6 GELAR UNTUK ULAMA AHLI HADIS: PENGERTIAN, TOKOHNYA
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Para ulama ahli hadis memegang peranan penting dalam memastikan kelestarian ajaran Islam melalui pemahaman dan pengajaran hadis Rasulullah SAW. Penghargaan terhadap kapasitas keilmuan mereka tercermin dalam pemberian gelar-gelar khusus, yang menjadi penanda akan kedalaman ilmu mereka dalam bidang hadis. Berikut adalah enam gelar yang diberikan kepada ulama ahli hadis beserta penjelasannya, lengkap dengan beberapa nama ulama terkenal dalam setiap kategori sebagai contoh.$ads={1}
1. Al-Musnid (المسند)
Gelar Al-Musnid diberikan kepada seorang ulama yang memiliki kemampuan meriwayatkan hadis dengan sanad lengkap hingga Rasulullah SAW. Seorang al-Musnid belum tentu menguasai seluruh aspek ilmu hadis, tetapi ia memiliki sanad yang autentik dan dipercaya dalam meriwayatkan hadis.Beberapa ulama terkenal dengan gelar Al-Musnid dalam Islam antara lain:
a. Imam Ahmad bin Hanbal: Ulama besar dan pendiri mazhab Hanbali, dikenal dengan karya monumental Musnad Ahmad, yang berisi sekitar 30,000 hadis dengan sanad lengkap. Ia dihormati sebagai Al-Musnid karena penguasaan sanad dan hafalannya yang kuat.
b. Ibn Hajar al-Asqalani: Ulama abad ke-14 yang terkenal dengan kitab Fathul Bari, syarah Sahih Bukhari. Selain ahli hadis, ia memiliki sanad yang kuat, membuktikan kelayakannya sebagai Al-Musnid.
c. Al-Suyuti: Seorang polymath abad ke-15, dikenal dengan kemampuan luas dalam hadis, salah satunya dalam kitab Jami’ as-Saghir.
Berikut beberapa ulama yang diberi gelar Al Muhaddits oleh para alim ulama:
a. Al-Muhaddits Syaikh 'Aqib bin Hasanuddin Al-Falimbani
Syaikh ‘Aqib bin Hasanuddin Al-Falimbani dikenal sebagai salah satu ulama dengan periwayatan hadis yang sangat banyak. Syaikh Yasin Al-Fadani menganggap beliau sebagai salah satu ulama yang paling banyak sanad hadisnya. Ia wafat pada tahun 1182 H dan mengambil periwayatan dari sejumlah ulama besar, termasuk Abdullah Al-Bishri dan Ahmad An-Nakhli.
b. Syaikh Abdush Shamad bin Abdirrahman Al-Atsyi
Ulama sufi asal Aceh ini juga dikenal dengan nama Falimbani. Beliau belajar hadis dari Syaikh Yahya bin Umar Maqbul Ahdal dan Sayyid Umar bin Ahmad bin Aqil As-Saqqaf. Wafat pada tahun 1211 H, Syaikh Abdush Shamad adalah guru dari Syaikh Nawawi Al-Bantani. Selain itu, beliau memiliki putri, Syaikhah Fatimah, yang juga dikenal sebagai ulama besar di Mekkah. Karya-karya beliau tercatat dalam kitab An-Nur Al-Ahmadi.
c. Syaikh Abdul Ghani bin Shabhi Al-Bimawi
Syaikh Abdul Ghani bin Shabhi Al-Bimawi merupakan murid dari ulama terkenal di Surabaya, Syaikh Ahmad bin Abdillah. Beliau mengajarkan banyak ilmu kepada para santri, salah satunya adalah Syaikh Mahfudz At-Tarmasi, yang kemudian menjadi salah satu ulama besar.
d. Syaikh Mahfudz At-Tarmasi
Lahir pada tahun 1338 H, Syaikh Mahfudz adalah seorang ulama produktif yang menulis banyak kitab, seperti Manhaj Dzawi An-Nadhar (syarh Alfiyah Hadis Imam As-Suyuthi), Mauhibah Dzi Al-Fadhl (fiqih), Nail Al-Ma’mul (ushul fiqih), dan Is’af Ath-Thali’ (ushul fiqih). Periwayatannya dibukukan dalam Kifayah Al-Mustafid dan banyak ulama besar, seperti KH Hasyim Asy’ari dan Syaikh Umar Hamdan Al-Mahrisi, merupakan murid beliau.
e. Syaikh Abdul Hamid Qudus
Syaikh Abdul Hamid Qudus adalah ulama yang dikenal dengan kecakapan dalam berbagai disiplin ilmu. Sebagian mengaitkan beliau dengan wilayah Yaman, namun banyak yang menghubungkan namanya dengan kota Kudus di Jawa Tengah. Karya-karya beliau antara lain Irsyad Al-Muhtadi (ilmu tauhid), Al-Anwar As-Saniyah (fiqih), dan Lathaif Isyarat (ushul fiqih). Periwayatannya tercatat dalam Al-Mafakhir As-Saniyah.
f. Sayyid Muhammad Mukhtar bin Athar Al-Bughuri
Sayyid Muhammad Mukhtar, yang sering disebut juga dengan nama Al-Batawi, berasal dari Bogor dan dikenal sebagai salah satu ulama dengan banyak periwayatan hadis. Beliau juga memiliki peran penting dalam melestarikan ilmu hadis di kalangan ulama Nusantara.
