Seseorang Wafat Sesuai dengan Kebiasaan dan Harapannya

SESEORANG WAFAT SESUAI DENGAN KEBIASAAN DAN HARAPANNYA

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Vonis pertama yang diterima manusia ketika pertama menghirup segarnya udara dunia adalah yang hidup pasti akan mati, 

كل نفس ذاٸقۃ الموت

" Setiap yang bernyawa pasti merasakan mati."

Vonis ini langsung dari maha yang menghidupkan dan mematikan, vonis ini tidak bisa dielakkan oleh manusia, beda dengan vonis dokter yang masih bisa dijadikan bahan candaan dan itu pun kita sangat takut,

Karena kita sudah divonis pasti akan mati, hanya waktunya saja kita tidak tahu, oleh sebab itu kenapa tidak kita kejar saja kematian itu, sehingga kematian yang sudah ditetapkan itu sesuai dengan keinginan dan harapan kita,

Maksud dari pada mengejar kematian disini adalah mempersiapkan diri dan melatih diri untuk menghadapi kematian tersebut,

Kalau seandainya kematian itu seperti musuh yang ditakuti, maka sebesar ketakutan itu pula kita mempersiapkan diri dan melatih diri untuk mengalahkannya, 

Imam syafii seorang imam yang sudah sedari kecil mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian, 

dikisahkan ketika imam syafii kecil sangat rajin dan serius melakukan tawaf di sekeliling kabah, sehingga ada seorang kakek heran dan bertanya ; wahai anakku, aku sering melihatmu tawaf dan lebih serius dari pada yang sudah tua,

Kemudian imam syafii kecil menjawab ; kematian tidak mengenal tua atau muda kek, sambil berlalu menyempurnakan tawafnya.

Orang cerdas adalah orang yang mempersiapkan dirinya untuk kematian dan akhiratnya,

$ads={1}

Umar bin khattab meriwayatkan,

أتيتُ النَّبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم عاشرَ عشرةٍ , فقال رجلٌ من الأنصارِ : من أكيَسُ النَّاسِ وأكرمُ النَّاسِ يا رسولَ اللهِ ؟ فقال : أكثرُهم ذِكرًا للموتِ وأشدُّهم استعدادًا له أولئك هم الأكياسُ ذهبوا بشرفِ الدُّنيا وكرامةِ الآخرةِ .

''Bersama sepuluh orang, aku menemui Nabi SAW lalu salah seorang di antara kami bertanya, 'Siapa orang paling cerdas dan mulia wahai Rasulullah?' 

Nabi menjawab, 'Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya, mereka itulah orang yang cerdas, mereka pergi dengan membawa kemuliaan dunia dan kehormatan akhirat'.'' ( H.R Ibnu Majah).

Kematian seperti apa yang kita inginkan maka seperti itu pula yang akan terjadi kepada diri kita,

انا عند ظنی عبدی بی 

" Aku tergantung prasangka hambaku kepadaku."

Harapan terbaik kita untuk kematian adalah berprasangka baik kepada Allah bahwa kita akan mati dalam keadaan husnul khatimah dalam mengucapkan kalimat tahlil لا اله الا الله

dan harapan baik harus diiringi dengan kebiasaan yang baik, sehingga ketika kematian tiba kebiasaan itu datang menolong,

Kalau seandainya membiasakan mewiritkan tahlil لا اله الا الله setiap aktivitas kita, mau tidur, bangun tidur, duduk, berjalan, menyetir, memasak dan dalam keadaan sakit, maka ia akan datang menolong pada saat sakaratul maut,

Kalau seandainya membiasakan mewiritkan sholawat, istigfar, tasbih, tahmid, takbir, hauqolah, surat pendek, ayat pendek dan zikir zikir yang lainnya, maka ia akan datang menolong ketika nyawa dicabut,

Maka antara harapan dan kebiasaan harus seimbang dan seriring sejalan, dan tidak boleh timpang karena hasil akhirnya tidak akan baik,

Ketika kita berusaha untuk menyeimbangkan antara harapan husnul khatimah dan kebiasaan dengan wirit dan ibadah tertentu itu merupakan bentuk persiapan yang sempurna,

Maka oleh sebab itu setiap kita harus mempunyai zikir pegangan atau ibadah tertentu yang diwirit rutinkan, kalau dapat setiap tarikan nafas kita, hingga nafas terakhir kita pergi dengan zikir pegangan kita,

Syarat Utama zikir pegangan ini harus paling dicintai, karena nabi bersabda :

المرأ مع من احب

Seseorang itu bersama yang dicintainya.

Kalau cinta dengan sholawat maka sholawat itu yang akan bersamanya didalam semua keadaan termasuk menjelang kematian dan di akhirat kelak,

Maka oleh sebab itu niatkan dengan zikir pegangan itu, yang pertama ; ya Allah matikan aku dengan zikir yang paling ku sukai, 

Yang kedua ; ya Allah bangkitkan aku di akhirat bersama zikir yang paling ku sukai.

Yang ketiga ; ya Allah mudahkan segala urusanku dengan zikir yang paling ku cintai,

Dan jangan lupa kirimkan zikir tersebut kepada orangtua dan guru guru kita yang telah mendahului kita, dan kepada anak anak kita sedang menuntut ilmu agar dilindungi Allah dari maksiat dan dijadikan anak yang soleh dan solehah.

Kita hanya diperintahkan untuk usaha sedangkan hasilnya hanya milik Allah, dan ingat bahwa Allah maha menepati janjinya,

ان الله لا یخلف المیعاد 

" Sesungguhnya Allah tidak mengingkari janji."

Dan pepatah juga mengatakan ; usaha tidak menghianati hasil,

Ketika harapan dan kebiasaan itu sudah diusahakan, maka ia tidak akan menghianati hasil usaha yang telah dilakukan, dengan syarat istiqomah dan yakin dengan janji Allah.

Oleh : Rahmat Taufik Tambusai 

Demikian Artikel " Seseorang Wafat Sesuai dengan Kebiasaan dan Harapannya "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close