Teks Bacaan Hizib Bahr, Sejarah, Khasiat dan Cara Mengamalkannya

TEKS BACAAN HIZIB BAHR: SEJARAH, KHASIAT DAN CARA MENGAMALKANNYA

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Wirid, adalah susunan bacaan yang diambil dari ayat-ayat al-Qur'an, hadits, dengan tata cara bacaan tertentu. Wirid biasanya disusun oleh seorang tokoh Tarekat dan diamalkan oleh jama'ahnya.

Namun ada juga wirid bacaan yang tidak hanya dibaca oleh jama'ahnya saja. Biasanya ada wirid yang di ijazahkan secara umum dan dapat dibaca oleh siapapun yang ingin mengamalkannya.

Salah satu wirid yang terkenal dan banyak dibaca oleh masyarakat khususnya kaum muslimin di Indonesia adalah hizib Bahr yang disusun oleh pendiri Tariqah Syadziliyah yaitu Abu Hasan al-Syadizili.

Pasalnya, selain menyusun Hizib Nashor, ia juga menyusun Hizib bahr yang aslinya banyak dibaca oleh para pengikutnya (kalangan tarekat syadziliah).

Sejarah Hizib Bahr

Hizib Bahr, atau yang dikenal juga sebagai "Doa Laut" dalam bahasa Indonesia, merupakan salah satu wirid atau doa-doa yang sangat terkenal dan dipercaya memiliki kekuatan spiritual di kalangan umat Islam. Doa ini memiliki sejarah yang panjang dan menarik, serta telah menjadi bagian penting dari tradisi keagamaan di berbagai negara Muslim, wa bil khusus Indonesia.

Asal mula Hizib Bahr dapat ditelusuri kembali ke zaman Rasulullah Muhammad SAW. Konon, doa ini disusun oleh Imam Syadzili, seorang ulama sufi yang hidup pada abad ke-13. Hizib Bahr diyakini memiliki manfaat yang luar biasa, terutama dalam melindungi diri dari berbagai bencana dan musibah, serta membawa berkah dan keberuntungan bagi para pengamalnya.

Hizib Bahr sendiri terdiri dari rangkaian doa-doa yang diambil dari Al-Qur'an dan Asmaul Husna (99 nama Allah). Doa ini memiliki struktur yang teratur dan memiliki ritme yang khas. Setiap doa dalam Hizib Bahr memiliki makna dan tujuan tersendiri, dan pengamalnya diyakini akan mendapatkan manfaat sesuai dengan niat dan keyakinannya.

Salah satu doa yang terkenal dalam Hizib Bahr adalah doa pembuka yang berbunyi, "Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin." Doa ini mengandung makna yang dalam, yakni mengakui Allah sebagai Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang, serta bersyukur atas segala nikmat yang diberikan-Nya kepada seluruh alam semesta.

Selain itu, Hizib Bahr juga mencakup doa-doa lain yang melibatkan pengulangan Asmaul Husna dan ayat-ayat Al-Qur'an. Pengulangan ini diyakini dapat memperkuat ikatan spiritual dengan Allah dan meningkatkan keberkahan dalam hidup pengamalnya. Doa-doa ini juga sering digunakan sebagai sarana untuk memohon pertolongan dan perlindungan dari Allah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan ujian hidup.

Hizib Bahr telah menjadi bagian dari tradisi keagamaan di berbagai negara Muslim, terutama di Timur Tengah dan Afrika Utara. Doa ini sering diamalkan secara berjamaah atau individu, baik dalam kegiatan ibadah maupun dalam situasi-situasi khusus seperti ketika menghadapi bencana alam atau perjalanan laut yang berbahaya.

Seiring berjalannya waktu, Hizib Bahr juga telah menyebar ke berbagai negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di Indonesia, doa ini dikenal dengan sebutan "Doa Laut" atau "Hizib Samudera". Meskipun tidak sepopuler di Timur Tengah, namun Hizib Bahr banyak yang mengamalkan di tanah air, terutama di kalangan pesantren dan komunitas sufi.

Dalam praktiknya, Hizib Bahr biasanya diamalkan dengan membaca doa-doa yang terkandung di dalamnya secara rutin dan konsisten. Beberapa orang bahkan membaca doa ini setiap hari, baik pagi maupun malam. Tujuan utama dari amalan ini adalah untuk memperkuat ikatan spiritual dengan Allah, mendapatkan perlindungan-Nya, serta mendapatkan berkah dan keberuntungan dalam kehidupan sehari-hari.

