Tarekat: Pengertian, Sejarah, Manfaat dan Tingkatannya

TAREKAT: PENGERTIAN, SEJARAH, MANFAAT DAN TINGKATANNYA

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Pada dasarnya tarekat itu berasal dari bahasa arab "الطريقة" yang maknanya "cara" bisa juga dikatakan madzhab,sehingga tarekat itu adalah cara/madzhab bagaimana seseorang menuju Allah Azza Wajalla.

Tarekat itu intinya penyucian jiwa,bagaimana kemudian seseorang agar lebih ikhlas, sabar, waro' dan zuhud terhadap dunia.

Dahulu tarekat ini sifatnya individual, Nabi Shallallahu alaihi adalah tokoh tarekat yang paling murni tanpa ada perdebatan,lalu diikuti para sahabat serta para tabi'īn,sesungguhnya mereka adalah kaum yang selalu semangat menata hati dan memperbaiki akhlak mereka secara individu,lalu sampai kemudian di abad ke 4 muncul seorang ulama sufi yang bernama Almaihami dari negri Iran,beliau yang pertama kali membuat sebuah tempat/balai yang berkumpul didalam para sālikīn,bahkan dikatakan beliau adalah orang yang pertama menuliskan disiplin ilmu tarekat dan ilmu kesulukan sebelum Imam Al-Qusyairiy rohimahullah dengan kitab terkenalnya Arrisalah Alqusyairiyyah.

Di abad ke 5 ilmu tarekat mulai menyebar keseluruh penjuru dunia islam sampai kemudian muncul 2 tokoh penting dalam tarekat yaitu syaikh Abdul qodir Aljīlaniy [w. 561 H] sebagai pendiri tarekat Alqodiriyah dan syaikh Ahmad Rifa'iy [w. 578 H] sebagai pendiri tarekat rifaiyyah,lalu di abad ke 6 muncul ulama tarekat terkenal lainnya yaitu Abul hasan Asy-Syadziliyah [w. 656 H] pendiri tarekat Asy-Syadziliyah,Ahmad Albadawiy [W. 675] pendiri tarekat albadawiyah,Ibrohim Dasuqiy [w. 696 H] pendiri tarekat dasuqiyah,sehinggalah hari ini bermunculan tarekat-tarekat baru yang jumlahnya sangat banyak sekali,sebahagiannya dianggap benar,sebahagiannya pula telah dianggap sesat karena memiliki pemikiran dan amalan yang menyimpang.

$ads={1}

Dalam ilmu ketarekatan para sālikun memiliki tingkatan yang berbeda ada yang tingkatannya syariah  ada yang hakikat dan ada yang sudah mencapai tingkatan ma'rifat yang merupakan tingkatan tertinggi.

Inti dari mengikuti tarekat adalah agar kita bisa mengenal Allah lebih mendalam,menata hati agar lebih ikhlas,sabar,zuhud dan waro',ringkasnya tarekat itu mengajarkan agar kita bisa mengikuti pola kehidupan Nabi Shallallahu alaihi wasallam.

Siapa saja yang mengikuti pola kehidupan Nabi Shallallahu alaihi wasallam dalam hidupnya selalu dzikir dan istighfar,ikhlas,sabar,waro',zuhud,husnudzon,menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi larangan Allah,berakhlak mulia serta tidak menyakiti makhluk dengan perbuatan dan lisannya maka dialah pengamal tarekat sesungguhnya walaupun dia tidak pernah ikut/gabung dalam organisasi tarekat yang ada.

Siapa saja tidak mencontoh hidup Nabi bahkan sering melakukan pelanggaran syariah maka dia bukanlah pengamal tarekat walaupun dia tercatat sebagai anggota tarekat terkenal baik qodiriyah atau naqsabandiyah atau syadziliyah.

Baca juga: Petunjuk Umum Berguru dan Bertarekat dalam Ilmu Tasawuf

Catatan: 

Siapa saja yang sudah menjalankan perintah dan larangan agama dengan benar [mencontoh Nabi] maka sesungguhnya dia sudah sampai derajat syariat walaupun dia belum terdaftar dalam kelompok tarekat tertentu.

Siapa saja yang mengamalkan derajat syariat tadi lalu menguatkannya dengan keikhlasan,sabar,zuhud dan waro' dgn benar maka dia sampai derajat hakikat.

Siapa saja yang bisa mengamalkan derajat syariat dan hakikat lalu disertai mengenal Allah secara mendalam sampai dihatinya hanya ada Allah semata secara hidupnya selalu merasa di awasi Allah Azza Wajalla lalu membuatnya takut untuk memaksiati Allah maka tingkatannya sudah sampai derajat ma'rifat.

Kesemua tingkatan diatas bisa kita dapatkan tanpa harus ikut tarekat yang ada [tapi kalu mau ikut tarekat tertentu ya silahkan],semankin kita menimba ilmu dengan benar lalu mengamalkan apa yang kita ilmui dengan baik maka itu semankin membuat tinggi derajat kita disisi Allah Azza Wajalla.

Adapun para sālik yang hanya sibuk dzikir didalam kelambu enggan memperdalam ilmu,enggan mentelaah buku serta enggan duduk di majlis para ulama maka sesungguh dia adalah sālik yang tersesat jalannya,justru ini rentan dibodohi oleh setan,bagaimana dia bisa lebih mengenal Allah kalau dia malas menuntut ilmu,jika dia malas menuntut ilmu bagaimana dia tw kalau ibadahnya sudah sesuai tuntunan Nabi Muhammad Shallahu alaihi wasallam?

"Dengan memperdalam ilmu maka derajatmu akan cepat melesat naik tinggi mengalahkan yang lain."

"Dzikir yang dilakukan seorang 'alim itu lebih baik dari dzikir yang dilakukan oleh 1 juta orang bodoh."

Adapun ucapan seseorang yang mengatakan : 

"Jika kita sudah sampai derajat hakikat maka kita tidak perlu mengamalkan syariat."

Ini adalah ucapan sesat dan batil, tidak ada dalilnya, sesungguhnya sayyiduna Abu bakar  adalah pengamal tarekat sejati,dia adalah manusia terbaik setelah para Nabi,tidak pernah kita baca atsar bahwa beliau meninggalkan sholat atau puasa justru walaupun derajatnya tinggi disisi Allah tapi masih menjalankan syariat dengan baik

Jika kita tidak mengamalkan syariat dengan baik maka justru derajat kita akan turun lagi,karena utk mencapai derajat hakikat harus mengamalkan syariat secara benar terlebih dahulu.

Semoga bermanfaat.

Tarēm, kota para wali.

Oleh: Faruq Sinambela

Demikian Artikel " Tarekat: Pengertian, Sejarah, Manfaat dan Tingkatannya "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah - 

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close