Melewati Miqat Tanpa Ihram, Bagaimana Hukumnya?

Melewati Miqat Tanpa Ihram, Bagaimana Hukumnya?

MELEWATI MIQAT TANPA IHRAM, BAGAIMANA HUKUMNYA?

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Beberapa waktu lalu saya menanyakan sebuah pertanyaan yang seringkali masuk ke saya kepada Maulana Syaikh Abdul Aziz as-Syahawi, guru besar Fiqih Syafii di al-Azhar as-Syarif.

Kasusnya misalkan seseorang berangkat dari Kairo ke Jeddah (dalam keadaan belum ber-ihram) untuk melaksanakan umrah, begitu sampai Jeddah ia langsung bertolak ke Mekkah (masih juga belum berihram untuk umrah). 

Begitu sampai Mekkah, kala ingin melaksanakan umrah (untuk pertama kalinya dalam safar itu), ia mengambil miqat untuk ihram dari Tan'im (Masjid Sayyidah Aisyah). Karena beranggapan ia sudah dihukumi sebagai mukim. Maka ia mengambil miqat dari adna al-hill, sebagaimana ahlu makkah.

"Bolehkah yang demikian?" tanya saya. 

Begitu mendengar pertanyaan saya raut wajah syaikh langsung berubah, kemudian berkata: "Yastahbil? (Apa orang ini pura pura bodoh?)". 

Baca juga: Sunnahnya Masuk Makkah Lewat Saniyyatu Kada Pada saat Ihram

"La, la yajuz". Jawab beliau tegas, dengan tatapan tajam. 

Sebab orang seperti ini yang safar ke tanah haram dengan tujuan mau menunaikan ibadah umrah, diwajibkan untuk ber-ihram terlebih dahulu sebelum melalui miqat kala hendak memasuki tanah haram. Bukan begitu masuk tanah haram baru mengambil ihram. 

Solusinya: seharusnya sedari di bandara Kairo dia sudah ber-ihram, atau kala diatas pesawat sebelum memasuki daerah miqat sebelum sampai Jeddah.

Bagi jamaah Indonesia juga sama, apabila rute perjalanan dari Jeddah langsung ke Mekkah, maka hendaknya sudah ber-ihram sedari Indonesia, atau kala transit sebelum sampai ke Jeddah. 

Bukan baru ber-ihram di Jeddah, apalagi baru ber-ihram begitu sampai Mekkah (seperti ihram di Masjid Sayyidah Aisyah). 

$ads={1}

Orang yang ingin berangkat umrah dari luar tanah haram, maka miqat nya sama saja seperti miqat orang yang ingin berangkat haji (Dzul Hulaifah, Juhfah dst. Bukan Tan'im). Ini untuk umrah yang pertama kali (dalam safar ia itu). Apabila dia sudah menyelesaikan umrahnya yang pertama di safar itu, lantas karena dia masih menetap di Mekkah sehingga ingin umrah kedua kali dan seterusnya, baru dia mengambil miqat dari Adna Alhill, seperti Tan'im (Masjid Sayyidah Aisyah). 

Dalam Umdah as-Salik (hal. 228):

صفة العمرة: أن يُحرم بها كما يُحرم بالحج؛ فإن كان مكِّيًّا.. فمِن أدنى الحِلِّ، وإن كان آفاقيا.. فمن الميقات كما تقدم، ويَحرُم بإحرامها جميعُ ما حرُم بإحرام الحج. 

"Lantas kalau sudah terlanjur masuk Mekkah dari Jeddah tapi belum ber-ihram, solusinya apa maulana?" tanya Ustadz Ade kala itu.

"Wajib bayar dam" jawab maulana.

Dalam al-Iqna (1/546):

ومن وصل إليه مريدًا نسكًا لم تجز مجاوزتُه بغير إحرام، فإن جاوزه لزمَه العودُ ليُحرم منه، إلا إذا ضاق الوقت أو كان الطريق مخُوفا، فإن لم يعُد لعذر.. لزمه دمٌ.

Saya bertanya kembali: "Kalau sampai Jeddah, dia tidak langsung ke Mekkah, melainkan ke Madinah terlebih dahulu. Kemudian mengambil miqat dari Bir Ali (Dzul Hulaifah) kala hendak berangkat ke Mekkah apa boleh, maulana?".

"Boleh".

Di akhir pembicaraan beliau mengutip perkataan:

أخلِص العمل؛ فإن الناقد بصير.

Ditulis tanggal 17 Mei 2023, Kairo

Oleh: Ustadz Faqih Ubaidillah Rozan

Demikian Artikel " Melewati Miqat Tanpa Ihram, Bagaimana Hukumnya? "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close