Definisi Bid'ah Menurut Imam Syafi'i dan Imam Ibnu Arabi

DEFINISI BID'AH MENURUT IMAM SYAFI'I DAN IMAM IBNU ARABI

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Istilah bid'ah sering digunakan oleh kelompok wahabi untuk menyesatkan amaliyah-amaliyah golongan Ahlusunnah wal Jama'ah. Beberapa amaliyah yang disesatkan oleh wahabi adalah Tahlilan, Maulidan, Tabarukkan, Dzikir berjama'ah, Shalawat berjama'ah dan yang lainnya. Alasan mereka membid'ahkan amalan tersebut karena tidak ada dalil (khusus) yang dianjurkan oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam. Sebenarnya apa itu bid'ah? dan apa maksud dari "istilah bid'ah" itu sendiri menurut para alim ulama?

Ustadz Muhammad Rauhul Mufid melalui akun facebooknya membagikan definisi Bid'ah menurut Imam Syafi'i dan Imam Ibnu Arabi, berikut tulisannya:

قال الإمام الشافعي: كل ماله مستند من الشرع، فليس ببدعة ولو لم يعمل به السلف؛ لأن تركهم للعمل به، قد يكون لعذر قام لهم في الوقت، أو لما هو أفضل منه، أو لعلة لم يبلغ جميعهم علم به...أه.

Imam syafii berkata: Segala sesuatu yang disandarkan kepada syariat bukan termasuk bid'ah, meskipun sesuatu yang baru itu tidak pernah dilakukan oleh salaf, karna bisa saja mereka tidak melakukan karna beberapa hal diantaranya: karna ada udzur untuk melakukannya, karna ada sesuatu yang lebih afdhol untuk melakukannya, dan bisa jadi mereka belum tau untuk melakukannya...

Baca juga: Siapakah Ahli Bid'ah yang Sebenarnya? Ini Jawabannya

وقال الإمام ابن لب، في الرد على من كره الدعاء عقب الصلاة: غاية ما يستند إليه منكر الدعاء أدبار الصلوات: أن التزامه على ذلك الوجه، لم يكن من عمل السلف. وعلى تقدير صحة هذا النقل، فالترك ليس بموجب لحكم في ذلك المتروك، إلا جواز الترك وانتفاءالحرج فيه، وأما تحريم أو لصوق كراهية بالمتروك فلا، ولا سيما فيما له أصل جملى متقرر من الشرعكالدعاء...اه.

Imam ibnu lubb berkata di dalam bantahan atas orang yang tidak menyukai doa setelah sholat: dalil yang mereka gunakan sebagai landasan tidak menyukainya doa setelah solat hanya karna tidak pernah dilakukan oleh salaf, itu aja tidak ada lagi, jika kita maknai dengan benar perkara yang ditinggalkan bukan lah penyebab menjadinya wajib suatu perkara, bahkan ini adalah dalil kebolehan meninggalkan dan tidak adanya paksaan.

$ads={1}

adapun keharaman atau dalil yang memakruhkan sesuatu yang ditinggalkan itu tidak ada, lebih-lebih perkara tersebut pada asalnya diperintahkan oleh syariat seperti doa...

وقال ابن العربي: ليست البدعة والمحدث مذمومين للفظ بدعة ومحدث ولا منعهما، وإنما يذم من البدعة ما خالف السنة، ويذم من المحدثات ما دعا إلى الضلالة...أه.

Ibnul arobi berkata: bid'ah dan muhdis itu tidak tercela, tidak tercela makna dan lafadnya, beda dengan bodoh itu tercela, yang tercela dari bidah itu sesuatu yang baru yang menyalahi sunnah, dan sesuatu yang baru dan tercela itu yang mengajak kepada kesesatan.

إتقان الصنعة في تحقيق معنى البدعة لفضيلة الشيخ الحافظ الدكتور عبد الله الصديق الغماري رضي الله عنه

 وأنا قد قبلت الإجازة الكتاب الصحيح البخاري بسنده المتصل إلى الإمام الحافظ الحجة أبي عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم البخاري رضي الله عنه

نفعنا الله بهم وبعلومهم في الدارين آمين

Kesimpulan

Istilah bid'ah yang dipahami oleh Imam As-Syafi'i dan Imam Ibnu Arabi adalah "Jika perbuatan tersebut tidak bertentangan dengan Al-Qur'an dan As-sunnah maka itu adalah bid'ah yang baik". Definisi bid'ah ini juga yang dipahami oleh para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan tidak ada yang "menyelisihi atas hal ini".

Oleh: Ustadz Muhammad Rauhul Mufid

Demikian Artikel " Definisi Bid'ah Menurut Imam Syafi'i dan Imam Ibnu Arabi "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close