Kalam Yang Sebenarnya Adalah Kalam Nafsi

KALAM YANG SEBENARNYA ADALAH KALAM NAFSI

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Kalam yang sebenarnya adalah kalam nafsi yaitu kalam yang ada didalam diri kita. Kita (manusia) tidak mampu untuk menyampaikan kalam nafsikita kecuali dengan perantara huruf, suara dan isyarat. Oleh sebab itu kita menggunakan huruf, suara dan isyarat untuk menyampaikan kalam yang ada didalam diri kita. Adapun huruf, suara dan isyarat pada hakikatnya adalah bukan kalam kita melainkan hanya perantara didalam menyampaikan kalam kita. Meski demikian, perantara-perantara ini terkadang disebut kalam didalam cabang-cabang ilmu.

Seandainya di masa depan ada teknologi yang dapat menyampaikan kalam nafsi kita kepada orang lain melalui chip yang ditanam di otak kita, sehingga kita bisa menyampaikan kalam nafsi kita dengan tanpa huruf, tanpa suara dan tanpa isyarat. Maka dalam keadaan itu huruf, suara dan isyarat tidak dibutuhkan lagi. Meski demikian, kalam tetap tersampaikan.

$ads={1}

Supaya lebih mudah, saya akan berikan contoh. Udin ingin menyampaikan kalam yang ada didalam dirinya bahwa dia lapar kepada Handoko (Jawa), Brudin (Madura) dan Budi (Indonesia). Maka Udin akan menyampaikan kalam yang ada didalam dirinya itu dengan perantara bahasa; Kepada Handoko “Aku luwih“, kepada Brudin “Sengkok lapar” dan kepada Budi “Saya lapar”. Dan pada orang bisu, Udin akan menggunakan perantara isyarat. Dan, pada orang yang jauh, Udin akan menggunakan perantara tulisan, misalnya “SAYA LAPAR”. Bahasa-bahasa dan tulisan itu sebenarnya bukan kalam Udin melainkan hanya perantara yang berfungsi sebagai penyampai informasi tentang adanya kalam yang ada didalam diri Udin bahwa dia lapar. Dan kalam didalam diri Udin itu sebenarnya bisa disampaikan dengan tanpa suara, huruf dan isyarat jika ada perantara lain, misalnya perantara chip yang ditanam didalam kepala manusia.

Berikut penjelasan ulama terkait hal ini:

حز الغلاصم في إفحام المخاصم عند جريان النظر في أحكام القدر ص91:

ومذهبنا هُوَ الْحق الْمُبين وَهُوَ مَذْهَب بَين طريقي الافراط من الْمُعْتَزلَة والتفريط من الحشوية

“Madzhab kita adalah yang benar dan jelas, yaitu madzhab di antara yang melampaui batas dari Mu’tazilah dan yang melampaui batas dari Hasyawiyyah”

وَهُوَ أَن الله تَعَالَى مُتَكَلم بِكَلَام أزلي قديم كَسَائِر صِفَاته

“Yaitu (madzhab yang benar) bahwa Allah Ta’ala itu Maha Berkalam dengan kalam yang azali yang qodim seperti sifat-sifatNya yang lain”

وَأَن حَقِيقَة الْكَلَام أَنه معنى قَائِم بِالنَّفسِ وَلَيْسَ بِحرف وَلَا صَوت وَإِنَّمَا يسْتَدلّ عَلَيْهِ بالحروف والأصوات ليفهم الْغَيْر

“Sesungguhnya hakikat kalam adalah makna yang ada didalam diri, bukan huruf dan bukan suara. Penggunaan huruf dan suara-suara sebagai penunjuk hanyalah untuk memberikan pemahaman kepada yang lain”

تَارَة للحاضر إِذا كَانَ يفهم لغتنا وبلغته تَارَة إِذا كَانَ عجميا وَتارَة بالحروف وَحدهَا إِذا كَانَ غَائِبا

“Terkadang bagi orang yang hadir jika dia mengerti bahasa kita (arab), dan dengan bahasa orang itu jika dia seorang ‘Ajam (non-arab). Terkadang menggunakan huruf saja (yaitu: surat) jika adanya adalah ghaib (berjauhan).”

وَإِن كَانَ حَاضرا وَهُوَ أخرس فيستدل على الْكَلَام الْقَائِم بذاتنا لَهُ بِالْإِشَارَةِ والإيماء

“Jika adanya adalah orang yang hadir tapi dia bisu maka untuk menunjukkan pada kalam yang ada didalam diri kita adalah dengan isyarat atau gerakan”

وَلَا يُطيق احد من الْبشر أَن يُوصل كَلَامه الْقَائِم بِذَاتِهِ إِلَى إفهام غَيره من الْخلق إِلَّا بالحروف والأصوات

“Tidak seorang pun dari manusia yang bisa menyampaikan kalamnya yang ada pada dirinya untuk memberikan pemahaman pada orang lain dari makhluk kecuali dengan huruf dan suara-suara”

فَأَما رَبنَا جلّ وَعلا فيكلم خلقه على ثَلَاثَة أنحاء أما إلهاما كالخضر عليه السلام وَإِمَّا من وَرَاء حجاب كموسى عليه السلام وَإِمَّا بإرسال رَسُول كمحمد صلى الله عليه وسلم

“Adapun Tuhan kita Jalla wa ‘Alaa maka Dia berkalam pada makhlukNya dengan tiga macam; Adakalanya dengan ilham seperti (pada) Khidir alaihissalam, adakalanya dari balik hijab seperti (pada) Musa alaihissalam dan adakalanya dengan mengutus utusan (Jibril) seperti (pada) Muhammad shalllallahu ‘alaihi wa sallam”

Wallahu a’lam.

Oleh: Ustaz Saiful Anwar

Demikian Artikel "Kalam Yang Sebenarnya Adalah Kalam Nafsi"

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close