Kajian Kitab Fathul Qorib 1: Pembahasan Basmalah Sampai 'Ala Wafqi Murodihi

KAJIAN KITAB FATHUL QORIB 1: PEMBAHASAN BASMALAH SAMPAI 'ALA WAFQI MURODIHI

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Terjemah: Dengan menyebut nama Allah yang Maha Rahman dan Maha Rahim (pada postingan mendatang insya Allah kami jelaskan kenapa terjemahannya dengan Maha Rahman dan Maha Rahim).

Seorang Syaikh yang 'alim, yang sangat 'alim, yang menjadi mataharinya agama, Abu Abdillah, Muhammad Ibnu Qasim Asy-Syafi'i -semoga Allah meliputi beliau dengan rahmat dan ridhoNya Aamiin- berkata :

"Alhamdulillah (Segala puji hanya bagi Allah) (aku menyebutkan Alhamdulillah ini) karena mengharap berkah dengan pembuka kitab Al Qur'an, karena (shighot) tersebut (yakni Alhamdulillah) merupakan permulaan setiap perkara yang mempunyai nilai kebaikan (dalam agama), penutup setiap doa yang di ijabah, serta akhir dari permintaan orang-orang beriman disurga yang merupakan tempat pembalasan amal kebaikan. Aku memuji kepada Allah karena Taufiq (pertolongan) yang telah Ia berikan kepada hamba-hamba yang diinginkan-Nya untuk mempelajari agama sesuai dengan kehendak-Nya."

Penjabaran :

بسم الله الرحمن الرحيم

Baik kitab Fathul Qorib maupun Taqribnya disini diawali dengan bismillah sebagai pengamalan hadits Nabi :

كل أمر ذي بال لا يبدأ فيه ببسم الله الرحمن الرحيم فهو أبتر أو أقطع أو أجذم.

"Setiap perkara yang baik dalam agama, yang tidak diawali dengan bismillah maka sedikit barokahnya." 

Dan sedikit barokah disini sesuai dengan aktivitasnya, misal ngaji bisa saja ga paham atau ilmunya kurang manfaat, makan bisa saja ga jadiin sehat, ga kenyang², tidur tidak pulas, tidak bikin istirahat yang menyehatkan, bisa bangun² badan serasa sakit, dan praktek aktivitas yang lainnya tinggal menyesuaikan.

Bismillah disini tidak selamanya baik juga untuk di ucapkan, mencakup 5 hukum sebagaimana keterangan Sayyid Abu Bakar Syatho Ad-Dimyathi dalam I'anatut tholibin, wajib ketika untuk Fatihah shalat. Sunah ketika wudhu, mandi, ngaji, dll. Mubah seperti gabut muter² bolpen baca bismillah dulu. Makruh seperti melihat farji istri. Dan haram ketika maksiat bismillah dulu.

قال الشيخُ الإمامُ العالم العلاَّمة، شمسُ الدين أبو عبد الله، محمد بن قاسم الشافعي - تغَمَّده الله برحمته ورضوانه، آمين

Dari qola sampai aamiin ini merupakan dibajah (kalimat pembuka) dari sebagian murid penulis Fathul Qorib, Syaikh Ibnu Qasim Al Ghazi, dan bukan dari beliau sendiri. Sebagian naskah kitab lain tidak menyebutkan ini, karena memang tambahan. Adapun penulis Fathul Qorib maka mulai Alhamdulillah.

o0o

الشيخ 

As-Syaikh dalam bahasa Arab maknanya seorang laki-laki yang berusia 40 tahun keatas. Kalau perempuan disebut as-Syaikhah, atau dibaca Sekha. Kalau secara istilah maka digunakan pada setiap orang yang mempunyai keutamaan, mempunyai anugerah lebih, walaupun masih kecil. Semisal ada anak baru 7 tahun sudah ngalim banget, maka bisa disebut Syaikh.

o0o

الإمام 

Imam artinya al-muttaba'; orang yang di ikuti. Dan secara istilah artinya orang yang sah atau berhak di ikuti.

o0o

العالم 

Artinya adalah orang yang bersifatan dengan ilmu, atau memiliki ilmu, walaupun cuman satu cabang ilmu. Ada banyak definisi yang diungkapkan para ulama tentang al-'Alim ini. Ada yang mengartikan lebih sempit berkisar pada ilmu agama, yang diamalkan, dan membuat diri takut kepada Allah. Salah satunya berdasar ayat Al Qur'an:

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

o0o

العلامة

$ads={1}

Al-Allamah ini merupakan shighot mubalaghoh, yang mempunyai tambahan makna 'sangat', berarti sangat alim. Ta' di akhir itu merupakan ta' bangunan kalimat. Termasuk shighot yang sama'i, bukan qiyasi, seperti dalam keterangan kitab Maqsushot Shorfiyyah wa Nahwiyyah. Dan shighot yang ghoiru qiyasi ini ada sangat banyak, puluhan, diantaranya ada yg familiar juga di telinga kita seperti as-shiddiq, ini merupakan mubalaghoh, mengikuti shighot فِعِّيْل (Fi''il dengan di tasydid ain).