Mengapa disebut Hizib bahr?

Konon katanya pengarang wirid ini saat berada di tengah Laut Merah, dimana saat itu perahu yang ditumpanginya tidak bisa berlayar, karena tidak ada hembusan air (ombak) yang dapat menggerakan kapal yang dinaikinya.

Akibatnya, kapal itu terombang-ambing di laut selama beberapa hari. Dan akhirnya Abu Hasan al-Syadzili didatangi Rasulullah dan dibimbing untuk membaca wirid ini.

Dengan izin Allah swt. angin bertiup kencang, sehingga kapal bisa berlayar kembali dan mencapai tujuannya.

$ads={1}

Keutamaan Dan Khasiat Membaca Hizib Bahr

Seperti cerita sebelumnya, Wirid ini berkaitan dengan lautan, sehingga disebut Hizib bahr.

Dan berikut beberapa manfaat membaca Hizib bahr, tentunya dengan izin Allah swt. :

  • Dapat membawa embusan angin
  • Terlindungi dari sihir, santet, sihir, dll.
  • Terlindungi dari sifat hasutan atau rencana jahat orang lain.
  • Memperkuat iman kepada Allah swt.
  • Menangkal diri Anda dari serangan Jin dan syaithon
  • Menggoncangkan hati musuh/orang yang ingin berbuat jahat

Baca Juga: Teks bacaan dan Download Kitab Maulid Adhiya' Ullami lengkap dengan terjemahan

Teks Bacaan Hizib Bahr Latin & Arab serta Cara Mengamalkannya

Para alim ulama menganjurkan membaca Hizib Bahr setiap hari sekali. Biasanya Hizib ini sering diamalkan oleh para santri yang mondok di pesantren. Bagi kamu yang ingin mengamalkan hizib ini setiap hari silahkan ucapkan qobiltu ijazah dan jangan lupa sebelum membaca bertawasul dan kirim fatihah kepada Syekh Abu Hasan al-Syadizili dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Berikut teks bacaannya:

بِسْمِ اللهِ الَّرحْمَنِ الرَّحْيْمِ. يَاعَلِيُّ يَاعَظِيْمُ. يَاحَلِيْمُ يَاعَلِيْمُ. اَنْتَ رَبِّيْ وَعِلْمُكَ حَسْبِيْ. فَنِعْمَ الرَّبُّ رَبِّيْ. وَنِعْمَ اْلحَسْبُ حَسْبِيْ. تَنْصُرُ مَنْ تَشَاءُ وَاَنْتَ اْلعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ

Bismillahirrahmanirrahim.

Allahumma yaa aliyyu yaa azhiimy yaa haliimu yaa aliimu anta rabbi wa ilmuka hasbii fani marrabbu rabbi wani'mal hasbu hasbii tanshuru man tasyaa u wa antal aziizurrahiim.

نَسْاَلُكَ الْعِصْمَةَ فِى الْحَرَكَاتِ وَالسَّكَنَاتِ. وَالْكَلِمَاتِ وَالْاِرَادَاتِ وَالْخَطَرَاتِ.مِنَ الشُّكُوْكِ وَالظُّنُوْنِ. وَاْلاَوْهَامِ السَّاتِرَةِ لِلْقُلُوْبِ. عَنْ مُطَالَعَةِ الْغُيُوْبِ. فَقَدِ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُوْنَ وَزُلْزِلُوْا زِلْزَالاً شَدِيْدًا. (وَاِذْ يَقُوْلُ اْلمُنَافِقُوْنَ وَالَّذِيْنَ فِى قُلُوْبِهِمْ مَرَضٌ مَا وَعَدَنَا اللهُ وَرَسُوْلُهُ اِلاَّغُرُوْرًا)

