Meminjam Uang Anak Tanpa Izin, Bagaimana Hukumnya?

MEMINJAM UANG ANAK TANPA IZIN, BAGAIMANA HUKUMNYA?

Deskripsi

Assalamu'alaikum ustdz

Mau bertanya, kemarin ayah saya mau mengisi pulsa token, namun mencari uang yang dipegang ibu saya tak ketemu, dan yang ada hanya uang adik saya, kemudian uang itu yang diambil dengan perkataannya untuk meminjamnya, sedangkan adik saya orangnya tidak ada, karena kebiasaannya ayah saya memang sering pinjam uang seperti itu. Dan uang itupun dipakai untuk beli pulsa.

Kemudian adik saya datang dan dikasihtahu kalau uangnya dipinjam oleh ayah saya, dan ia mengizinkan, dan uangnya ingin segera diganti.

$ads={1}

Pertanyaan

Ustadz , Apakah uang yang dipakai untuk beli token listrik itu halal? Dan token listriknya halal?

Jawaban

Uang yang dipakai untuk beli token listrik itu halal karena mengandung makna qordhu (hutang) sehingga wajib untuk mengganti.

Referensi

اعانة الطالبين ج ٣ ص ٤١٩

(ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﻳﺠﻮﺯ ﻟﻹﻧﺴﺎﻥ ﺃﺧﺬ ﻣﻦ ﻧﺤﻮ ﺻﺪﻳﻘﻪ) ﺃﻱ ﻳﺠﻮﺯ

ﻟﻪ ﺃﻥ ﻳﺄﺧﺬ ﻣﻦ ﻃﻌﺎﻡ ﺻﺪﻳﻘﻪ ﻭﺷﺮاﺑﻪ ﻭﻳﺤﻤﻠﻪ ﺇﻟﻰ ﺑﻴﺘﻪ.

ﻗﺎﻝ ﻓﻲ اﻟﺘﺤﻔﺔ: ﻭﺇﺫا ﺟﻮﺯﻧﺎ ﻟﻪ اﻷﺧﺬ، ﻓﺎﻟﺬﻱ ﻳﻈﻬﺮ ﺃﻧﻪ ﺇﻥ ﻇﻦ اﻷﺧﺬ ﺑﺎﻟﺒﺪﻝ ﻛﺎﻥ ﻗﺮﺿﺎ ﺿﻤﻨﻴﺎ، ﺃﻭ ﺑﻼ ﺑﺪﻝ ﺗﻮﻗﻒ اﻟﻤﺎﻟﻚ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻇﻨﻪ.

اﻩ (ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﻳﺨﺘﻠﻒ) ﺃﻱ ﻇﻦ اﻟﺮﺿﺎ.

ﻭﻋﺒﺎﺭﺓ ﻏﻴﺮﻩ.

ﻭﺗﺨﺘﻠﻒ ﻗﺮاﺋﻦ اﻟﺮﺿﺎ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺑﺎﺧﺘﻼﻑ اﻷﺣﻮاﻝ ﻭﻣﻘﺎﺩﻳﺮ اﻷﻣﻮاﻝ.

اﻩ.

