Usia Sudah Tua Namun tidak bisa Membaca Al-Qur'an, Bagaimana hukumnya?

USIA SUDAH TUA NAMUN TIDAK BISA MEMBACA AL-QUR'AN, BAGAIMANA HUKUMNYA?

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Masih banyak diantara kaum muslimin yang tidak mengetahui ataupun mempelajari ilmu tajwid Al-Qur'an dengan baik. kebanyakan diantara mereka tidak pernah memiliki kesempatan belajar ilmu tajwid sebab akses belajar serta lingkungan tempat tinggalnya yang tidak mendukung.

Adapun mereka belajar membaca Al-Qur'an hanya sebatas membaca harakat fathah (a), kasrah (i) dhommah (u) dan seterusnya seperti yang ada di dalam buku IQRA.

Biasanya pelajaran IQRA diajarkan oleh guru /les ngaji didaerah sekitar rumahnya dan yang mengajarpun biasanya dengan ikhlas, tentu dengan banyaknya anak yang mengaji serta terbatasnya tenaga pengajar sehingga pelajaran mengenai ilmu tajwid tidak bisa disampaikan secara menyeluruh.

Namun bagaimana jika ada seorang muslim yang hingga sampai usia tua namun buta dan tidak memahami ilmu tajwid ( baca Al-Qur'an ) sama sekali ?

Dan bagaimanakah :

1. Hukum Belajar Al-Qur'an? 

2. Hukum membaca & belajar Al-Qur'an

3. Hukum Orang yang buta huruf Al-Qur'an sementara usia telah menginjak 40 tahun ke atas?

Berikut jawabannya :

Diskripsi : Masih banyak masyarakat kita (islam) awam tentang membaca Al-Qur'an bisa dikatakan buta Menyibukkan diri mempelajari ilmu tajwid hukumnya fardlu kifayah.

$ads={1}

Adapun mengamalkannya, Ulama' mutaqoddimun dari para Ulama' Qiro'ah dan tajwid berpendapat bahwasanya memakai semua dasar ilmu tajwid hukumnya wajib dan berdosa bagi yang meninggalkannya. Sama saja apakah berkaitan dengan menjaga huruf-hurufnya (dari perkara yang merubah bentuknya atau merusak maknanya) atau berkaitan dengan selainnya dari perkara yang telah disebutkan oleh Ulama' dalam kitab-kitab tajwid seperti idgom dan lainya.

Muhammad bin Al-Jazari berkata dalam kitab An-Nasr menukil dari Imam Nashr Asy-Syairozi; belajar Al-Qur'an dari guru adalah wajib dalam membaca Al-Qur'an, dan wajib bagi Qori' membaca Al-Qur'an sesuai dengan haknya

Baca Juga :

Akad Nikah Yang Kedua Membatalkan Akad Nikah Yang Pertama?

Ulama' mutaakhhirun berpendapat pada mentafsil (memerinci) :

perkara yang wajib syar'i dari permasalahan tajwid, yakni perkara yang meninggalkan kepada merubah bentuk dan merusak makna

perkara yang wajib shina'i, yakni yang mewajibkan ahlinya pada ilmu untuk menyempurnakan keserasian Qur'an, dan hal ini perkara yang telah disebutkan oleh Ulama' dalam kitab-kitab tajwid dari permasalahan-permasalahan yang tidak seperti itu, seperti idgom, ikhfa' dan seterusnya. Maka semacam ini menurut mereka (mutaakhhirun) tidak berdosa bagi yang meninggalkannya.

$ads={2}

نهاية القول المفيد ص ٢٦

اعلم ان الواجب في علم التجويد ينقسم الى واجب شرعي وهو ما يثاب على فعله ويعاقب على تركه او صناعي وهو ما يحسن فعله ويقبح تركه ويعزر على تركه التعزير اللائق به عند اهل تلك الصناعة. فالشرعي ما يحفظ الحروف من تغيير المعنى وافساد المعنى فيأثم تاركه. والصناعي ما ذكره العلماء في كتب التجويد كالادغام والاخفاء والاقلاب والترقيق والتفخيم فلا يأثم تاركه على اختيار المتأخرين. واما المتقدمون فاختاروا وجوب الجميع شرعا 

موسوعة فقهية الكويتية ، ج ١٠ ص ١٧٨ }

اﻟﺤﻜﻢ اﻹﺟﻤﺎﻟﻲ:

ﻻ ﺧﻼﻑ ﻓﻲ ﺃﻥ اﻻﺷﺘﻐﺎﻝ ﺑﻌﻠﻢ اﻟﺘﺠﻮﻳﺪ ﻓﺮﺽ ﻛﻔﺎﻳﺔ ﺃﻣﺎ اﻟﻌﻤﻞ ﺑﻪ، ﻓﻘﺪ ﺫﻫﺐ اﻟﻤﺘﻘﺪﻣﻮﻥ ﻣﻦ ﻋﻠﻤﺎء اﻟﻘﺮاءاﺕ ﻭاﻟﺘﺠﻮﻳﺪ ﺇﻟﻰ ﺃﻥ اﻷﺧﺬ ﺑﺠﻤﻴﻊ ﺃﺻﻮﻝ اﻟﺘﺠﻮﻳﺪ ﻭاﺟﺐ ﻳﺄﺛﻢ ﺗﺎﺭﻛﻪ، ﺳﻮاء ﺃﻛﺎﻥ ﻣﺘﻌﻠﻘﺎ ﺑﺤﻔﻆ اﻟﺤﺮﻭﻑ - ﻣﻤﺎ ﻳﻐﻴﺮ ﻣﺒﻨﺎﻫﺎ ﺃﻭ ﻳﻔﺴﺪ ﻣﻌﻨﺎﻫﺎ - ﺃﻡ ﺗﻌﻠﻖ ﺑﻐﻴﺮ ﺫﻟﻚ ﻣﻤﺎ ﺃﻭﺭﺩﻩ اﻟﻌﻠﻤﺎء ﻓﻲ ﻛﺘﺐ اﻟﺘﺠﻮﻳﺪ، ﻛﺎﻹﺩﻏﺎﻡ ﻭﻧﺤﻮﻩ. ﻗﺎﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ اﻟﺠﺰﺭﻱ ﻓﻲ اﻟﻨﺸﺮ ﻧﻘﻼ ﻋﻦ اﻹﻣﺎﻡ ﻧﺼﺮ اﻟﺸﻴﺮاﺯﻱ: ﺣﺴﻦ اﻷﺩاء ﻓﺮﺽ ﻓﻲ اﻟﻘﺮاءﺓ، ﻭﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻘﺎﺭﺉ ﺃﻥ ﻳﺘﻠﻮ اﻟﻘﺮﺁﻥ ﺣﻖ ﺗﻼﻭﺗﻪ

ﻭﺫﻫﺐ اﻟﻤﺘﺄﺧﺮﻭﻥ ﺇﻟﻰ اﻟﺘﻔﺼﻴﻞ ﺑﻴﻦ ﻣﺎ ﻫﻮ (ﻭاﺟﺐ ﺷﺮﻋﻲ) ﻣﻦ ﻣﺴﺎﺋﻞ اﻟﺘﺠﻮﻳﺪ، ﻭﻫﻮ ﻣﺎ ﻳﺆﺩﻱ ﺗﺮﻛﻪ ﺇﻟﻰ ﺗﻐﻴﻴﺮ اﻟﻤﺒﻨﻰ ﺃﻭ ﻓﺴﺎﺩ اﻟﻤﻌﻨﻰ، ﻭﺑﻴﻦ ﻣﺎ ﻫﻮ (ﻭاﺟﺐ ﺻﻨﺎﻋﻲ) ﺃﻱ ﺃﻭﺟﺒﻪ ﺃﻫﻞ ﺫﻟﻚ اﻟﻌﻠﻢ ﻟﺘﻤﺎﻡ ﺇﺗﻘﺎﻥ اﻟﻘﺮاءﺓ، ﻭﻫﻮ ﻣﺎ ﺫﻛﺮﻩ اﻟﻌﻠﻤﺎء ﻓﻲ ﻛﺘﺐ اﻟﺘﺠﻮﻳﺪ ﻣﻦ ﻣﺴﺎﺋﻞ ﻟﻴﺴﺖ ﻛﺬﻟﻚ، ﻛﺎﻹﺩﻏﺎﻡ ﻭاﻹﺧﻔﺎء ﺇﻟﺦ. ﻓﻬﺬا اﻟﻨﻮﻉ ﻻ ﻳﺄﺛﻢ ﺗﺎﺭﻛﻪ ﻋﻨﺪﻫﻢ. 

Sumber : Forum Kajian Fiqih Telegram

Editor : Hendra, S

Demikian Artikel " Usia Sudah Tua Namun tidak bisa Membaca Al-Qur'an, Bagaimana hukumnya? Berikut Penjelasannya... "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close