Tafsir Surah Ali Imran Ayat 134-135: Ciri-ciri Orang Yang Bertaqwa

TAFSIR SURAH ALI IMRAN AYAT 134-135: CIRI-CIRI ORANG YANG BERTAQWA

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Di antara ciri-ciri muttaqin (orang bertaqwa) adalah apa yang Allah sampaikan dalam firmanNya, surat Ali Imran ayat 134-135, yaitu;

Pertama;

الذين ينفقون في السراء والضراء 

"Orang-orang yang mau berinfaq dalam keadaan sempit atau lapang"

Dalam penafsiran lain, fis sara' wadh dharra' maksudnya dalam kondisi masih hidup, atau setelah meninggal (wasiat). Menurut tafsir lainnya, dalam perihal kebahagiaan seperti walimah atau acara-acara kenduri syukuran atau untuk musibah dan kematian. Dalam tafsir lainnya, infaq yang disenangi seperti pemberian untuk anak sendiri atau kerabat, dan infaq dalam kondisi berat hati atau kurang sesuai selera hati. Intinya pada poin ini dijelaskan bahwa ciri orang bertaqwa adalah mau berinfaq dalam setiap kondisi.

Kedua;

والكاظمين الغيظ 

"Orang-orang yang menyembunyikan marah."

Al-Kazhimin artinya al-katimin, yaitu orang-orang yang menyembunyikan marah, tidak menampakkan marah lewat tutur kata dan tindakan. Karena yang namanya manusia, secara nuraninya pasti tersentuh ketika ia disakiti, atau keluarga dan hartanya dizalimi, maka yang dituntut bukanlah tidak memiliki rasa marah, namun mampu mengendalikan diri dan emosi untuk tidak melampiaskannya dengan hal-hal negatif. 

Ketiga;

والعافين عن الناس 

"Orang-orang yang mampu memberi maaf kepada sesama manusia." 

Memberi maaf ini meskipun tidak wajib, tetapi hukumnya sangat dianjurkan. Rasulullah SAW begitu mengapresiasi sikap pemaaf, sehingga beliau SAW memuji salah seorang sahabatnya yang bernama Abu Dhamdham yang memiliki sifat pemaaf yang luar biasa. Setiap hari sebelum keluar rumah, Abu Dhamdham selalu berdoa kepada Allah, "Allahumma inni Atashaddaqu bi 'irdhi (Ya Allah, Aku ingin bersedekah dengan kehormatanKu)." Abu Dhamdham telah siap menerima setiap celaan, cibirin, makian, atau apapun sikap negatif dari orang lain yang ditujukan kepadanya saat keluar rumah, tidak ingin orang-orang yang menyakitinya di azab di akhirat, karena itu Abu Dhamdham telah terlebih dahulu memaafkannya. Rasulullah SAW memuji Abu Dhamdham di depan sahabatnya yang lain, dan menyebutkan Abu Dhamdham adalah sosok penghuni syura.

$ads={1}

Setelah menyebutkan tiga sifat tersebut, ayat ini (Ali Imran; 134) ditutup oleh Allah dengan penjelasan tentang betapa besarnya ganjaran pahala bagi orang-orang yang memiliki sifat-sifat tersebut;

والله يحب المحسنين 

"Allah mencintai orang-orang yang berbuat ihsan".

Imam al-Razi, menyampaikan bahwa ungkapan ini adalah untuk menunjukkan besarnya pahala dari sifat ihsan yang disebutkan sebelumnya, karena tidak ada pahala yang lebih hebat dibandingkan dengan mendapatkan cinta dari Allah SWT. Tiga sifat sebelumnya, semuanya adalah ihsan (kebaikan), yang terbagi dalam 3 bentuk;

Pertama;

إيصال الخير للغير 

"Menyampaikan kebaikan bagi orang lain".

Ihsan inilah yang dimaksud pada potongan ayat,

الذين ينفقون في السراء والضراء

Menurut Imam al-Razi, Ihsan dalam bentuk menyampaikan kebaikan ini tidak mesti dalam bentuk infaq harta, tetapi juga termasuk menginfaqkan ilmu. 