تحفة المحتاج في شرح المنهاج جز ٧ صح ٤٣٦

(ﻭﻟﻪ) ﺃﻱ اﻟﻀﻴﻒ ﻣﺜﻼ (ﺃﺧﺬ ﻣﺎ) ﻳﺸﻤﻞ اﻟﻄﻌﺎﻡ ﻭاﻟﻨﻘﺪ ﻭﻏﻴﺮﻫﻤﺎ ﻭﺗﺨﺼﻴﺼﻪ ﺑﺎﻟﻄﻌﺎﻡ ﺭﺩﻩ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﻣﺴﻠﻢ ﻓﺘﻔﻄﻦ ﻟﻪ ﻭﻻ ﺗﻐﺘﺮ ﺑﻤﻦ ﻭﻫﻢ ﻓﻴﻪ (ﻳﻌﻠﻢ) ﺃﻭ ﻳﻈﻦ ﺃﻱ ﺑﻘﺮﻳﻨﺔ ﻗﻮﻳﺔ ﺑﺤﻴﺚ ﻻ ﻳﺨﺘﻠﻒ اﻟﺮﺿﺎ ﻋﻨﻬﺎ ﻋﺎﺩﺓ ﻛﻤﺎ ﻫﻮ ﻇﺎﻫﺮ (ﺭﺿﺎﻩ ﺑﻪ) ؛ ﻷﻥ اﻟﻤﺪاﺭ ﻋﻠﻰ ﻃﻴﺐ ﻧﻔﺲ اﻟﻤﺎﻟﻚ ﻓﺈﺫا ﻗﻀﺖ اﻟﻘﺮﻳﻨﺔ اﻟﻘﻮﻳﺔ ﺑﻪ ﺣﻞ ﻭﺗﺨﺘﻠﻒ ﻗﺮاﺋﻦ اﻟﺮﺿﺎ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺑﺎﺧﺘﻼﻑ اﻷﺣﻮاﻝ ﻭﻣﻘﺎﺩﻳﺮ *اﻷﻣﻮاﻝ ﻭﺇﺫا ﺟﻮﺯﻧﺎ ﻟﻪ اﻝﺃﺧﺬ ﻓﺎﻟﺬﻱ ﻳﻈﻬﺮ ﺃﻧﻪ ﺇﻥ ﻇﻦ اﻷﺧﺬ ﺑﺎﻟﺒﺪﻝ ﻛﺎﻥ ﻗﺮﺿﺎ ﺿﻤﻴﻨﺎ* ﺃﻭ ﺑﻼ ﺑﺪﻝ ﺗﻮﻗﻒ اﻟﻤﻠﻚ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻇﻨﻪ ﻻ ﻳﻘﺎﻝ ﻗﻴﺎﺱ ﻣﺎ ﻣﺮ ﻓﻲ ﺗﻮﻗﻒ اﻟﻤﻠﻚ ﻋﻠﻰ اﻻﺯﺩﺭاﺩ ﺃﻧﻪ ﻫﻨﺎ ﻳﺘﻮﻗﻒ ﻋﻠﻰ اﻟﺘﺼﺮﻑ ﻓﻴﻪ ﻓﻼ ﻳﻤﻠﻜﻪ ﺑﻤﺠﺮﺩ ﻗﺒﻀﻪ ﻟﻪ؛ ﻷﻧﺎ ﻧﻘﻮﻝ اﻟﻔﺮﻕ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﻭاﺿﺢ؛ ﻷﻥ ﻗﺮﻳﻨﺔ اﻟﺘﻘﺪﻳﻢ ﻟﻷﻛﻞ ﺛﻢ ﻗﺼﺮﺕ اﻟﻤﻠﻚ ﻋﻠﻰ ﺣﻘﻴﻘﺘﻪ ﻭﻻ ﻳﺘﻢ ﺇﻻ ﺑﺎﻻﺯﺩﺭاﺩ ﻭﻫﻨﺎ اﻟﻤﺪاﺭ ﻋﻠﻰ ﻇﻦ اﻟﺮﺿﺎ ﻓﺄﻧﻴﻂ ﺑﺤﺴﺐ ﺫﻟﻚ اﻟﻈﻦ ﻓﺈﻥ ﻇﻦ ﺭﺿﺎﻩ ﺑﺄﻧﻪ ﻳﻤﻠﻜﻪ ﺑﺎﻝﺃﺧﺬ ﺃﻭ ﺑﺎﻟﺘﺼﺮﻑ ﺃﻭ ﺑﻐﻴﺮﻫﻤﺎ ﻋﻤﻞ ﺑﻤﻘﺘﻀﻰ ﺫﻟﻚ ﻭﻋﻠﻢ ﻣﻤﺎ ﺗﻘﺮﺭ ﺃﻧﻪ ﻳﺤﺮﻡ اﻟﺘﻄﻔﻞ ﻭﻫﻮ اﻟﺪﺧﻮﻝ ﺇﻟﻰ ﻣﺤﻞ اﻟﻐﻴﺮ ﻟﺘﻨﺎﻭﻝ ﻃﻌﺎﻣﻪ ﺑﻐﻴﺮ ﺇﺫﻧﻪ ﻭﻻ ﻋﻠﻢ ﺭﺿﺎﻩ ﺃﻭ ﻇﻨﻪ ﺑﻘﺮﻳﻨﺔ ﻣﻌﺘﺒﺮﺓ ﺑﻞ ﻳﻔﺴﻖ ﺑﻬﺬا ﺇﻥ ﺗﻜﺮﺭ ﻣﻨﻪ ﻟﻠﺤﺪﻳﺚ اﻟﻤﺸﻬﻮﺭ ﺃﻧﻪ ﻳﺪﺧﻞ ﺳﺎﺭﻗﺎ ﻭﻳﺨﺮﺝ ﻣﻐﻴﺮا ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻟﻢ ﻳﻔﺴﻖ ﺑﺄﻭﻝ ﻣﺮﺓ ﻟﻠﺸﺒﻬﺔ ﻭﻷﻥ ﺷﺮﻁ ﻛﻮﻥ اﻟﺴﺮﻗﺔ ﻓﺴﻘﺎ ﻣﺴﺎﻭاﺓ اﻟﻤﺴﺮﻭﻕ ﻟﺮﺑﻊ ﺩﻳﻨﺎﺭ ﻛﺎﻟﻤﻐﺼﻮﺏ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻓﻴﻬﻤﺎ ﻭﻣﻨﻪ ﺃﻥ ﻳﺪﻋﻲ ﻭﻟﻮ ﺻﻮﻓﻴﺎ ﻣﺴﻠﻜﺎ ﻭﻋﺎﻟﻤﺎ ﻣﺪﺭﺳﺎ ﻓﻴﺴﺘﺼﺤﺐ ﺟﻤﺎﻋﺘﻪ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺇﺫﻥ اﻟﺪاﻋﻲ ﻭﻻ ﻇﻦ ﺭﺿﺎﻩ ﺑﺬﻟﻚ