فَثَبِّتْنَا وَانْصُرْنَا وَسَخِّرْلَنَا هَذَا اْلبَحْر.َ كَمَا سَخَّرْتَ اْلبَحْرَ لِمُوْسَى. وَسَخَّرْتَ النَّارَ ِلاِبْرَاهِيْمَ. وَسَخَّرْتَ اْلجِبَالَ وَاْلحَدِيْدَ لِدَاوُدَ. وَسَخَّرْتَ الرِّيْحَ وَالشَّيَاطِيْنَ وَاْلجِنَّ لِسُلَيْمَانَ. وَسَخِّرْلَنَا كُلَ بَحْرٍهُوَ لَكَ فِى اْلاَرْضِ وَالسَّمَاءِ. وَاْلمُلْكِ وَ اْلمَلَكُوْتِ وَبَحْرَ الدُّنْيَا وَبَحْرَ اْلاَخِرَةِ. وَسَخَّرْلَنَا كُلَّ شَيْءٍ. يَامَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوْتُ كُلُّ شَيْءٍ

Nas alukal ismata fil harakaati was sakanaati wal kalimaati wal iradaati wal khairaati minasy syukuuki wazh zhunuuni wal awhamis saatirati lilquluubi an muthaala'atil ghuyuubi faqadibtuliyal mu'minuuna wazulziluu zilzaalan syadiida.

Wa idz yaquulul munaafiquuna walladziina fii quluubihim maradz. Maa wa'adanallaahu warasuuluhuu illa ghuruuraa, fatsabbitnaa wanshurnaa wasakhkhir lanaa haadzal bahra kamaa sakhkhartal bahra limuusaa wasakhkartan naara lil ibraahiima wasakhkhartal jibaala walhadiida lidaawuuda wasakhkhartar riiha wasysyayathiina waljinna lisulaymaana wasakhkhir lanaa kulla bahrin huwa laka fil ardhi wassama'i walmulki wal malakuuti wabahrad dunyaa wabahral akhiraati wasakhkhir lanaa kulla syay'in yaa man biyadihii malakuutu kulli syay'in kaaf haa yaa ain shad (3x).

(كهيعص) (كهيعص) (كهيعص)

اُنْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ. وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. وَاغْفِرْلَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ اْلغَافِرِيْنَ. وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ. وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ. وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ اْلقَوْمِ الظَّاِلمِيْنَ. وَهَبْ لَنَا رِيْحًا طَيْبَةً كَمَا هِيَ فِى عِلْمِكَ. وَانْشُرْهَا عَلَيْنَا مِنْ خَزَاِئنِ رَحْمَتِكَ. وَاحْمِلْنَا بِهَا حَمْلَ اْلكَرَا مَةِ مَعَ السَّلاَمَةِ وَ الْعَافِيَةِ فِي الدِّ يْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ. اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ

اَللَّهُمَّ يَسِّرْلَنَا اُمُوْرَنَا. مَعَ الرَّاحَةِ لِقُلُوْبِنَا وَاَبْدَانِنَا وَالسَّلاَمَةِ وَاْلعَافِيَةِ فِى دِيْنِنَ وَدُنْيَانَا . وَكُنْ لَنَا صَاحِبًا فِى سَفَرِنَا وَخَلِيْفَةً فِى اَهْلِنَا, وَاطْمِسْ عَلَى وُجُوْهِ اَعْدَائِنَا. وَامْسَخْهُمْ عَلَى مَكَانَتِهِمْ فَلاَ يَسْتَطِيْعُوْنَ اْلمُضِيَّ وَلاَاْلمجَيْءَ اِلَيْنَا

وَلَوْ نَشَاءُ لَطَمَسْنَا عَلَى اَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوْا الصِّرَاطَ فَانَّى يُبْصِرُوْن. وَلَوْنَشَآءُ لمَسَخْنَاهُمْ عَلَى مَكَانَتِهِمْ فَمَااسْتَطَاعُوْا مُضِيًّا وَلاَيَرْجِعُوْنَ

Unshurnaa fa innaka khayrun naashiriina waftah lanaa fa innaka khayrul faatihiin waghfir lanaa fa innaka khayrul ghaafiriin warhamnaa fa innaka khayrur raahimiin warzuqnaa fa innaka khayrur raaziqiin wahdina wanahhinaa minalqawmizh zhaalimiin wahab lanaa riihan thayyibatan kamaa hiya fii ilmika wansyurhaa alaynaa min khazaa ini rahmatika wa ahmilnaa bihaa hamlalkaraamaati ma'as salaamati wal aafiyati did diini waddunyaa wal aakhirati, innaka alaa kulli syayin qadiir. Allahumma yassir lanaa umuurana ma'ar raahati liquluubinaa wa abdaaninaa wassalaamati mal aafiyati fidiinina wa dunyaana wakun lanaa shaahiban fii safarinaa wa khaliifatan fii ahlinaa wathmis alaa wujuuhi a'daa inaa wamsakh hum alaa makanaatihim falaa yastathii uunal mudhiyya wal majiia ilaynaa walawnasyaa'u lathamasnaa alaa ayunihim fastabaqushiraata fa anna yubshiruuna walaw nasyaa u lamasakhnaahum ala makaanatihim famasthathaa'uu mudhiyyan walaa yarji'un.

يس. وَاْلقُرْآنِ الْحَكِيْمِ* اِنَّكَ لَمِنَ اْلمُرْسَلِيْنَ* عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ* تَنْزِيْلَ اْلعَزِيْزِ الرَّحِيْمِ* لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا اُنْذِرَ آبَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُوْنَ* لَقَدْحَقَّ اْلقَوْلُ عَلَى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لاَيُؤْمِنُوْنَ* اِنَاجَعَلْنَا فِى اَعْنَاقِهِمْ اَغْلاَلاً فِهَيَ اِلَى اْلاَذْقَانِ فَهُمْ مُقْمَحُوْنَ* وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنَهُمْ فَهُمْ لاَيُبْصِرُوْنَ

شَاهَتِ اْلوُجُوْهُ(ثَلاَثًا)

وَعَنَتِ اْلوُجُوْهُ لِلْحَيِّ اْلقَيُّوْمِ. وَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا

(حمعسق)(طس)

(مَرَجَ اْلبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ* بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لاَيَبْغِيَانِ)

(حم) (حم) (حم) (حم) (حم) (حم) (حم)

yaa siin (7 x) Wal quraanil hakiim innaka laminalmursaliin alaa shiraatthim mustaqiim tandziilal aziizirrahim litunddzira qawmam maa undzira abaauhum fahum ghaafiluun laqad haqqal qawlu alaa aktsarihim fahum laa yu'minun, inaa ja'alnaa fii a'naaqihim aghlaalan fahiya ilal adzqaani fahum muqmahuun waja'alna mim bayni aydiihim saddan fa aghsyaynaahum fahum laa yubshiruun, syaahatil wujuuhu (3 x)

Wa'anatil wujuuuhu lilhayyilqayyumi waqad khaaba man hamala zhulman thaa siin, haa miim, haa miim, ain siin qaf, marajal bahrayni yaltaqiyaani baynahumaa barzakhun laa yabghiyaani, haa miim (7 x)

حُمَّ اْلاَمْرُ وَجَاءَ النَّصْرَ, فَعَلَيْنَا لاَ يُنْصَرُوْنَ

حم* تَنْزِيْلُ الْكِتَابِ مِنَ اللهِ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِ* غَافِرِالذَّنْبِ وَقَابِلِ التَّوْبِ شَدِيْدِ الْعِقَابِ ذِى الطَّوْلِ لآ اِلَهَ اِلاَّهُوَ. اِلَيْهِ الْمَصِيْرُ

(بِسْمِ اللهِ)

باَبُنَا(تَبَارَكَ) حِيْطَانُنَا(يَس) سَقْفُنَا(كَهَيَعَصَ) كِفَايَتُنَا(حم.عسق) حِمَايَتُنَا

(فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ)

Hummal amru wajaa an nashru fa'alaynaa la yunsharuun, haa miim tandziilul kitaabi minallaahil aziizil aliim ghaaririndzanbi waqaabilittawbi syadiidil iqaabi dzith thawli laa ilaaha illa huwa ilayhil mashiir. Bismillaahi baabunaa tabaaraka hiithaanunaa, yaa siin saqfunaa, kaaf haa yaa ain shaad kifayatunaa, haa miim. Ain siin qaaf himayaatunaa fasyakfiikahumullaahu wahuwas samiiul aliim (3 x).

(فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ)

(فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ)

سِتْرُ الْعَرْشِ مَسْبُوْلٌ عَلَيْنَا. وَعَيْنُ اللهِ نَاظِرَةٌ اِلَيْنَا. بِحَوْلِ اللهِ لاَيُقْدَرُ عَلَيْنَا. (وَاللهُ مِنْ وَرَائِهِمْ مُحيْطٍ . بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَجِيْدٌ . فِى لَوْحٍ مَحْفُوْظٍ)

فاللهُ خَيْرٌ حَافِظًا وَهُوَ اَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ

فاللهُ خَيْرٌ حَافِظًا وَهُوَ اَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ

فاللهُ خَيْرٌ حَافِظًا وَهُوَ اَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ

(اِنَّ وَلِيِّيَ اللهُ الَّذِيْ نَزَّلَ الْكِتَابَ . وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِيْنَ)

(اِنَّ وَلِيِّيَ اللهُ الَّذِيْ نَزَّلَ الْكِتَابَ . وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِيْنَ)

(اِنَّ وَلِيِّيَ اللهُ الَّذِيْ نَزَّلَ الْكِتَابَ . وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِيْنَ)

(حَسْبِيَ اللهُ لآ اِلَهَ اِلاَّهُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ. رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ)

(حَسْبِيَ اللهُ لآ اِلَهَ اِلاَّهُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ. رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ)

(حَسْبِيَ اللهُ لآ اِلَهَ اِلاَّهُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ. رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ)

بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِى اْلاَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَآءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِى اْلاَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَآءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِى اْلاَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَآءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

اَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

اَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

اَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّبِا للهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّبِا للهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّبِا للهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدنَا مُحَّمَدْ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا

Sitrul arsyi masbulun alaynaa wa'aynullaahi naazhiratun ilaynaa bihhawlillaahi laa yuqdaru alaynaa wallaahu min waraa ihim muhiith bal huwa qur'aanum majiid, fii lawhim mahfuzh fallaahu khayrun haafizhaa, wahuwa arhamurraahimin, inna waliyyilyallahulladzii nazzalal kitaaba wahuwa yatawallash shaalihin fain tawallaw faqul hashbiyallaahu laa ilaaha ilaa huwa alayhi tawakaltu wahuwa rabbul arsyil azhiim (3 x)

$ads={2}

Bismillaahilladzii la yadhurru ma'asmihii syay'un fil ardhi walaa fi samaa'i wahussamii'ul aliim (3 x) walaa hawla walaa quwwata ilaa billaahil aliyyil azhiim.

== (Baca Ayat kursi sebaiknya dibaca dengan satu nafas)==

Yaa Allahu Yaa Nuuru Yaa Haqqu Yaa Mubiin
Uksunii min nuurika wa 'alimni min ilmika wa afhimni angka wa asmi'ni minka wa basyirnii bika wa aqminii bismuhuudika wa 'arrifnidz-dzooriiqo ilayka wa hawwin-ha 'alayya bi fadhlika wa al bisnii libaasattaqwa minka innaka 'ala kulli syai'in-qodiir.

Yaa Sami'u Yaa 'Alimu Yaa Haliimu Ya 'Aliyyu Yaa Adziimu Ya Allahu
Isma' du'aa'ii bikhooshoo 'ishi luthfika Amiin
A'udzu bi kalimatillahi taammati kullihamin syarri maa kholaq ... 3 x

Yaa Adziimu Sulthooni Yaa Qodiimal ihsaani Yaa Da'imana'maa'i Yaa bashithor-rizqi
Ya Katsiral khoyrooti Yaa wasi'al 'athoo'ii Yaa Dafi'al Balaa'i Yaa Sami'adduaa'i Yaa Haadhiroolaysaa bigho'ibi

Ya Maujudan 'indats-tsadaa'idi Yaa Khofiyyalluthfi Yaa Lathiifash-shun'i Yaa Halimaan Laa Ya' Jalu iqdhi haajatii birohmatika Yaa Arhamar-rohimiin.

Allahumma innaka ta'lamu maa nahnu fiihi wamaa nathlubuhu wa nartajiihi min rahmatika fii amrinaa kullihi, fayassirlanaa maa nahnu fiihi min safarinaa wamaa nathlubuhu min hawa ijinaa wa qorrib alaynal masaa faatiwasalimnaa minal'ilali wal afaati walaa taj'alid-dunyaa akbaro hamminaa walaa mablagho 'ilminaa walaa tusallith 'alaynaa malaayarhamunaa birohmatika Ya Arhamar-rohimiin.
Wa shalallahu ala Sayyidinaa Muhammadin wa'alihi washohbihii wasallam.

Hizib Bahr PDF




Demikian Artikel " Teks Bacaan Hizib Bahr, Sejarah, Khasiat dan Cara Mengamalkannya "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -
Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close