Teks Khutbah Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha di Rumah

TEKS KHUTBAH HARI RAYA IDUL FITRI DAN IDUL ADHA DI RUMAH

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Untuk membantu sebagian ayah/suami/putera sulung dan sebagainya yang besok didaulat untuk menjadi khatib di rumah (seandainya keluarga meminta untuk tetap ada khutbah) berikut contoh khutbah sederhana yang bisa dijadikan sebagai sampel. Substansinya tentu bisa dirubah. Tapi yang penting rukun khutbah secara umum adalah puji-pujian, shalawat, wasiat taqwa, membaca ayat al-Quran dan doa.

NB: ada baiknya di-convert ke PDF. Atau bagi yang ingin mendapatkan file PDF-nya langsung bisa inbox saya.

Semoga ada manfaatnya.

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

اللهُ أَكْبَرُ (9 x) وَلِلّهِ الْحَمْدُ

الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ ، أَمَّا بَعْدُ

فَيَا عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ ، فَاسْمَعُوْا قَوْلَ اللهِ تَعَالىَ فىِ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ  أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ : مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (11) وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَإِنَّمَا عَلَى رَسُولِنَا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ (12) اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ (13) (سورة التغابن)

Tidak ada satu pun peristiwa yang terjadi secara sia-sia. Semuanya pasti atas izin Allah. Kewajiban kita sebagai hamba adalah ridha dengan segala ketentuan-Nya dan mengambil pelajaran atau hikmah dari semua itu.

$ads={1}

Dalam kesempatan ini tentu kita tidak mungkin berpanjang-panjang. Kita sampaikan saja secara ringkas apa ibrah dan hikmah yang bisa kita petik dari musibah wabah yang tengah melanda dunia saat ini.

Pertama, ketika para ulama menyerukan untuk sementara waktu tidak ke masjid yang kemudian ditegaskan dengan peraturan dari Pemerintah, yang semua itu adalah untuk kemaslahatan kita semua, ada orang yang mencela himbauan itu, bahkan sampai pada mencela para ulama, padahal ia sendiri jarang atau bahkan tidak pernah ke masjid. 

Tapi ada juga orang yang karena kepatuhannya kepada para ulama dan pemerintah, ia bertahan di rumah sementara hatinya tersiksa karena tidak bisa ke masjid, padahal itu sudah menjadi kebiasaan sehari-hari baginya. 

Tipe pertama tidak ada yang ia dapatkan dari musibah ini selain menambah dosa dengan mencela para ulama dan menentang aturan yang dibuat. Sementara tipe kedua, meskipun ia shalat di rumah, namun karena ia sudah terbiasa shalat di masjid maka pahala yang diperolehnya sama dengan pahala kalau ia shalat di masjid. 

Mungkin ada yang berkata, bagaimana kami akan menghargai dan patuh pada peraturan itu, sementara mereka yang ‘di atas’ saja tidak patuh? Benar. Ini memang sesuatu yang kita sayangkan. Tapi kegilaan jangan dibalas dengan kegilaan. Karena kalau demikian, berarti pada akhirnya kita dengan mereka tidak ada bedanya.

Kedua, ketika shalat berjamah di masjid tidak dibolehkan, kita merasa ada yang berontak dalam batin kita masing-masing. Kita merasa ada sesuatu yang tidak ‘normal’. Apalagi sepertinya yang dilarang itu hanya ke masjid saja, sementara ke tempat-tempat keramaian lainnya tidak dilarang. 

Apa yang bisa kita petik dari hal ini? Sebenarnya kita masih punya rasa cinta kepada agama ini. Selama ini kita mungkin saja tidak terlalu ‘beres’, sering lalai, banyak melakukan kesalahan, dan seterusnya. Tapi ketika untuk beribadah pun ada larangan, meskipun kita tahu itu ada maslahatnya, kita pun berontak. 

$ads={2}

Mari pelihara rasa cinta pada agama yang masih tersisa dalam diri kita masing-masing. Mari tekadkan, bahwa ketika masjid secara perlahan sudah mulai dibuka, “Saya adalah orang pertama yang akan meramaikannya.” Mari buktikan bahwa kita bukan hanya bisa berteriak-teriak di kedai, media sosial dan sebagainya, “Kenapa masjid ditutup sementara mall tidak?” Kita mesti bisa membuktikan bahwa ketika masjid dibuka kita lah orang pertama yang meramaikannya, karena keresahan kita bukan keresahan pura-pura dan palsu melainkan keresahan dari seorang mukmin yang cinta pada agamanya.

فَاعْتَبِرُوْا يَا أُولىِ الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

(جلسة الاستراحة  duduk sejenak sebelum khutbah kedua )

اللهُ أَكْبَرُ (7 x) وَلِلّهِ الْحَمْدُ

الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ ، أَمَّا بَعْدُ

فَيَا عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ ، فَاسْمَعُوْا قَوْلَ اللهِ تَعَالىَ فىِ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ  أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ : وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3) (سورة العصر)

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ

اللهم تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

اللهم ارْفَعْ عَنَّا الْبَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى مَا تَشَاءُ قَدِيْرٌ وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ

وَصَلىَّ اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Oleh: Ustadz Yendri Junaidi

Demikian Artikel " Teks Khutbah Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha di Rumah "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close