Kalau boleh kita umumkan, maka ihsan bentuk ini sifatnya luas sebagaimana faidah tidak disebutkannya maf'ul dalam tarkib, sehingga yang tidak punya harta tapi punya tenaga, bisa berinfaq dengan tenaganya. Para wartawan, dapat memberikan sumbangsih kebaikan lewat penanya, pemimpin lewat kebijakannya, para pemikir lewat ide dan gagasannya, dan kontribusi kebaikan lainnya yang dapat dikatakan sebagai ishal al-khair li al-ghair.

Kedua;

دفع الضرر عن الغير 

"Menghilangkan kemudharatan dari orang lain"

Hal ini ada 2 bentuk, ada yang sifatnya di dunia, dan ada yang sifatnya di akhirat. 

Menghilangkan kemudharatan dari orang lain di dunia di antaranya adalah dengan tidak melampiaskan amarah. Inilah yang dimaksud pada potongan ayat;

والكاظمين الغيظ 

Sedangkan menghilangkan kemudharatan di akhirat agar pihak yang bersalah tidak dituntut dan disiksa atas dosanya di akhirat adalah dengan memaafkan. Inilah yang diisyaratkan dalam firman Allah;

والعافين عن الناس  

Ketiga sifat tersebut dengan segala perbedaan sifatnya semuanya merupakan ihsan. Allah menyebutkan di ujung ayat, bahwa Allah cinta kepada siapa saja yang memiliki ketiga sifat tersebut, Allah cinta kepada siapa saja yang melakukan ihsan. 

Ada kisah menarik yang disebutkan dalam tafsir al-Qurthubi tentang ayat ini, dimana ada seorang budak wanita, seorang hamba sahaya, (atau bahasa dekatnya seperti pembantu), sedang menyiapkan makanan kepada tamu istimewa dari tuannya. Saat tamu sudah datang dan kuah yang begitu sedap siap disajikan, lalu pembantu ini membawa kuah yang masih panas untuk dihidangkan kepada tamu. Karena budak ini tergelincir, kuah yang masih panas itu tumpah, bahkan sampai membasahi baju tuannya dan tamu yang datang dari jauh. Tuannya marah dan sempat berkeinginan untuk memukulnya.

Tiba-tiba sang budak yang kebetulan ingat ayat Alquran berkata kepada tuannya, wahai Tuanku, ingatlah dan amalkan ayat Allah,

والكاظمين الغيظ 

Tuannya yang paham agama dan sadar akan betapa sakralnya pesan Alquran yang mesti diamalkan, langsung seketika berubah raut wajahnya dan mengurungkan niatnya untuk memahari si budak.

Budak wanita ini kemudian berkata, Wahai Tuanku, amalkan juga potongan ayat setelahnya,

والعافين عن الناس  

Tuannya berkata; "Sudah. Aku sudah maafkan kamu."

Budak ini berkata; Wahai Tuanku, amalkan juga potongan ayat setelahnya;

والله يحب المحسنين 

"Allah cinta terhadap orang-orang yang berbuat ihsan"

Maka Tuannya berkata; "Oke, baik. Aku akan berbuat baik kepadamu. Mulai sekarang, Anti hurratun li wajillah, Kamu sekarang Aku merdekakan dari perbudakan, karena Allah ta'ala. 

Demikian kurang lebih beberapa penjelasan para Ulama tentang tafsir ayat ini. Sifat taqwa lainnya dijelaskan pada ayat berikutnya dan ayat-ayat yang lain. Tentu saja, ini sikap ideal bagi orang bertaqwa, meski taqwa itu pada dasarnya ada tingkatan-tingkatannya. Paling minimal, taqwa adalah takut kekal di neraka, sehingga semua orang yang beriman sudah dinilai bertaqwa pada level ini.

Oleh: Ustadz Muhammad Iqbal Jalil

Demikian Artikel " Tafsir Surah Ali Imran Ayat 134-135: Ciri-ciri Orang Yang Bertaqwa "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close