Membaca Hadits Nabi Ketika di Madinah dan Membaca Al-Qur'an Ketika di Makkah

MEMBACA HADITS NABI KETIKA DI MADINAH DAN MEMBACA AL-QUR'AN KETIKA DI MAKKAH

RUMAH-MUSLIMIN.COM - "Lek awakmu nang Madinah, moco-ho Haditse Kanjeng Nabi ‎ﷺ. Tapi lek onok nang Makkah, ngakehono moco Al-Qur'an." 

Begitu yang pernah saya dengar seseorang tentang dawuh Kiai Maimoen Zubair. 

Berangkat dari situ, akhirnya saya punya inisiatif untuk tidak hanya bertabarruk membaca dan mengkaji Sahih Bukhari yang memang tempat penulisannya judul-judulnya adalah kota Madinah, di Raudlah, sebuah petak yang konon merupakan tanah surgawi. Tentu, saya juga bertabarruk di Masjid Rasulullah ini dengan membaca kitab beliau Imam Bukhari, akan tetapi saya tidak bisa melupakan satu kitab yang berkahnya juga masih terus berlanjut hingga hari ini, sebuah kitab yang Madinah adalah saksi bisu menyebarnya kitab tersebut. Apa lagi jika bukan kitab Muwattha', karya Imam Malik, Imamu Dar al Hijrah.

Dari dawuh itu juga, rasanya seseorang bisa menghidupkan masa-masa bersama Rasulullah ‎ﷺ. Madinah menjadi sebuah tempat dimana ia bisa berimajinasi ke seribu empat ratus tahun silam karena ditemani kalam-kalam Nabi Muhammad ‎ﷺ yang tersimpan rapi dalam kitab Hadits. Terbayangkan bagaimana Ibnu Abbas tidak tidur malam demi mempelajari gerak-gerik Nabi saat beliau di rumah bibinya, Sayyidah Maimunah, istri Rasulullah ‎ﷺ.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، قَالَ : بِتُّ فِي بَيْتِ خَالَتِي مَيْمُونَةَ بِنْتِ الْحَارِثِ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَهَا فِي لَيْلَتِهَا، فَصَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعِشَاءَ، ثُمَّ جَاءَ إِلَى مَنْزِلِهِ فَصَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ، ثُمَّ نَامَ، ثُمَّ قَامَ، ثُمَّ قَالَ : " نَامَ الْغُلَيِّمُ ؟ " أَوْ كَلِمَةً تُشْبِهُهَا، ثُمَّ قَامَ فَقُمْتُ عَنْ يَسَارِهِ، فَجَعَلَنِي عَنْ يَمِينِهِ فَصَلَّى خَمْسَ رَكَعَاتٍ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ نَامَ حَتَّى سَمِعْتُ غَطِيطَهُ - أَوْ خَطِيطَهُ - ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ.

"Ibnu Abbas bercerita: saya menginap di rumah bibi Maimunah bint al-Harits, istri Rasulullah ‎ﷺ ketika beliau sedang disana. Nabi kemudian sholat isya' (di masjid), lalu pulang ke rumah istri beliau kemudian sholat empat raka'at, kemudian beliau tidur. Selang beberapa lama, beliau terbangun, lalu berkata kepadaku:

"Nggak tidur cung?". Akhirnya beliau sholat, dan aku di sebelah kirinya mengikuti beliau, lalu beliau sholat lima raka'at, lalu dua raka'at. Akhirnya beliau tidur kembali sampai aku mendengar beliau mendengkur, sampai beliau bangun untuk sholat subuh"

Bayangkan, beliau yang masih kecil rela begadang hanya untuk ilmu.

Terbayangkan juga betapa Nabi ingin madinah-nya juga menjadi layaknya tanah haram di Makkah, tanah yang pernah Nabi Ibrahim berdoa untuknya dan diabadikan Alquran:

﴿رَبَّنا إِنّى أَسكَنتُ مِن ذُرِّيَّتى بِوادٍ غَيرِ ذى زَرعٍ عِندَ بَيتِكَ المُحَرَّمِ رَبَّنا لِيُقيمُوا الصَّلوٰةَ فَاجعَل أَفـِٔدَةً مِنَ النّاسِ تَهوى إِلَيهِم وَارزُقهُم مِنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُم يَشكُرونَ﴾ [ابراهيم:37]

"Ya Rabb, aku tempatkan beberapa keturunanku di lembah tak bertumbuhan, disisi RumahMu yang mulia, tidak lain supaya mereka mendirikan sholat. Oleh karena itu, buatlah hati manusia2 tertuju kesana, dan berilah mereka rizki buah2an supaya mereka bersyukur".

