Jama'ah dalam Shalat Penting, Namun Jangan Merendahkan Orang Yang Tidak Berjama'ah

BERJAMA'AH DALAM SHALAT PENTING, NAMUN JANGAN MERENDAHKAN ORANG YANG TIDAK BERJAMA'AH

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Diantara komitmen yang harus dijaga sebagai umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, kata Imam Asy Sya'rani radhiyallahu 'anhu, adalah memperhatikan atau menjaga shalat Isya' dan Shubuh berjama'ah lebih daripada jama'ah pada shalat lainnya. Alasannya, karena Syari' sangat menekankan kepada kita untuk menjaga keduanya, titik, bukan karena alasan lainnya. Berjama'ah dua waktu shalat ini lebih ditekankan oleh Syari' karena Syari' tahu bahwa kita pada umumnya meremehkannya, malas untuk memenuhi panggilan jama'ah shalat di dua waktu itu. Terlebih bagi orang2 yang bekerja berat dari pagi hingga sore hari, dua shalat itu adalah yang paling berat untuk dilakukan.

$ads={1}

Namun demikian, meski penat setelah bekerja keras di siang hingga sore hari bukan termasuk diantara udzur syar'i sehingga boleh meninggalkan shalat berjama'ah, namun masih ada raihatul 'udzri/ aroma udzur di dalamnya, yaitu sebab bekerja juga perintah agama, Syari' memerintahkan agar kita makan dari hasil jerih payah kita sendiri, dan penat setelah seharian bekerja adalah konsekuensinya.

Syech Ali Al Khawwash rahimahullah berkata : "Awas kalian hai Para Fuqara' (para pelaku thariqat) dan Fuqaha' yang makan dari harta wakaf dan tidak bekerja, janganlah kalian gampang mengingkari/ menganggap salah atau dosa tiap melihat orang memanggul dagangan di kepalanya atau duduk di tokonya di waktu orang lain sedang melaksanakan shalat jama'ah atau Jum'ah, sebab terkadang orang2 itu mempunyai udzur syar'i sehingga tidak bisa ikut berjama'ah. Akan tetapi, cari tahu dulu alasan mereka, teliti dulu keadaannya, kemudian ingkarilah dengan benar secara syari'at jika memang harus diingkari."

Untuk menghukumi atau menilai orang lain itu memang harus didasarkan pada husnuzhann terlebih dahulu, tidak boleh asal nge-judge seenaknya tanpa mencoba memahami permasalahan sebenarnya. Itu kalo untuk menilai orang lain, tapi kalo untuk diri sendiri, tidak seharusnya husnuzhann pada nafsu diri sendiri. Suatu kali Syech Afdhaluddin rahimahullah mendengar seseorang berkata, "Seandainya bukan karena kondisiku yang lemah pasti saya sudah ikut jama'ah shalat Isya' dan Shubuh."

$ads={2}

Syech langsung berkata kepada orang itu, "Saudaraku, tidak selayaknya kamu berkata seperti itu, beralasan dengan lemahnya kondisimu, kecuali seandainya ada yang menawarimu uang seribu dinar jika kamu mau berangkat shalat berjama'ah lalu kamu benar2 tidak mampu berangkat dan tidak akan berusaha untuk berangkat. Namun jika dengan iming2 uang seribu dinar itu lalu kamu mau berangkat dengan kondisimu itu maka sesungguhnya dalam dirimu ada sifat kemunafikan."

Jangan kebalik, kepada orang lain mudah suuzhann tapi kepada nafsunya sendiri terlalu husnuzhann. Wa Allah ta'ala a'lam

Kitab Lawaqihul Anwar Al Qudsiyyah fi Bayanil 'Uhud Al Muhammadiyyah, Imam Abdul Wahhab Asy Sya'rani rahimahullah.

Oleh : Ustadz Ahmad Atho

Demikian Artikel " Jama'ah dalam Shalat Penting, Namun Jangan Merendahkan Orang Yang Tidak Berjama'ah "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close