Zuhairi Misrawi: Ulama Liberal dan Politisi PDIP

ZUHAIRI MISRAWI: ULAMA LIBERAL DAN POLITISI PDIP

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Zuhairi Misrawi dikenal sebagai politikus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan aktivis Nadhlatul Ulama. Zuhairi lahir pada tanggal 5 Februari 1977 di Pulau Garam, Madura sebagaimana Islah Bahrawi. Sejak kecil, Zuhairi mendapat pendidikan Pesantren yang cukup baik, di TM Al-Amien yang diasuh oleh KH.M Idris Jauhari. Di Pesantren inilah Zuhairi akrab dengan media tulis seperti majalah Dinding Suasa dan Redaktur majalah Al-Qolam. Kemudian melanjutkan studinya ke Al-Ahzar Kairo dengan mengambil jurusan Aqidah filsafat pada tahun 1995.

Di Mesir, Zuhairi Misrawi ditegur dan diharapkan istishab karena menganggap ibadah shalat lima waktu bukan suatu kewajiban. Hal ini disampaikan oleh Zainul Majdi MA, alumni Al-Ahzar dalam pertemuan para Ulama dan tokoh Islam Asy-Syafiiyyah Jakarta, Rabu 20 Oktober 2004. 

$ads={1}

Dimuat dari majalah Gatra edisi 14, tanggal 20 Desember 2004. Saat itu Zuhairi Misrawi dan Masdar F. Mas'udi dari Pengurus Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) bekerja sama dengan kekatiban Syuriah PB NU, Organisasi siswa setempat, Sanggar Strategi TEROBOSAN akan menghadiri seminar bertajuk "Pendidikan dan Bahtsul Masail Islam Emansipatoris" di hotel Sonesta, Kairo. Namun di lobi hotel mereka diancam mati oleh Limra Zainuddin, Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir. Mereka menolak kegiatan tersebut karena lontaran Zuhairi yang dianggap meresahkan masyarakat. Menurut Limra, "Pernyataan Zuhairi terntang Shalat tidak wajib. Dan permasalahan mudlim menikahi wanita musyrik. Juga pendapat Masdar tentang haji." PPMI meminta Duta Besar RI untuk Mesir meniadakan acara yang digelar Zuhairi Misrawi selaku Koordinator Program Islam Emansipatoris P3M. Sebelumnya juga terdapat surat penolakan dari ICMI dan NU Mesir. Dalam surat ICMI yang dilayangkan ke Dubes tersebut disebutkan bahwa Zuhairi sebagai sosok yang menimbulkan kontroversi karena pernah menyatakan

Baca juga: Paham Liberalisme di tubuh NU ada di Wahid Institute

Shalat tidak wajib. Sedangkan surat NU Mesir menyatakan bersedia bekerja sama menyelenggarakan acara tersebut dengan catatan tidak menampilkan Zuhairi sebagai pembicara. Zuhairi dinilai memiliki resistensi kuat di kalangan mahasiswa Indonesia di Kairo.

Membuka kedok Tokoh Liberal dalam Tubuh NU, Nadjieh Maimoen, hal 157.

PPMI secara khusus menulis surat kepada Zuhairi Misrawi yang dinilai meresahkan umat Islam, Zuhairi sendiri menyangkal tuduhan tersebut dengan menyatakan “Saya hanya mengkritik shalat yang tidak memiliki efek sosial bagi perbaikan masyarakat. Shalat tapi korupsi juga jalan.”

Selain itu berbagai kontroversi yang dikeluarkan oleh Zuhairi dalam majalah Republika, bahwa semua agama mendapat kemungkinan masuk surga mengenai Tafsir surat Al-Baqarah. Tidak berbeda dengan tokoh liberal yang pada umumnya menolak pengunaan kata kafir, Zuhairi Misrawi bertekad seandainya menjadi ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) akan memfatwakan bahwa arti musyrik adalah politikus busuk.

Sumber: Ngopidiyyah

Demikian Artikel " Zuhairi Misrawi: Ulama Liberal dan Politisi PDIP "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close