*ﻗﻮﻟﻪ ﺇﻥ ﻇﻦ اﻝﺃﺧﺬ ﺑﺎﻟﺒﺪﻝ ﺇﻟﺦ) ﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﺤﻠﻪ ﺇﺫا ﻇﻦ ﺑﺎﻟﻤﺜﻞ ﺣﻘﻴﻘﺔ ﺃﻭ ﺻﻮﺭﺓ ﺃﻣﺎ ﺇﺫا ﻇﻦ اﻷﺧﺬ ﺑﺎﻟﻘﻴﻤﺔ ﻓﻴﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺑﻴﻌﺎ ﻭﺇﺫا ﻛﺎﻥ اﻻﻧﺘﻔﺎﻉ ﺑﻌﻴﻦ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺇﺟﺎﺭﺓ* ﺛﻢ اﻷﻭﻟﻰ ﺃﻥ ﻳﻘﺎﻝ ﻛﺎﻥ ﻗﺮﺿﺎ ﺣﻜﻤﻴﺎ ﻭﻋﻠﻰ ﻫﺬا اﻟﻘﻴﺎﺱ ﻻ ﺿﻤﻴﻨﺎ ﻭﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻧﻪ ﻟﻮ ﻇﻦ ﺭﺿﺎ اﻟﻤﺎﻟﻚ ﺑﺪﻭﻥ ﻗﻴﻤﺔ ﺃﻭ ﺃﺟﺮﺓ اﻟﻤﺜﻞ ﻭﻟﻢ ﻳﺮﺽ اﻟﻤﺎﻟﻚ ﺑﺬﻟﻚ ﺃﻥ اﻟﻤﺪاﺭ ﻋﻠﻰ ﺭﺿﺎ اﻟﻤﺎﻟﻚ ﺃﺧﺬا ﻣﻤﺎ ﻣﺮ ﻓﻼ ﺗﻐﻔﻞ اﻩـ ﺳﻴﺪ ﻋﻤﺮ (ﻗﻮﻟﻪ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻇﻨﻪ) ﺃﻱ اﻵﺗﻲ ﺗﻔﺼﻴﻠﻪ ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ ﻓﺈﻥ ﻇﻦ ﺭﺿﺎﻩ ﺇﻟﺦ (ﻗﻮﻟﻪ ﻓﻲ ﺗﻮﻗﻒ اﻟﻤﻠﻚ ﺇﻟﺦ) ﻟﻌﻞ ﻓﻲ ﺑﻤﻌﻨﻰ ﻣﻦ اﻟﺒﻴﺎﻧﻴﺔ.

المجموع شرح المهدب جز ١٥ صح ٣٨٤

ﻭﻗﺎﻝ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺭﺿﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻭﺃﺑﻮ ﺣﻨﻴﻔﺔ ﻭﻣﺎﻝﻛ: ﻭﻣﺎﻟﻚ: ﻟﻴﺲ ﻟﻠﻮاﻟﺪ ﺃﻥ ﻳﺄﺧﺬ ﻣﻦ ﻣﺎﻝ ﻭﻟﺪﻩ اﻻ ﺑﻘﺪﺭ ﺣﺎﺟﺘﻪ، ﻟﺤﺪﻳﺚ (اﻥ ﺩﻣﺎءﻛﻢ ﻭﺃﻣﻮاﻟﻜﻢ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﺣﺮاﻡ، اﻟﺦ.

Sumber: NGAJI KITAB

Demikian Artikel " Meminjam Uang Anak Tanpa Izin, Bagaimana Hukumnya? "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close