Ini mengikuti shighot فَعَّالَة. Di alfiyah tidak ada karena yang disebutkan hanya yg qiyasi.

o0o

شمسُ الدين أبو عبد الله، محمد.

Nama dalam bahasa Arab ada 3:

1- Laqob (julukan) yang mana dalam ibarot ini adalah Syams ad-Diin (mataharinya agama)

2- Kun-yah, yang diawali dengan abu, ummu, ibn. Disini Abu Abdillah.

3- Nama asli, disini Muhammad. 

o0o

 بن قاسم

Penulisan Ibnu ketika di tengah² yang mana sebelum Ibnu adalah anak dari kata setelah Ibnu, maka di hilangkan alifnya, tapi ketika di baca ditampakkan, membacanya Ibnu, bukan bnu. Sedangkan ketika anak sama kakek, atau seterusnya, intinya tidak anak sama bapak, maka bisa di tampakkan alifnya. 

Semisal Fulan bin Zaid bin Tsabit bin Umar. 

Fulan ini anak, Zaid bapaknya kandung. Maka penulisannya harus :

فلان بن زيد. 

Kalau semisal ditulis Fulan bin Tsabit, yang mana Tsabit merupakan kakeknya, boleh alifnya di tampakkan. 

فلان ابن ثابت.

o0o 

آمين

Amin ini ada banyak perbedaan pendapat, apakah dari bahasa Arab atau selain bahasa Arab, seperti diutarakan Syaikh Athiyyah Al Aufi yang menyatakan amin berasal dari bahasa Ibrani atau Suryani dan bukan dari bahasa Arab. 

Maknanya juga ada perbedaan pendapat, cara bacanya juga ada perbedaan pendapat, bahkan ada yang berpendapat amin merupakan satu nama dari beberapa nama Allah ta'ala. Seperti Imam Mujahid. 

Untuk cara baca nya ada 4 riwayat, dan yang di bolehkan ada dua, yaitu membaca panjang Alif dan membaca pendek. Bisa di baca diantaranya dalam kitab Tahdzibul Asma' karya Imam Nawawi. Jadi semisal ada yang baca amin dengan membaca pendek Alif jangan langsung disalahkan juga, karena sebenarnya kita yang belum tau kalau itu juga benar.

o0o

الحمد لِلّهِ تبرُّكا بفاتحة الكتاب

Penulis Fathul Qorib juga mengucap hamdalah. Sebagai pengamalan hadits :

كل أمر ذي بال لا يبدأ فيه بالحمد لله فهو أبتر أو أقطع أو أجذم.

"Setiap perkara yang baik dalam agama, yang tidak diawali dengan hamdalah maka sedikit barokahnya." 

Disini agak ada kemusykilan (kejanggalan), di hadits atas dikatakan perkara baik harusnya dimulai dengan bismillah, di hadits barusan ini perkara baik harusnya dimulai dengan hamdalah. Padahal kan ya ga bisa satu waktu langsung ngucap bismillah + hamdalah sekaligus. 

Maka dijelaskan para ulama' bahwa al-ibtida' atau permulaan itu ada dua, ada yang Haqiqi dan Nisbi/Idhofi. Ibtida' Haqiqi itu permulaan yang tidak di dahului apapun sebelumnya. Sedangkan ibtida' Nisbi/Idhofi boleh di dahului sesuatu sebelumnya yang penting belum masuk ke pembahasan inti.

o0o

تبركا بفاتحة الكتاب

Tabarrukan ini menjadi maf'ul li ajlih yang amilnya di kira²kan.

o0o

لأنها ابتداء كل أمر ذي بالٍ، وخاتمة كل دعاء مُجاب.

Dianjurkan untuk setiap doa di mulai dengan hamdalah, dan diakhiri juga dengan hamdalah. Begitu juga shalawat. 

o0o

وآخر دعوى المؤمنين في الجنة، دار الثواب.

Da'wa disini bermakna permintaan. Penduduk surga nantinya kalau ingin apa-apa, meminta kepada Allah, dengan mengucapkan subhanakallahumma wa bihamdik, kemudian setelah di kasih mereka mengucapkan Alhamdulillahi robbil 'aalamin. Seperti keterangan dalam Hasyiyah Bajuri yang mengambil dari Tafsir Baghowi dan Ibnu Katsir.

$ads={2}

o0o

أحمده أن وَفَّقَ مَنْ أراد مِن عباده للتَّفَقُّه في الدين على وَفْق مُراده.

Yakni bermakna أحمده لأجل توفيقه سبحانه وتعالى, aku memuji Allah karena pertolongan yang telah Ia berikan.

Wallahu ta'ala a'lam bis showab

Oleh: M Syihabuddin Dimyathi di Grup Facebook Kajian Fikih Fathul Qarib

Demikian Artikel " Kajian Kitab Fathul Qorib 1: Pembahasan Basmalah Sampai 'Ala Wafqi Murodihi "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close