Perjalanan Muawiyah bin Abu Sufyan Sebelum Menjadi Khalifah

PERJALANAN MUAWIYAH BIN ABU SUFYAN SEBELUM MENJADI KHALIFAH

1. Muawiyah radhiyallahu'anhu memulai kiprah pengabdiannya sejak masa kekhalifahan Abu Bakar Shidiq radhiyallahu'anhu, yakni saat ia mendampingi kakaknya Yazid bin Abu Sufyan menjadi gubernur di negeri Syam.

Yazid radhiyallahu'anhu mendapat julukan Yazid al Khair. Sosok yang dikenal shalih, cakap dalam memimpin dan tangguh di medan jihad.

2. Karier Mu'awiyah mulai merangkak naik saat khalifah Umar menugaskannya dalam sebuah misi pembebasan negeri Kaisaria, di mana Mu'awiyah berhasil menuntaskan tugasnya itu dengan gemilang dan penuh kesuksesan.

Sejak saat itu berturut-turut ia melakukan berbagai operasi pembukaan negeri lainnya. Bahkan Yazid, yang semula sering turun sendiri dalam menuntaskan misi rumit dan berbahaya, mulai mempercayakannya kepada adiknya ini.

3. Ketika Yazid wafat oleh sebab tha'un yang mewabah di Syam, khalifah Umar bin Khattab langsung mengangkat Mu'awiyah menjadi gubernur pengganti pada tahun 18 H.

Keputusan sayidina Umar mengangkat Mu'awiyah ini sempat ditentang oleh sebagian golongan tua, karena usianya yang masih belia dan juga masih banyak shahabat senior yang lebih baik darinya.

Namun ketika mereka menyaksikan bagaimana kepemimpinan Mu'awiyah, akhirnya orang-orang pun melihat ketepatan pilihan khalifah atas keputusannya.

Baca juga: Penyebab Muawiyah Memerangi Sayyidina Ali bin Abi Thalib

4. Ketika memimpin Syam, Mu'awiyah memang menempuh madzhab politik yang berbeda bahkan sangat kontras dengan sang khalifah Umar bin Khattab.

Mu'awiyah menjalankan pemerintahan sebagaimana para raja. Ia menampakkan kemewahan, kemegahan dan pengawalan yang ketat sebagai seorang pemimpin pemerintahan.

Ia berpendapat hal itu tidak mengapa karena syariat tidak pernah melarang hal mubah selama bisa dipertanggungjawabkan. Seorang pemimpin baru dicela oleh agama ketika ia berlaku dzalim dan melakukan kebatilan dengan memperturutkan hawa nafsunya.

5. Mu'awiyah bahkan pernah melakukan pawai kenegaraan untuk menyambut kunjungan khalifah ke Syam. Tentu Umar tidak berkenan, lalu menegur gaya politiknya yang dianggapnya glamour ini. 

Kala itu Mu'awiyah menjawab : 

يا أمر المؤمنين، انا بارض جواسيس والعدو فيها كثيرة، فيجب ان تظهر من عز السلطان ما يكون فيه عز الإسلام و اهله ويرهبهم

"Wahai Amirul mukminin, saya berada di wilayah yang banyak spionise musuh. Itulah sebabnya kita perlu berpenampilan layaknya raja dan menampakkan wibawa Islam agar mereka segan dan merasa takut untuk berbuat macam-macam."

$ads={1}

6. Meski Umar tidak menyukai gaya kepemimpinan ala Mu'awiyah, namun ia  bisa mengerti dan menyetujuinya. 

Pernah Muawiyah disebut-sebut di hadapannya dengan perkataan yang kurang sedap, maka sayidina Umar berkata :

دعوا فتى قريش وابن سيدها. وأنه لمن يضحك فى الغضب ولا ينال الا على الرضا ولا يأخد من فوق رأسه الا من تحت قدميه.

"Sudah, biarkan saja pemuda Quraisy dan anak dari tokoh besar ini. Sungguh ia adalah orang yang tetap bisa tersenyum dalam kemarahannya dan tidak didapatkan dari dirinya kecuali kerelaan.

Dan siapapun tidak akan bisa menundukkannya kecuali dengan cara yang juga menunduk kepadanya."

