Anak Tidak Akur Merupakan Tanggung Jawab Orang Tua

ANAK TIDAK AKUR MERUPAKAN TANGGUNG JAWAB ORANG TUA

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Menyambung tulisan yang kemaren, sampai saat ini saya masih sering mendapati adanya pertikaian antar kerabat atau saudara. Banyak antar saudara yang masih saja enggan bertegur sapa, apalagi saling mengunjungi, dan itu sudah berjalan bertahun-tahun lamanya. Parahnya, bahkan, ada yang sampai mencelakai satu sama lain, saling menjatuhkan, sampai tega bunuh-membunuh. Terlepas dari apa-pun faktornya, diakui atau tidak, orang tua-lah faktor terbesarnya.

Sudah mafhum memang, kecenderungan hati orang-tua terhadap anak-anaknya tidak bisa disama-ratakan, pasti ada saja salah satu dari mereka yang lebih mereka sayangi. Tapi, menampakkan kecenderungan itu kepada anak-anak, sehingga perlakuan orang tua menjadi sangat terlihat kepada salah satunya, ini-lah yang nantinya akan menjadi malapetaka besar di kemudian hari. Anak-anak yang lain merasa tidak terlalu disayangi oleh orang tuanya dibanding saudaranya yang satunya yang selalu mendapatkan perhatian lebih dari orang tua mereka.

Oleh karenanya, setiap orang tua, wajib memberlakukan anak-anaknya dengan seadil-adilnya ; baik kasih sayang, perhatian, pemberian, bahkan warisan. Agar tidak pernah timbul keirian di hati-hati mereka. Ketika yang satunya dibelikan sepatu, maka yang lainnya-pun harus dibelikan, meskipun tidak dalam waktu yang sama. Demikian juga pakaian, juga seperti itu. Perlakuan juga demikian, jika satunya datang dengan dipeluk, yang lainnya juga harus dipeluk. Hal ini untuk menunjukkan kepada anak-anak bahwa perlakuan orang-tua mereka kepadanya sama, tidak pilih kasih.

Hal semacam ini pernah terjadi di zaman Nabi SAW. Dulu, pernah ada salah satu sahabat yang duduk-duduk bersama Nabi SAW. Kemudian datanglah anak laki-laki menghampiri ayahnya, seketika dicium dan dipersilhkan duduk di pangkuannya. Tidak lama kemudian, datanglah anak perempuannya, oleh ayahnya langsung dipersilahkan duduk di sampingnya tanpa menciumnya. Nabi SAW yang melihat kejadian itu, lantas berucap : “Kamu tidak adil dengan kedua anakmu”.

Kesalahan orang tua yang selanjutnya adalah sering membanding-bandingkan dengan anaknya yang lain. Kelihatannya sih tidak berdampak, bahkan kebanyakan orang tua-pun tidak menyadari dan merasa. Tapi, ini dampaknya luar biasa, terlebih ketika mereka telah berkeluarga.

Ada sebuah kisah seseorang yang tega menumbalkan anak dari saudaranya sendiri sampai berkali-kali, yang disebabkan karena dirinya selalu dibanding-bandingkan oleh orang tuanya dengan saudaranya yang lain, hanya karena belum memiliki keturunan, sedangkan saudaranya yang lain sudah lebih dulu hamil padahal baru beberapa bulan nikah. Dibanding-bandingkan seperti ini membuat ia sangat benci dengan saudaranya itu, akhirnya ia tidak terima kalau saudaranya memiliki anak. Alhasil, ia mencari pesugihan dan menumbalkan anak saudaranya.

$ads={1}

Membanding-bandingkan dari segi ekonomi dan kesuksesan juga sama, jangan sampai orang tua melakukan hal ini. Bisa jadi, setelah mereka meninggal nanti, anak-anak mereka akan saling berperang untuk memperebutkan warisan. Atau boleh jadi mereka akan saling menjatuhkan agar saudaranya tidak lebih sukses dari dirinya.

Seandainya orang tua memberlakukan anak-anaknya dengan sama, adil, tanpa memberatkan yang lain, niscaya anak-anak mereka akan baik-baik saja sampai berkeluarga.

Seandainya orang tua tidak pernah membanding-bandingkan satu anak dengan anak yang lain, keluarga satu anak, dengan keluarga anak yang lain, niscaya keluarga anak-anaknya akan baik-baik saja, akan saling bersinergi dengan yang lainnya, akan bahu-membahu dengan yang lainnya.

Seandainya orang tua selalu berpesan kerukunan kepada anak-anaknya, menekankan kerukunan dan keakuran kepada antar anaknya, tentunya pikiran sang anak akan tertanam jiwa kerukunan itu.

Seandainya orang tua akur dengan saudara-saudaranya, pasti anak-anaknya akan meniru keakuran orang tuanya.

Seandainya orang tua selalu menyempatkan waktu untuk mengajak anak-anaknya mengunjungi saudara-saudaranya minimal 2 bulan sekali, kemudian peduli dengan mereka, pasti anak-anaknya akan meniru kerukunan orang tuanya dengan paman-pamannya tersebut, karena mereka selalu melihatnya.

Seandainya orang tua selalu berdoa untuk kerukunan dan keakuran anak-anaknya, pastinya anak-anaknya akan rukun-rukun saja, karena doa orang tua kepada anaknya sangat-sangat mustajab sebagaimana doa Nabi kepada umatnya.

Andai saja orang tua sudah melakukan kesemua itu, tapi masih saja ada salah satu anaknya yang suka memusuhi saudaranya, berarti memang keburukan tersebut bukan lahir dari perlakuan orang tuanya, melainkan dari dirinya sendiri.

Wallahu A’lam

Nb: Disarikan dari pengajian Yai Thoha Abrori dan Kitab Adabul Islam Fi Nidzomil Usroh dengan beberapa tambahan.

Turoobul Aqdam

Kairo, 2 Februari 2023

Demikian Artikel " Anak Tidak Akur Merupakan Tanggung Jawab Orang Tua "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close