Ustadz Rahmat Taufik Tambusai: Khatib Aswaja Rasa Wahabi (Asrabi)

USTADZ RAHMAT TAUFIK TAMBUSAI: KHATIB ASWAJA RASA WAHABI (ASRABI)

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Suatu ketika kami sholat jum'at di salah satu masjid aswaja, dengan dua kali azan, ini merupakan salah satu ciri aswaja di nusantara, setelah azan kedua dikumandangkan, khatib pun berdiri membacakan khutbahnya.

Dilihat dari penampilan sang khatib tidak berpenampilan salafi, muqaddimah khutbahnya biasa aja, tetapi ketika menguraikan isi khutbahnya, baru terasa agak salafi, pendapat - pendapat yang diungkapkannya bersumber kepada ulama salafi wahhabi, diantara nama ulama yang disebut sang khatib dari mulai awal sampai akhir syekh albani, syekh muhammad bin abdul wahhab,  syekh Utsaimin, syekh bin baz dan syekh sholih fauzan.

Dan sesekali menyebut nama imam ibnu Taimiyah dan ibnu Qayyim al jauzi yang merupakan rujukan utama dan soko guru dari salafi wahhabi.

Dalam hati kami mengatakan, khatib ini aswaja rasa salafi, fenomena seperti ini sering kita jumpai, di kalangan khatib muda, dan beberapa kali kami jumpai, termasuk kami ceritakan yang di atas, rata - rata mereka masih muda.

$ads={1}

7 FAKTOR DAI ASWAJA MENJADI SALAFI

Ada beberapa faktor penyebab munculnya khatib atau ustad muda yang aslinya aswaja tetapi rasa salafi wahhabi, diantaranya : 

1. Tidak tamatan pesantren, kalau pun tamat pesantren tetapi belum pernah mempelajari aliran - aliran dalam islam, sehingga belum mampu membedakan mana yang aswaja, mana yang syiah, mana yang salafi wahhabi dan mana aliran sempalan.

Maka jangan heran kita, ada sebagian santri ikut aliran sempalan, salah satu faktornya belum mempunyai kemampuan untuk membedakan antara satu aliran dengan aliran yang lain.

2. Tidak berguru kepada ulama senior, sehingga tidak mempunyai wawasan yang luas, dan lebih mengandalkan kemampuan diri sendiri, padahal dirinya tidak mempunyai ilmu alat untuk memahami syariat dengan baik dan benar.

3. Tidak memilki kitab dan buku yang menjadi refrensi utama mayoritas ulama baik dalam akidah maupun fiqih dan tasawuf, sehingga tidak mengenal ulama - ulama super cerdas pada masa lalu.

Akibat tidak mengenal ulama super cerdas masa lalu, sehingga dianggapnya ulama masa kini lebih mengerti tentang pemahaman ulama salafus sholeh yang hidup di tiga abad pertama.

Baca juga: Imam Nawawi, Ulama Asy'ariyah yang Tak Bisa Disesatkan Wahabi

4. Mengambil materi khutbah di internet, ketika kita mencari teks khutbah di google maka yang akan muncul website - website salafi wahhabi, biasanya dari urutan 1 sampai 10 milik salafi karena website mereka berbayar.

Sedangkan website aswaja diurutan setelah urutan website mereka, sehingga khatib muda yang kurang wawasan langsung mengambil dari website pertama, dimakannya mentah - mentah, karena dia tidak tau siapa itu bin baz, Utsaimin, shalih fauzan, abu bakar jazairi, al jibrin, muqbil, madhali dan muhammad bin abdul wahhab, yang mana mereka adalah membawa paham salafi yang berbeda dengan mayoritas ulama sepanjang masa.

5. Tidak pernah mengikuti seminar atau bedah buku berkaitan aliran - aliran dan kelompok - kelompok dalam islam dan yang mengatasnamakan ajaran islam.

Seandainya pernah mengikuti seminar seputar aliran dalam islam, yang didalamnya juga dibahas aliran yang sudah difatwakan ulama akan kesesatannya, dan ciri - ciri aliran yang tidak termasuk ke dalam mayoritas ulama, maka sang khatib tidak akan mudah memakan mentah - mentah yang ada di google.

6. Jarang beli buku, efek jarang beli buku maka tidak terbiasa membaca, jika jarang membaca maka ilmu dan wawasannya tidak memadai.

Khatib yang malas membaca, akan mencari jalan pintas, cukup buka google, lalu print teks khutbah tanpa ingin tau bahwa teks khutbah ini berafiliasi kemana, apakah ke kanan atau ke kiri, yang penting sudah bisa untuk tampil.

7. Tidak ikut dalam satu organisasi dakwah, yang berkumpul semua ulama, dai dan khatib di dalamnya.

Khatib yang tidak ikut organisasi dakwah, maka akan kurang pengalamannya, karena dengan kita ikut organisasi dakwah, kita akan mendapatkan pengalaman dari para dai yang lainnya.

Dan biasanya organisasi dakwah yang besar mengadakan muzakarah, seminar dan bedah buku untuk menambah ilmu dan wawasan para dai yang bergabung di dalamnya.

Setelah khatib menyampaikan khutbahnya, lalu sholat jumat didirikan, setelah sholat sang khatib ikut larut berzikir berjamaah dan tahlil dengan suara jahar ciri khas negeri seribu suluk, kemudian berdoa dipimpin oleh imam.

Setelah berdoa, berdiri bersama saling bersalaman sambil bersholawat kepada nabi, sang khatib mengikuti sampai akhir, dalam hati kami kembali berkata, khatib Aswaja rasa salafi, Amaliah aswaja isi khutbahnya salafi wahhabi hehe

Dalu - dalu, Selasa 21 November 2023

 Oleh: Ustadz Rahmat Taufik Tambusai 

Demikian Artikel " Ustadz Rahmat Taufik Tambusai: Khatib Aswaja Rasa Wahabi (Asrabi) "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah - 

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close