Kisah Mbah Hasyim Asy'ari buat Cemas Van Der Plas

KISAH MBAH HASYIM ASY'ARI BUAT CEMAS VAN DER PLAS

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Kapitalisasi pelaksanaan ibadah haji sesungguhnya diawali oleh penjajah Belanda. Penjajah mencium laba dari kegiatan rukun islam tersebut. Mereka mengkoordinir perjalanan dengan menyediakan kapal pada orang yang akan berangkat ke Tanah Haram. Mbah Hasyim Asyari pernah memboikot kapal Belanda yang digunakan ibadah haji tersebut.

Ibadah haji bagi orang Jawa, sebutan untuk orang Indonesia, merupakan perjalanan spiritual yang luar biasa. Selain karena keyakinan bahwa haji adalah panggilan dari Sang Khaliq yang tidak semua orang mendapatkan kesempatan, pergi ke tanah suci juga membutuhkan biaya besat serta kemampuan fisik yang baik. Tentang biaya haji, seorang haji yang pertama kali menjalankan pada tahun 1980-an bilang bahwa dibutuhkan 1 ons emas untuk bisa berangkat. Jika dikonversi dulu setara dengan harga 10 ekor sapi. Berapa harga emas saat ini lalu kalikan dengan 100 gram maka itulah uang yang harus dikeluarkan.

Bagi penjajah Belanda, gemerincing uang dari kegiatan ibadah haji sudah menggiurkan. Padahal mereka hanya menyediakan alat transportasinya saja. Bayangkan jika seluruh atribut dan kebutuhan jamaah haji ditangani seperti sekarang ini, maka jangan heran jika dana haji yang tersimpan oleh Kemenag sangat besar jumlahnya.

Sesungguhnya pengkoordiniran ibadah haji merupakan sarang dari Snouck Hougronje. Penasehat penjajah urusan Islam itu melihat bahwa mereka yang pulang dari melaksanakan haji berpotensi menjadi pemberontak. Dalam pengamatannya, Hougronje melihat ada interaksi antar umat Islam di Tanah Suci. Mereka saling bertukar informasi tentang situasi sosial di daerahnya. Dari interaksi itulah tumbuh benih kebencian pada penjajah yang pada akhirnya menjadi semangat perlawanan. Pada abad 18 - 19 memang banyak gejolak sosial yang dipimpin oleh para tokoh agama bergelar Haji.

Oleh Belanda pengkoordiniran jamaah haji secara politik untuk mempermudah identifikasi bagi mereka yang berangkat dan mempermudah pengawasan setelah selesai. Para haji di daerah terus dipantau aktifitasnya oleh PID, dinas intelejen kompeni. Tentu keuntungan ekonomi juga didapat dari prosentase biaya dari maskapai pelayaran yang ditunjuk. Kapal yang dipakai adalah kapal milik KPM, Pelninya Belanda.

Pada saat revolusi kemerdekaan, gubernur ost java, Van Der Plas hendak melakukan kapitalisasi haji kembali. Ibadah haji saat itu memang sulit karena seluruh wilayah laut Indonesia ada dibawah kontrol Belanda. Kondisi itu dimanfaatkan oleh Van Der Plas untuk meneguk keuntungan. Dia menawarkan bantuan, tepatnya mencarikan kapal yang bisa membawa jamaah haji dengan aman. Dalam otaknya Van Der Plas sudah mengjitung besarnya pundi uang yang akan didapatkannya.

$ads={1}

Rencana itu diketahui oleh Mbah Hasyim Asyary, sang Rois Akbar NU sekaligus Rois Masyumi. Hadratus Syech kemudian mengeluarkan fatwa larangan ibadah haji dengan menggunakan kapal Belanda. Fatwa itu kemudian digandakan dan disebarkan oleh Departemen Agama yang dipimpin oleh Wahid Hasyim, anaknya. Akibat dari fatwa itu membuat sebagian besar jamaah haji yang sudah mendaftar mengurungkan niatnya. Van Der Plas menjadi pusing sebab dia sudah membuat kesepakan dengan maskapi pelayaran yang ditunjuknya.

Disini terlihat kepiawaian Mbah Hasyim untuk menggerakkan organisasi sebagai sarana perjuangan. Makna ibadah yang privat dapat dikelola demi menjaga harkat dan martabat bangsa. Van Der Plas yang menjadi tokoh penerus Snouck Hurgronje tidak berdaya menghadapi manuver Mbah Hasyim tersebut.

Sebagai organisasi dengan puluhan juta pengikut, NU terbukti efektif untuk melakukan perlawanan sosial. Pada saat memanasnya sengketa tanah Palestina tahun 1930-an, NU sempat melakukan perintah pembacaan Qunut Nazilah secara jamaah pada saat warga NU melakasanakan Sholat Rawatib. Kegiatan ritual yang membuat gusar pemerintah Hindia Belanda. Pembacaan qunut nazilah itu kemudian dilarang oleh aparat kolonial. Fatwa NU paling fenomenal tentu Fatwa Jihad yang melatarbelakangi pertempuran 10 Nopember 1945.

Mengelo, 1 Oktober 2015

Oleh: Serpihan Catatan Ayuhanafiq

Demikian Artikel " Kisah Mbah Hasyim Asy'ari buat Cemas Van Der Plas "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close