7. Posisi Mu'awiyah di mata khalifah Umar sangat spesial. Bayangkan saja, di masa sayidina Umar beliau terbiasa memecat dan mengganti pejabat begitu saja, bukan karena tidak baik atau tak berprestasi, tapi khalifah melihat ada pengganti yang bisa lebih baik lagi.

Namun Mu'awiyah justru sebaliknya, ia malah mendapatkan tambahan wilayah untuk kepemimpinannya. Yang tadinya hanya Syam, meluas membawahi wilayah lain disekitarnya.

Baca juga: Jalan Terjal Perdamaian Sayyidina Hasan dengan Mu'awiyah

8. Khalifah Umar sangat mengagumi kecerdasan Mu'awiyah dan juga kemampuan manajerialnya yang brilian. Dan bahkan Umar ada kalanya tak kuasa untuk tidak mengungkapkannya.

Suatu hari ada yang bercerita di hadapannya tentang prestasi hebat para raja-raja dunia. Maka Umar menyela dengan berkata :

تذكرون كسرى و قيصر ودهاءهما وعندكم معاوية

"Kalian menyebut-nyebut kecerdikan Kisra dan Kaisar, padahal kalian punya Mu'awiyah."

9. Ketika Mu'awiyah mulai memegang kepemimpinan negeri Syam, panglima perangnya kala itu adalah 'Amr bin Ash. Namun sang jenderal itu tak lama setelahnya bergerak untuk membuka negeri Mesir. 

Sehingga kepemimpinan sipil dan juga militer akhirnya tertumpu menjadi tanggung jawab Mu'awiyah secara penuh.

Disinilah kemudian bisa terlihat siapa dan bagaimana sepak terjang sosok Mu'awiyah dengan jelas. Ia melakukan pembangunan dan pembenahan sistem ketentaraan Islam yang dianggap sebagai salah satu yang terpenting dalam sejarah.

Diantaranya yang paling sering disebut dibangunnya armada laut pertama kekhalifahan Islam.

10. Ketika masa kekhalifahan sayidina Ustman bin 'Affan, wilayah kegubernuran Homs yang tadinya dipimpin oleh Umair bin Sa'ad digabungkan ke wilayah Syam yang dipimpin Mu'awiyah. Begitu juga dengan wilayah lain seperti Palestina.

Di masa inilah Mu'awiyah terus mendesak posisi Romawi hingga terpojok ke Konstantinopel, baik lewat aksi peperangan darat maupun laut.

Dan yang menakjubkan, meski perang laut adalah yang pertama kali dijalani oleh kaum muslimin, namun mereka berhasil memenangkan dengan gilang gemilang setiap peperangan yang mereka hadapi. 

Bahkan pernah tercatat laksamana laut yang bertugas kala itu yang bernama Abdullah bin Qais, pernah terlibat dalam 50 kali operasi di laut, tak satupun kapal tenggelam atau ada pasukannya yang terbunuh.

11. Dibukanya front laut sebenarnya sudah mulai dimintakan izinnya oleh Mu'awiyah di masa khalifah Umar. Namun Umar melarang dengan tegas setelah sebelumnya meminta saran dan pertimbangan kepada 'Amr bin Ash yang dipandang lebih berpengalaman soal medan lautan. 

Yang mana Amru bin Ash dalam surat balasannya kepada Umar kala itu mengomentari keinginan Mu'awiyah untuk berperang di lautan dengan kalimat-kalimat yang pedas.

12. Kemakmuran dan kenyamanan negeri di masa ini benar -benar dibuka Allah. Khususnya lagi negeri Syam. Kaum muslimin merasakan kesejahteraan yang luar biasa yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Sehingga justru ini yang kemudian membuat khawatir para shahabat nabi kala itu. 

Sehingga di mimbar-mimbar, khalifah Ustman sering memgangkat tema tentang pentingnya zuhud dan mengingatkan bahaya fitnah dunia.

Sebagian shahabat kala itu, seperti Abu Dzar bahkan secara terang-terangan melabrak para pejabat tak terkecuali Mu'awiyah untuk menjauhi hidup bermewah-mewah.

Oleh: Ahmad Syahrin Thoriq

Demikian Artikel " Perjalanan Muawiyah bin Abu Sufyan Sebelum Menjadi Khalifah "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close