Mempelajari Fikih dan Ushul Fiqih Termasuk Menjemput Rezeki

MEMPELAJARI FIKIH DAN USHUL FIQIH TERMASUK MENJEMPUT REZEKI

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Salah seorang mahasiswa berkata: para ulama terdahulu mendapatkan kenikmatan karena mereka hidup di zaman yang lebih berkah dari kita, Rasulullah sendiri yang mengatakan bahwa sebaik-baiknya masa adalah masaku, dan zaman setelahnya dan zaman setelahnya hingga seterusnya sampai hari kiamat. Maka pasti masa mereka lebih baik dari kita. 

Dr. Mahmud Abdurrahman, beliau termasuk pakar Ushul Fikih di al-Azhar saat ini, menyampaikan keberatannya ketika mendengar ungkapan di atas, beliau berujar: Allah swt. sudah menentukan rezeki dan makanan bagi seluruh makhluknya dari awal penciptaan sampai nanti kiamat, semua sudah diukur dan disisihkan jatah rezeki dan makanannya sebelum mereka diciptakan, Allah berfirman:

﴿ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِن فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا *وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا* فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِّلسَّائِلِينَ﴾

"Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya."

Menurut beliau kalau Allah menentukan makanan jasmani bagi makhluknya sampai hari kiamat, maka makanan rohani juga sudah Allah tentukan. Makanan rohani mencakup pemahaman dan ilmu agama. Jika rizki makanan setiap orang berbeda-beda dan rizki setiap orang tidak tertukar, maka begitu juga rizki pemahaman agama. Ada banyak ilmu yang Allah berikan kepada generasi mendatang yang tidak diberikan kepada generasi terdahulu. 

$ads={1}

Beliau tidak ingin kita hidup dalam bayang-bayang bahwa ulama terdahulu sudah menyelesaikan semuanya, seolah kita tidak memiliki peran, yang mana terkadang itu membuat kita menjadi kehilangan motivasi untuk mempelajari agama ini. Tapi belajarlah, tanpa kehilangan hormat terhadap mereka para pendahulu. Setiap kaum ada rejekinya. 

Beliau menukil dari Syuaib bin Abi Madyan: 

للقرآن نزول وتنزل، أما النزول فقد مضى، أما التنزل فهو باق إلى يوم القيامة

"al-Quran punya nuzul dan tanazzul. Nuzul telah selesai di zaman Rasulullah, adapun tanazzul maka ia akan terus menerus terjadi sampai hari kiamat"

Nuzul Qur'an adalah turunnya lafaz Qur'an, yang telah selesai era Rasulullah. Adapun tanazzul Qur'an maka ia adalah turunnya pemahaman dan pemaknaan terhadap Qur'an, maka ia akan terus berlangsung sampai hari kiamat. Setiap era punya pemahaman yang sesuai dengan eranya. 

Ketika mensyarah nazm Waraqat tulisan Amrithy beliau berujar:

إنا نحن نزلنا الذكرى وإنا له لحافظون

Allah berjanji menjaga al-Qur'an. Menjaga lafaznya melalui para qurra ahli qiro'at, dan menjaga pemahamannya melalui para fuqaha dan ushuliyyin. 

Baca juga: Istilah-istilah Tokoh Dalam Literatur Fiqih Mazhab Syafi'i

Mempelajari Fikih dan Ushul Fikih -menurut saya- termasuk menjemput rezeki Allah berupa pemahaman terhadap firman-Nya. Semoga Allah menjaga para pelajar Fikih dan Ushul Fikih dan semua pelajar ilmu agama.

Oleh: Ustadz Mohamad Yusup Syuhada, Darbul Ahmar, Kairo. 

Demikian Artikel "Mempelajari Fikih dan Ushul Fiqih Termasuk Menjemput Rezeki"

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close