Niat Puasa Ramadhan: Ramadhana atau Ramadhani?

NIAT PUASA RAMADHAN: RAMADHANA ATAU RAMADHANI?

(kajian Nahwu Niat Puasa)

Berikut lafadz niat berbahasa arab yang tepat sesuai kaidah nahwu:

1. نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى 

Artinya: “Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala.”

Pada lafadz رَمَضَانِ  (ramadlani), harokat “nun” dibaca kasroh (نِ) karena berkedudukan sebagai mudlaf ilaih (dari mudlaf lafadz شَهْرِ) , sedangkan mudlaf ilaih i'robnya jer, dan tanda jernya adalah “kasroh” karena “isim mufrod”.  Awalnya lafadz رَمَضَانِ  adalah isim ghoiru munsorif karena mempunya dua illat, yaitu alamiyah (berupa nama) dan ada tambahan alif nun (انِ), akan tetapi karena menjadi mudlaf (mudlaf ilaihnya adalah lafadz هذِهِ السَّنَةِ), maka lafadz رَمَضَانِ  kembali munsarif sehingga tandanya sesuai bentuk kalimatnya, yaitu isim mufrod yang tandanya adalah kasroh ketika jer. Hal Ini sesuai dengan nadzam imriti:

فَاِنْ يُضَفْ اَوْ يَأْتِى بَعْدَ اَلْ صُرِفْ

Artinya: Dan jika dimudhofkan maka munshorif

Baca Juga: Hukum Lupa Baca Niat Puasa Ramadhan Pada Malam Hari, Begini Penjelasannya...

Sedangkan lafadz السَّنَةِ (sanati), huruf (ةِ) berharokat kasroh karena kedudukannya sebagai mudlaf ilaih yang i’robnya jer. Tanda jernya adalah kasroh karena lafadz السَّنَةِ adalah isim mufrod

2. نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةَ لِلهِ تَعَالَى 

“Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala.”

Pada lafadz رَمَضَانَ (ramdlana), harokat “nun” (نَ) dibaca fathah karena kedudukannya sebagai mudlaf ilaih yang i'robnya jer. Tanda jernya adalah fathah karena lafadz رَمَضَانَ berupa isim ghoiru munsorif yang punya dua illat, yaitu alamiyah (berupa nama) dan tambahan alif nun.

Sedangkan lafaadz “sanata” السَّنَةَ, huruf (ةَ) berharokat fathah karena kedudukannya sebagai zaraf yang i’robnya nasab. Tanda nasobnya adalah fathah karena berupa isim mufrod)

$ads={1}

Bagaimana jika bacaannya salah? Menurut saya tidak sampai membatalkan niat puasa dan membatalkan puasa, karena pada hakikatnya niat itu yang wajib diucapkan di hati, sedangkan melafadzkannya sunnah. Akan tetapi jika mau melafadzkan niat puasa dengan berbahasa arab, maka membaca niat puasa berbahasa arab secara benar sesuai kaidah nahwu sangat dianjurkan demi memantabkan niat berpuasa.

Oleh: Holilur Rohman

Demikian Artikel " Niat Puasa Ramadhan: Ramadhana atau Ramadhani? "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close