$ads={1}

Oleh karena itu, Nabi Muhammad ‎ﷺ  juga berdoa:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي ثَمَرِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي مَدِينَتِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي صَاعِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي مُدِّنَا، اللَّهُمَّ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ عَبْدُكَ وَخَلِيلُكَ وَنَبِيُّكَ، وَإِنِّي عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ، وَإِنَّهُ دَعَاكَ لِمَكَّةَ، وَإِنِّي أَدْعُوكَ لِلْمَدِينَةِ بِمِثْلِ مَا دَعَاكَ لِمَكَّةَ، وَمِثْلِهِ مَعَهُ 

"Ya Allah, berkahi buah2 kami, madinah kami, sha' kami, mudd kami. Ya Allah, Ibrahim hambaMu, kekasihMu, nabiMu, aku juga hambaMu, nabiMu. Ibrahim berdoa kepadaMu untuk Makkah, maka aku juga berdoa kepadaMu untuk madinahku, sebagaimana beliau berdoa untuk Makkah, dan lipat-gandakan ya Allah"

اللَّهُمَّ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ حَرَّمَ مَكَّةَ، وَإِنِّي أُحَرِّمُ مَا بَيْنَ لاَبَتيها

"Ya Allah, Ibrahim menjadikan Makkah tanah haram. Aku juga"

Selang beberapa saat, Allah mengabulkan doa beliau. Madinah menjadi tanah haram sebagaimana Makkah.

Dan masih banyak lagi kenangan-kenangan  bersama Nabi Muhammad di kawasan Madinah yg tersimpan dalam kitab2 Hadits. Dari sini terlihat. Betapa kekuatan Madinah terlihat dari hadits Nabi Muhammad ‎ﷺ, sedangkan Makkah terpampang nyata lewat Alqur'an. Dan dua hal tersebut sama-sama merupakan wahyu dari Allah SWT kepada kekasihNya Nabi Muhammad ‎ﷺ. Dari sinilah muncul sebuah dawuh yg tidak bisa saya lupakan, namun rasanya sulit sekali untuk saya amalkan, Kiai Maimoen Zubair berkata:

قد كثر في هذا الزمان من طلب الاجر الكثير الكبير وهو لا يضمن له ان يدخل الجنة، مثلاً طلب الأربعين صلاة عند المسجد النبوي، ولا يهتم له حب معية النبي صلى الله عليه وسلم فيه كما يهتم له صلاة الاربعين، فلذلك يقال: الهي أنت مقصودي اي لا الجنة، ورضاك مطلوبي اي لا كثرة الاجر

"Banyak sekali di zaman ini orang yang hanya mementingkan pahala besar dan banyak, padahal bukan itu yg menjamin ia masuk surga. Seperti mencari pahala sholat arba'in di masjid Nabi, sedangkan ia sama sekali tidak menganggap penting kebersamaannya dengan nabi disana. Maka ada ucapan: Tuhanku, Engkaulah yg kutuju, (bukan sekedar surga), dan ridloMu yang kucari (bukan sekedar pahala)."

Baca juga: Karomah Mbah Maimoen Zubair: Kisah Terbakarnya Sebuah Hotel dan Melipat waktu

Semoga, dilain waktu kita diberi kesempatan berkali-kali untuk selalu bisa menyempurnakan mahabbah kita kepada baginda Nabi Besar Muhammad ‎ﷺ, berziarah kepada beliau, duduk bersama beliau di rumah beliau, menjadi tamu beliau, sebab kita tau bahwa: 

حاشاه أن يحرم الراجي مكارمه

أو يرجع الجار منه غير محترم

Mustahil sekali yang berharap kepada beliau tertolak, dan yang bertamu kepada beliau pulang tanpa terhormat.

Ismail Ascholy, Madinah Al-Munawwaroh 10-12-22

Demikian Artikel " Membaca Hadits Nabi Ketika di Madinah dan Membaca Al-Qur'an Ketika di Makkah "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close