ORANG YANG MEMECAH BELAH AGAMANYA DEMI SUATU KEPENTINGAN
Oleh : K.H Abdi Kurnia Djohan
(إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ ۚ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ)
Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka menjadi (terpecah) dalam golongan-golongan, sedikit pun bukan tanggung jawabmu (Muhammad) atas mereka. Sesungguhnya urusan mereka (terserah) kepada Allah. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.
[Surat Al-An'am 159]
1. Rasulullah tidak ada urusan dengan orang-orang yang memecah belah umat Islam menjadi kelompok-kelompok:
2. Habib Umar bin Hafidz di dalam satu ceramahnya mengatakan bahwa tujuan dakwah itu adalah menuju Allah, bukan untuk kelompok, madzhab, atau golongan. Karena itu, seorang da'i diberi tambahan label ila Allah, menjadi da'i ila Allah (penyeru kepada Allah).
3. Jika dijumpai da'i yang mengajak orang lain untuk mendukung kelompoknya, golongannya atau mazhabnya atau menganggap kelompok, golongan atau mazhabnya lebih baik, bisa dipastikan yang bersangkutan "tidak mengajak umat kepada Allah".
4. Ayat di atas mengingatkan umat Islam untuk mewaspadai usaha memecah belah umat dengan berbagai isu yang membuat umat tidak percaya lagi kepada ajaran agamanya.
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim