Megahnya Bangunan Tradisi Fikih Islam

MEGAHNYA BANGUNAN TRADISI FIKIH ISLAM

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Saya sering menggambarkan bahwa mazhab adalah bangunan dan imam mazhab itu peletak pondasinya, adapun yang melanjutkan pembangunannya adalah para muridnya. Ada yang hanya sampai pada peletakan pondasi saja, ada yang sempat dilanjutkan namun tidak selesai, ada juga yang sampai dibangun megah, dengan berbagai perabotan dan ditinggali.

Syekh Ali Jum'ah menjelaskan bahwa total mazhab fikih itu mencapai 90 mazhab, tapi lebih banyak dari mereka yang kini tak ada bekasnya kecuali sebagai kutipan-kutipan saja yang tersebar di banyak buku, pemikiran2 mereka tidak tersusun dan terkumpul secara khusus. Imam Laits b. Sa'ad kata Imam Syafi'i itu lebih faqih dari Imam Malik, namun kata beliau para muridnya tidak membantunya tidak melanjutkan pondasi yang telah beliau buat. Imam Auza'i sempat tersebar di Syam dan Andalus saat masa Bani Umayyah, namun kemudian kalah pengaruh oleh datangnya mazhab lain. Imam Daud b. Ali al-Zhahiri juga sempat tumbuh dan berkembang namun saat ini pemikirannya dan karya tulisnya tak lagi tersisa. Belum lagi seperti Imam Sufyan Tsauri, Sufyan b. Uyaynah, Hamad b. Abi Sulaiman, dan masih banyak lagi.

Tapi mazhab yang tersisa itu telah mengalami khidmah yang luar biasa. Dalam perkembangannya selama 12 abad, tak terhitung berapa ribu ulama yang berkecimpung dalam kajian di dalamnya, mengkaji pendapat imam, mengkritik, membantah, memperkuat argumentasi, menghasilkan hukum bagi perkara baru. Tak terhitung berapa milyar jam yang dihabiskan untuk mengkaji dan menelaah al-Qur'an, Sunnah, dengan ragam ilmu yang berkaitan dengannya, berapa milyar jam yang dihasilkan untuk menulis ribuan kitab yang kini kita tinggal download saja pdf-nya.

$ads={1}

Syekh Ali Jum'ah menyatakan dalam mazhab Hanafi saja ada sekitar 1.175.000 masalah yang selesai dibahas, lengkap dengan dalil dan istidlalnya, dibangun di atas kaidah yang kuat, sebagai hasil jerih payah ribuan ulama lintas generasi, belum jika dikumpulkan dengan seluruh mazhab yang lain. Ini seperti Bahtsul Masail di NU atau Majlis Istifta di Persis yang kemarin saya hadiri tapi majlisnya dilakukan secara terus menerus, turun temurun lintas generasi sepanjang 12 abad.

Maka saya kurang sepakat jika kitab fikih dinyatakan sebagai hasil ijtihad fardi hingga orang sekarang bisa merasa lebih unggul karena melakukan ijtihad secara jama'i. Hasil ijtihad dan tarjih yang saat ini dianggap unggul oleh sebagian orang sebenarnya ya sudah dilakukan sejak lama di dalam mazhab, hanya seringnya orang melihat mazhab di ujung belakangnya saja, melihat taqlidnya, fanatiknya, kelakuan orang2nya, dan melihat sebagian dalilnya yang dianggap tidak kuat, sedangkan perjalanan 12 abad ini sama sekali tidak mereka lihat.

Oleh: Fahmi Hasan Nugroho

Demikian Artikel " Megahnya Bangunan Tradisi Fikih Islam "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close