Arti dan Makna Aslu Al-Raudah dan Ziyadatu Al-Raudah

ARTI DAN MAKNA ASLU AL-RAUDAH DAN ZIYADATU AL-RAUDAH

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Di kalangan ulama-ulama al-Syāfi‘iyyah, saat mengutip sebagian karya al-Nawawī,  kadang-kadang atau bahkan sering muncul istilah Aṣlu al-Rauḍah (أصل الروضة) dan Ziyādatu al-Rauḍah (زيادة الروضة). 

Apa sebenarnya makna dua istilah itu?

Pertama-tama harus dipahami bahwa maksud kata al-Rauḍah dalam pembahasan ini adalah kitab al-Nawawī yang berjudul Rauḍatu al-Ṭalibīn (روضة الطالبين). Kitab ini adalah mukhtaṣar/ringkasan karya al-Rāfi‘ī yang berjudul al-‘Azīz/al-Syarḥu al-Kabīr/Fatḥu al-‘Āzīz. Resensi detail kitab Rauḍatu al-Ṭalibīn yang mencakup semua informasi tentangnya baik sejarah penulisannya, struktur isinya, metode penulisannya, kitab-kitab yang lahir darinya, sampai manuskrip-manuskripnya bisa  dibaca pada buku saya yang berjudul AL-NAWAWĪ SANG WALI DAN KARYA-KARYANYA hlm 625.

Kembali ke pertanyaan. Kalau begitu, apa makna Aṣlu al-Rauḍah dan Ziyādatu al-Rauḍah  itu?

Jawaban ringkasnya adalah sebagai berikut,

Intinya dua istilah itu hanya untuk membedakan mana yang murni ringkasan al-Nawawi  dari al-‘Azīz dan mana yang merupakan hasil penelitian al-Nawawi  sendiri yang ditambahkan pada ringkasan murni itu. 

Telah diketahui, kitab Rauḍatu al-Ṭālibīn itu bukan karya yang murni semata-mata meringkas kitab al-‘Azīz/al-Syarḥu al-Kabīr, tetapi ia adalah jenis karya ringkasan kritis. Jadi al-Nawawī, bukan hanya meringkas tetapi juga mengoreksi, mengkritisi dan juga menambahkan yang belum ditulis oleh al-Rāfi‘i. Tambahan yang ditulis al-Nawawī itu tentu saja hasil penelitian beliau sendiri saat melakukan tahrir mazhab al-Syāfi‘ī. 

$ads={1}

Nah, tulisan yang murni hasil meringkas kitab al-‘Azīz dinamakan Aṣlu al-Rauḍah (أصل الروضة ). Kadang disebut al-Rauḍah saja. 

Tulisan yang merupakan hasil penelitian beliau sendiri yang ditambahkan pada ringkasan tersebut  di namakan Ziyādatu al-Rauḍah (زيادة الروضة) atau zawā’idu al-rauḍah  (زوائد الروضة) atau taṣrīf apapun yang semakna dengan ini. 

Ciri  hasil penelitian al-Nawawi  yang merupakan tambahan dari resume murni adalah diawali kata “qultu” dan diakhiri “wallahua'lam”. Contoh misalnya teks berikut ini,

«فِي خَصَائِصِ رَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فِي النِّكَاحِ وَغَيْرِهِ. قَالَ الْأَئِمَّةُ: هِيَ أَرْبَعَةُ أَضْرُبٍ.

أَحَدُهَا: مَا اخْتَصَّ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - مِنَ الْوَاجِبَاتِ، وَالْحِكْمَةُ فِيهِ زِيَادَةُ الزُّلْفَى وَالدَّرَجَاتِ، فَلَنْ يَتَقَرَّبَ الْمُتَقَرِّبُونَ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى بِمِثْلِ أَدَاءِ مَا افْتُرِضَ عَلَيْهِمْ.

