Pentingnya Menjaga Lisan Bagi Seorang Muslim

PENTINGNYA MENJAGA LISAN BAGI SEORANG MUSLIM

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Lisan itu bentuknya minim namun pengaruh yang timbul darinya luar biasa. Dengan lisan orang lain bisa tersayat-sayat perasaannya, dengan lisan orang lain bisa merasakan keteduhan bagai guyuran embun di pagi hari, dengan lisan mampu menjadikan Allah ridha padanya, dan dengan lisan pula mampu menjadikan Allah murka padanya. Sebab itu Nabi Muhammad Saw. bersabda,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ ... الحديث» [ شرح الأربعين النووية ص ٤٤ ]

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka ucapkanlah kebaikan atau diam ... al hadits." (HR. Bukhari Muslim)

Imam Syafi'i mengatakan bahwa makna hadits tersebut adalah ketika hendak berbicara pikirkanlah terlebih dahulu, jika tidak membahayakan, silahkan berbicara, namun bila jelas-jelas membahayakan atau masih meragukan, maka tahan dan jangan bicara.

(قوله صَلَى اْللّٰهُ عَلَيْه وَسَلَم : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ) قال الشافعي رحمه الله تعالى معنى الحديث اذا اراد ان يتكلم فليفكر فإذا ظهر انه لاضرر عليه تكلم وان ظهر ان فيه ضرر او شك فيه امسك.  

[ شرح الأربعين النووية ص ٤٤ ]

Kehatian-hatian dalam menggunakan lisan sangatlah penting. Jangan sampai apa yang keluar darinya menimbulkan bahaya baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Imam Al-Ghazali menyebutkan cara unik Sahabat Abu Bakar As-Sidiq dalam menjaga lisannya. Yakni beliau menaruh sebuah batu ke mulutnya agar beliau tidak berbicara kecuali dalam keadaan darurat. Beliau memberikan isyarat pada mulutnya sembari mengatakan,

هذا الذي أوردني الموارد. فاحترز منه بجهدك؛ فإنه أقوى أسباب هلاكك في الدنيا والآخرة. [ أبو حامد الغزالي ,بداية الهداية ,ص ٥٦ ]

"Inilah yang membuatku sampai ke beberapa tempat, maka jagalah ia semaksimal mungkin, sebab lisan adalah penyebab yang sangat berpotensi membinasakanmu, baik di dunia maupun di akhirat."

Ulama salaf dulu tidak berbicara kecuali setelah benar dalam niat, ketika niat mereka belum benar, mereka enggan untuk berbicara sebab mereka sadar bahwa setiap kata yang keluar dari mulut akan dihisap kelak di akhirat.

$ads={1}

كان السلف لا يتكلمون الا بعد تصحيح النية، واذا لم تصح النية تركوا الكلام، لأنه ما من كلمة إلا يحاسب عليها في الآخرة، أو ما هذا معناه [ الفوائد المختارة ص ٣٤٧ ]

Syaikh Hasan bin Sinan pernah menucapkan satu kalimat yang sia-sia, kemudian beliau menghukum dirinya sendiri dengan berpuasa selama setahun.

وقد وقع لحسان بن سنان رحمه الله تعالى أنه تكلم بكلمة لغو، فعاقب نفسه بصوم سنة [ الفوائد المختارة ص ٣٤٧ ]

---

Lisan merupakan salah satu nikmat yang Allah berikan kepada kita. Sehingga sudah sepatutnya bagi kita untuk mensyukuri nikmat tersebut dengan menggunakannya untuk hal-hal positif. Misalnya memperbanyak berdzikir, shalawat, membaca kalam-Nya (Al-Qur'an), menyampaikan ilmu, dan hal-hal positif lainnya. Bukan digunakan untuk hal-hal yang negatif. Bahkan hewan, tumbuhan, makanan dan minuman pun tidak boleh kita cela. Jika tidak suka, ya dimakan, jika tidak ya tinggalkan dan tak usah dicela.

وإذا لعنت أحدا من خلق الله تعالى طولبت به، ولا تذم شيئا مما خلق الله تعالى، فقد كان النبي صلى الله عليه وسلم لا يذم الطعام الردىء قط، بل كان إذا اشتهى شيئا أكله وإلا تركه.

[ أبو حامد الغزالي ,بداية الهداية ,ص ٥٥ ]

"Ketika engkau melaknati salah satu dari makhluk Allah, engkau akan dimintai pertanggungjawaban, jangan pernah sekalipun engkau mencela makhluk Allah. Nabi sendiri tidak pernah mencela makanan yg tidak enak. Jika belau berkenan, beliau memakannya, jika tidak, ya beliau meninggalkannya."

 Apakah apa yang kita tulis juga demikian? Iya, kita juga perlu berhati-hati dalam menulis. Jangan sampai menulis hal-hal yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain. 

Baca juga: Dosa Ghibah Setara dengan Dosa Besar (Al-Kabair)

وأما اليدان: فاحفظهما عن أن تضرب بهما مسلما، أو تتناول بهما مالا حراما، أو تؤدي بهما أحدا من الخلق، أو تخون بهما في أمانة أو وديعة، أو تكتب بهما ما لا يجوز النطق به، فإن القلم أحد اللسانين، فاحفظ القلم عما يجب حفظ اللسان عنه

[أبو حامد الغزالي ,بداية الهداية ,ص ٥٧]

"Adapun ke dua tangan, hendaklah engkau menjaga kedua tanganmu dari memukul sesama Muslim, mendapatkan sesuatu yang diharamkan, menyakiti sesama makhluk Allah, mengkhianati amanah atau titipan orang lain, atau menulis sesuatu yang tidak boleh diucapkan. Kerana pena adalah salah satu dari dua lidahmu maka hendaklah engkau jaga penamu dari apa yang lisan wajib dijaga darinya."

Totox Widye

Bojonegoro.

Oleh: Totox Widye | Kajian Fikih Fathul Qarib

Demikian Artikel " Pentingnya Menjaga Lisan Bagi Seorang Muslim "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close