Akidah Adalah Manhaj Dalam Hidup dan Memahami Agama

AKIDAH ADALAH MANHAJ DALAM HIDUP DAN MEMAHAMI AGAMA

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Setiap saya mengajar ilmu kalam ini pasti saya menekankan kepada murid-murid saya terutama yang sudah belajar lama dengan saya bahwa level untuk belajar Aqidah itu ada 2 :

1.التفكير في مسائل العقائد  memikirkan tentang makna masalah-masala Aqidah dan Tauhid

2.التفكير بمسائل العقائد berfikir menggunakan masalah-masalah akidah dengan arti Qowaid dan Masail aqidah ini dijadikan landasan untuk berfikir sekiranya setiap hasil dari pemikiran yang bertentangan dengan Manhaj atau Masail Ushuliyah Aqoidiyah mesti ditakwil agar sesuai dengan Masail Aqidah yang dia yakini.

dari point kedua inilah terjadi kebid'ahan ketika berbeda dalam beberapa masalah aqidah walaupun hanya satu masalah karena cara berfikirnya akan menajdi berbeda yang akan berefek pada ribuan masalah furuiyyah dibawahnya.

Maka dari sini kita mengetahui bahwa cara berfikir Wahabi berbeda dengan cara berfikir Muktazili, sunni, Syi'i atau Wujudi karena memang ada perbedaan dalam Aqidah yang berefek pada perbedaan cara beristinbath dan memahami Nushus.

Baca juga: 3 Ulama Yang Harus Diwaspadai Pendapatnya Dalam Aqidah

Saya banyak sekali melihat bagaiama zohir Nushus dari pada al-Quran wa Sunnah ditakwilkan agar sesuai dengan aqidah yang diyakini seorang Muawwil tidak perduli apapun mazhabnya, saya akan beri contoh hadist : فإن الله خلق آدم على صورته yang artinya : sesungguhnya Allah menciptakan Nabi Adam atas Shurohnya ( bentuknya)

Ahli Sunnah : Dhomir HA' yang ada pada shurotihi kembali kepada wajah karena sempurnanya hadist : «إِذَا ضَرَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَجْتَنِبِ الْوَجْهَ؛ فَإِنَّ اللَّهَ خَلَقَ آدَمَ عَلَى صُورَتِهِ» yang artinya: kalau salah satu dari kalian memukul hindari wajah karena sesungguhnya Allah menciptakan nabi Adam menurut bentuk wajah yang dipukul.

Wahabi : Dhomir HA' disini kembali kepada Allah karena memang Allah mempunyai wajah dan bentuk seperti yang dipukul cuma al-Kaif Majhuul

Wujudi : Manusia adalah Manisfetasi ( Tajalli) sempurna dari Zat dan Sifat ilahiyah sekira Manusia adalah cerminan Allah yang Mana Allah bisa melihat dirinya pada manusia dan bagi yang ingin mengetahui rahasia ketuhanan maka lihatlah manusia.Maka manusia diciptakan untuk mengetahui kesempurnaan Allah yang mana hal itu adalah Maqsud Haqiqi dari penciptaan Alam semesta ini.inilah makna ayat yang diinginkan oleh Ashab wihdatul Wujud pada hadist : خلق الله آدم على صورته  اي صورة أكمل وأسمى من تجليات الحق. ( ini adalah apa yang saya pahami dari apa yang ditulis oleh Prof.Abul Alaa' Afifi.) 

Karena kemulian manusia inilah jangan sampai anda memukul wajah manusia karena wajah adalah bagian yang paling mulia dari manusia sebagai Mazhar yang paling mulia dari al-Wujud al-Haq maka memukul wajah seperti memukul bagian paling mulia daripada Tajalliyat dan Manifestasi Allah didunia ini.disini letak dosa memukul wajah.( Untuk paragraf ini adalah tafsir dari saya sendiri).

$ads={1}

Begitupula dari sini muncul theori al-Insan Kamil atau manusia yang sempurna dengan arti bahwa kesempurnaan manusia terjadi karena manusia diciptakan oleh allah sebagai Tajalli, Baju atau Manifestasi yang paling sempurna terhadap al-Wujudul al-Haq yang mana kesempurnaan manusia akan terwujud pada para Anbiyaa' Alaihimussalam.

Lihat bagaimana 3 Mazhab yang berbeda mempunyai pemahaman yang berbeda dalam satu nash hadist yang sama yang mana 3 pemahaman ini bisa diakomodir oleh hadist tersebut jika kita melihat hanya dari aspek lafaznya saja akan tetapi jika kita tambah Manhaj Aqidah tertentu untuk memahaminya maka hanya satu dari makna tersebut yang benar.

inilah yang saya maqsud berkali-kali dalam post-post saya bahwa tolok ukur kenaran bukan alFaaz yang dinukil  akan tetapi makna dari lafaz yang dinuqil, karena semua mazhab selama masih menisbatkan dirinya kepada islam pasti menggunakan al-Quran wa Sunnah.

yang artinya secara umum : " menuqil Nushus dari al-Quran atau Assunah tidak serta merta menjadikan seseorang itu benar secara Aqidah karena tolak ukurnya adalah apa yang anda pahami dari al-Quran dan Assunah apakah sesuai dengan Qowaid dan Ushul  Ahli Sunnah atau tidak".

Akan tetapi terikatnya seseorang dengan al-Kitab dan Assunah menjauhkankan orang tersebut dari kekufuran karena pemikirannya masih dalam kerangka al-Ma'lum minaddin bi Dhoruroh yang ada pada al-Quran dan Sunnah.

Wallahu A'lam

Oleh: Habib Ali Baqir al-Saqqaf

Demikian Artikel " Akidah Adalah Manhaj Dalam Hidup dan Memahami Agama "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah - 

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close