‌قُلْتُ: قَالَ إِمَامُ الْحَرَمَيْنِ هُنَا: قَالَ بَعْضُ عُلَمَائِنَا: الْفَرِيضَةُ يَزِيدُ ثَوَابُهَا عَلَى ثَوَابِ النَّافِلَةِ بِسَبْعِينَ دَرَجَةً، وَاسْتَأْنَسُوا فِيهِ بِحَدِيثٍ. - ‌وَاللَّهُ ‌أَعْلَمُ -». «روضة الطالبين وعمدة المفتين» (7/ 3)

Dalam teks di atas, kalimat “fī ikhtiṣāṣi...sampai dengan ...ufturiḍā ‘alaihim” adalah hasil ringkasan dari kitab al-‘Azīz. Tapi kalimat mulai “qālā imāmu al-ḥaramain... sampai ...fīhi biḥadīṡ” adalah hasil penelitian al-Nawawi pribadi.

Contoh penggunaan  istilah Aṣlu al-Rauḍah  dalam kitab Kifāyatu al-Akhyār,

«تكره الدَّابَّة الْجَلالَة سَوَاء الشَّاة وَالْبَقَرَة والدجاجة وَغَيرهَا لِأَنَّهُ عَلَيْهِ الصَّلَاة وَالسَّلَام نهى عَن أكل الْجَلالَة وَأَلْبَانهَا وَالْجَلالَة هِيَ الَّتِي أَكثر أكلهَا الْعذرَة الْيَابِسَة كَذَا قَالَه الشَّيْخ أَبُو حَامِد وَقَالَ غَيره هِيَ الَّتِي تَأْكُل الْعذرَة وأطلقوا ذَلِك ‌ثمَّ ‌الْكَرَاهَة ‌منوطة ‌بِتَغَيُّر ‌الرَّائِحَة ‌وَالنَّتن ‌فَإِن ‌وجد فِي عرقها أَو غَيره ريح النَّجَاسَة فجلالة وَإِلَّا فَلَا كَذَا صَححهُ النَّوَوِيّ فِي أصل الرَّوْضَة». «كفاية الأخيار في حل غاية الاختصار» (ص524)

Contoh penggunaan  istilah Ziyādatu al-Rauḍah dalam kitab Kifāyatu al-Akhyār,

«وَاعْلَم أَنه لَا خلاف أَن الْجُوع الْقوي لَا يَكْفِي لأكل الْحَرَام وَلَا خلاف أَنه لَا يجب الِامْتِنَاع إِلَى أَن يشرف على الْمَوْت فَإِن الْأكل حِينَئِذٍ لَا يُفِيد بل لَو انْتهى إِلَى هَذِه الْحَالة لم يحل لَهُ أكل الْميتَة فَإِنَّهُ غير مُفِيد وَلَا خلاف فِي الْحل إِذا كَانَ يخَاف على نَفسه لَو لم يَأْكُل من جوع أَو ضف عَن الْمَشْي وَعَن الرّكُوب أَو يَنْقَطِع عَن الرّفْقَة أَو يضيع وَنَحْو ذَلِك فَلَو خَافَ حُدُوث مرض مخيف حَبسه فَهُوَ كخوف الْمَوْت وَإِن خَافَ طول الْمَرَض فَكَذَلِك على الرَّاجِح وَلَو عيل صبره وجهده الْجُوع ‌فَهَل ‌يحل ‌لَهُ ‌الْمحرم ‌أم ‌لَا ‌حَتَّى ‌يصل ‌إِلَى ‌أدنى الرمق قَولَانِ فَقَالَ فِي زِيَادَة الرَّوْضَة الْأَظْهر الْحل». «كفاية الأخيار في حل غاية الاختصار» (ص525)

CATATAN

• Ungkapan “Każā fī al-rauḍah” menunjukkan penulisnya tidak yakin teks itu ada di Aṣlu al-Rauḍah ataukah di Ziyādatu al-Rauḍah. Yang jelas ada di kitab Rauḍatu al-Ṭālibīn

• “Każā fī al-rauḍah wa aṣlihā” menunjukkan informasi yang disajikan sudah diyakinkan dan diteliti sama saja antara  yang ada di Rauḍatu al-Ṭālibīn dengan al-‘Azīz. Redaksi ini kualitasnya paling tinggi dari sisi akurasi.

Oleh: Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya

Demikian Artikel " Arti dan Makna Aslu Al-Raudah dan Ziyadatu Al-Raudah "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close