan berkurang.
Kita bisa melihat seseorang yang sedang mengalami masalah rumah tangga atau bermasalah dengan hubungannya, tak jarang semangat makan pun berkurang bahkan ada yang merasakan hidupnya kurang bersemangat. Itu alasan pertama bahwa hati disebut selalu bergerak adakalanya mundur ada kalanya maju, ada saatnya semangat adakala bawaannya malas.
.
Diantara syarat untuk membangun semangat baru adalah dengan meyakini bahwa rahmat Allah, kasih sayang dan perhatian-Nya kepada makhluk sangat luas,Maha tahu dan ilmu-Nya.
.
Kedua: Membangun kepercayaan diri, membuang rasa malas, melawan keragu-raguan hingga tidak percaya akan potensi yang ada dalam diri kita.
Kita lihat beberapa saudara (i) kita, mereka bukanlah orang yang tidak berpendidikan namun untuk coba mensuply atau menyebarkan ilmu yang pernah ia pelajari saja ia merasa tidak percaya diri. Punya potensi lebih tapi tidak stabil dengan cara fikirnya, Inilah yang jika tidak segera diatasi tipikal seperti ini susah "move on" karakter lembek, baru dikasi cobaan satu jam, sedih dan galaunya bisa sampai setahun bahkan lebih.
Simaklah firman suci ini:
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."
(QS 2.Al Baqarah:286).
.
Masih ragukah kita dengan kalam ilahi diatas, kenapa DIA memberikan cobaan, ujian masalah hidup pada kita?
Karena DIA maha tahu, kita akan mampu melewatinya dan Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

Marilah kita bertafakur bahwa tidaklah ada kesedihan kecuali sudah Dia siapkan kebahagiaan, tidaklah ada sesuatu yang memberatkan kecuali sudah disiapkan kemudahan.

Sumber : Fanspage Facebook Alhabib Quraisy Baharun

Wallahu a'lam bis shawab.

Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close