Umroh dan Haji di Tarim, Benarkah Ritual itu ada?

UMROH DAN HAJI DI TARIM, BENARKAH RITUAL ITU ADA?

RUMAH-MUSLIMIN.COM | TARIM - Tarim, Yaman – Isu tentang adanya ritual “Haji Tarim” dan “Umroh Tarim” kembali mencuat di tengah publik, khususnya di media sosial. Sebagian kelompok seperti Imaddiyah yang dikenal aktif menyerang sanad keilmuan dan nasab kaum Ba’alawi menuding bahwa masyarakat di Tarim, Yaman, melakukan ibadah haji dan umroh secara tidak sah di luar tanah haram.

Menanggapi hal ini, Ustadz Maimun Abdul Ghofur, seorang ulama muda Indonesia yang pernah belajar selama enam tahun di Tarim, memberikan klarifikasi tegas. Melalui akun facebooknya, beliau menolak keras tuduhan tersebut dan menjelaskan bahwa istilah “Haji Tarim” bahkan tidak dikenal di kalangan masyarakat maupun santri di sana, kamis (5/6/25).

“Istilah haji Tarim itu tidak pernah Saya dengar selama 6 tahun mondok di Tarim. Adanya hanyalah 'Tasyabbuh bil Arofah' (melakukan kegiatan seperti orang yang di Arafah).”

$ads={1} 

Menurut Ustadz Maimun, pada tanggal 9 Dzulhijjah, sebagian warga Tarim memang berkumpul di daerah Kheileh, ujung timur kota Tarim, untuk berdzikir dan berdoa. Kegiatan ini bukan bentuk pengganti ibadah haji, melainkan hanya momen spiritual untuk mengambil keberkahan waktu yang sama dengan wukuf di Arafah.

“Jadi pada tanggal 9 Dzulhijjah, orang-orang berkumpul di satu tempat di qoryah Kheileh ujung timur kota Tarim. Mereka berdoa dan berdzikir di sana. Tak ada satupun yang berkeyakinan bahwa ritual tersebut dapat menggantikan ibadah haji di tanah haram. Itu hanyalah semacam upaya ajakan dzikir bersama di momentum berharga.”

Begitu pula dengan istilah “Umroh Tarim” yang menurutnya sangat membingungkan jika dipahami sebagai pelaksanaan ibadah umroh secara penuh di kota Tarim. Ustadz Maimun bahkan menyampaikan keheranannya karena selama enam tahun ia tinggal dan menjelajahi kota Tarim, tidak pernah sekalipun ia menjumpai simbol-simbol rukun umroh seperti Ka'bah, safa-marwah, maupun miqat makani.

“Begitupula istilah umroh Tarim. Saya malah kaget ketika ada yang mengartikannya sebagai ibadah umroh di kota Tarim. Mbatinku, Thowafnya di mana? Sa'inya di mana? Terus Miqot Makani-nya di mana saja? Kok aku nggak tau ya, padahal 6 tahun di Tarim aku tergolong santri 'sengke' yang sering 'sarot' (jalan-jalan keliling Tarim), tapi nggak pernah tuh nemuin Ka'bah atau Mas'a di sana.”

Baca juga: Menyikapi Polemik Karomah Para Habaib dan Menelisik Keasliannya 

Setelah menelusuri lebih dalam, beliau menemukan bahwa istilah “Umroh Tarim” sebenarnya digunakan oleh sebagian biro perjalanan untuk menyebut program umroh ke Mekkah yang dilanjutkan dengan ziarah ke kota Tarim. Sayangnya, istilah ini kemudian disalahpahami atau bahkan dimanfaatkan untuk menebar fitnah oleh pihak-pihak yang tidak menyukai tradisi keislaman khas Hadramaut.

“Selidik punya selidik, ternyata ada beberapa biro umroh yang menawarkan umroh sekaligus ziarah para auliya di Tarim. Program tersebut diistilahkan Umroh Tarim yang maksudnya umroh di Mekkah baliknya mampir kota Tarim.”

Dalam akhir pernyataannya, Ustadz Maimun mengutip sebuah ungkapan yang menggambarkan bagaimana fanatisme buta dapat menyesatkan penilaian terhadap seseorang, terlepas dari akhlak dan kontribusinya.

“Ah, memang benar kata seseorang beberapa tahun lalu; ‘Bagimu, semua orang itu baik asal dia ada di pihakmu, meskipun dia adalah penipu, pembunuh dan pengadudomba. Semua orang itu jahat jika dia di pihak lawanmu, meskipun dia seorang wali dan pengarang kitab.’”

Baca juga: Pakar Hukum; Tulisan Imaduddin bukan Tesis Tapi Makalah 

Klarifikasi ini menjadi pengingat bagi umat Islam untuk berhati-hati dalam menilai praktik keagamaan di tempat lain, apalagi jika sumbernya tidak jelas atau berasal dari kelompok yang punya agenda konflik. Tarim tetap dikenal sebagai kota ilmu dan dzikir, tempat lahirnya ulama-ulama besar Ahlussunnah wal Jama’ah. Menyudutkan tradisi mereka tanpa tabayyun hanyalah akan memperuncing perpecahan di tubuh umat Islam sendiri.

Sumber: Ustadz Maimun Abdul Ghofur

Editor: Hendra, S/Rumah-Muslimin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close