g. Sayyid Salim Jindan
Sayyid Salim Jindan merupakan seorang ahli nasab dan ulama yang memiliki lebih dari 100 guru dalam periwayatannya. Dengan jumlah guru yang banyak, beliau menjadi salah satu ulama yang sangat berpengaruh dalam penyebaran ilmu hadis di Indonesia dan sekitarnya.
h. Musnid Al-Ashr Syaikh Yasin Al-Fadani
Syaikh Yasin Al-Fadani, yang dikenal sebagai “Musnid Al-Ashr,” adalah salah satu ulama Nusantara dengan periwayatan terbanyak. Beliau telah mengambil sanad dari lebih dari 170 ulama besar di berbagai negara, seperti Hijaz, Yaman, Mesir, Syam, Iraq, India, serta Indonesia sendiri. Karya-karyanya tercatat dalam Bulugh Al-Amani dan Tashnif Al-Asma’, yang disusun oleh murid-murid beliau.
Dengan cara yang lebih beragam dan mendalam, ulama-ulama ini telah memberikan kontribusi besar terhadap penyebaran ilmu hadis dan keberlangsungan ilmu di dunia Islam.
Baca juga: 5 Hal Dalam Memahami Hadits Dhaif
a. Imam Ahmad bin Hanbal: Ulama besar dan pendiri mazhab Hanbali, dikenal dengan karya monumental Musnad Ahmad, yang berisi sekitar 30,000 hadis dengan sanad lengkap. Ia dihormati sebagai Al-Musnid karena penguasaan sanad dan hafalannya yang kuat.
b. Ibn Hajar al-Asqalani: Ulama abad ke-14 yang terkenal dengan kitab Fathul Bari, syarah Sahih Bukhari. Selain ahli hadis, ia memiliki sanad yang kuat, membuktikan kelayakannya sebagai Al-Musnid.
c. Al-Suyuti: Seorang polymath abad ke-15, dikenal dengan kemampuan luas dalam hadis, salah satunya dalam kitab Jami’ as-Saghir.
2. Al-Muhaddits (المحدث)
Gelar Al-Muhaddits lebih tinggi dari al-Musnid, karena selain memiliki sanad, seorang al-Muhaddits juga memahami konteks hadis dan mampu menilai kualitas sanad dan matannya. Gelar ini diberikan kepada ulama yang mendalami ilmu hadis secara teoritis dan praktis.Berikut beberapa ulama yang diberi gelar Al Muhaddits oleh para alim ulama:
a. Al-Muhaddits Syaikh 'Aqib bin Hasanuddin Al-Falimbani
Syaikh ‘Aqib bin Hasanuddin Al-Falimbani dikenal sebagai salah satu ulama dengan periwayatan hadis yang sangat banyak. Syaikh Yasin Al-Fadani menganggap beliau sebagai salah satu ulama yang paling banyak sanad hadisnya. Ia wafat pada tahun 1182 H dan mengambil periwayatan dari sejumlah ulama besar, termasuk Abdullah Al-Bishri dan Ahmad An-Nakhli.
b. Syaikh Abdush Shamad bin Abdirrahman Al-Atsyi
Ulama sufi asal Aceh ini juga dikenal dengan nama Falimbani. Beliau belajar hadis dari Syaikh Yahya bin Umar Maqbul Ahdal dan Sayyid Umar bin Ahmad bin Aqil As-Saqqaf. Wafat pada tahun 1211 H, Syaikh Abdush Shamad adalah guru dari Syaikh Nawawi Al-Bantani. Selain itu, beliau memiliki putri, Syaikhah Fatimah, yang juga dikenal sebagai ulama besar di Mekkah. Karya-karya beliau tercatat dalam kitab An-Nur Al-Ahmadi.
c. Syaikh Abdul Ghani bin Shabhi Al-Bimawi
Syaikh Abdul Ghani bin Shabhi Al-Bimawi merupakan murid dari ulama terkenal di Surabaya, Syaikh Ahmad bin Abdillah. Beliau mengajarkan banyak ilmu kepada para santri, salah satunya adalah Syaikh Mahfudz At-Tarmasi, yang kemudian menjadi salah satu ulama besar.
d. Syaikh Mahfudz At-Tarmasi
Lahir pada tahun 1338 H, Syaikh Mahfudz adalah seorang ulama produktif yang menulis banyak kitab, seperti Manhaj Dzawi An-Nadhar (syarh Alfiyah Hadis Imam As-Suyuthi), Mauhibah Dzi Al-Fadhl (fiqih), Nail Al-Ma’mul (ushul fiqih), dan Is’af Ath-Thali’ (ushul fiqih). Periwayatannya dibukukan dalam Kifayah Al-Mustafid dan banyak ulama besar, seperti KH Hasyim Asy’ari dan Syaikh Umar Hamdan Al-Mahrisi, merupakan murid beliau.
e. Syaikh Abdul Hamid Qudus
Syaikh Abdul Hamid Qudus adalah ulama yang dikenal dengan kecakapan dalam berbagai disiplin ilmu. Sebagian mengaitkan beliau dengan wilayah Yaman, namun banyak yang menghubungkan namanya dengan kota Kudus di Jawa Tengah. Karya-karya beliau antara lain Irsyad Al-Muhtadi (ilmu tauhid), Al-Anwar As-Saniyah (fiqih), dan Lathaif Isyarat (ushul fiqih). Periwayatannya tercatat dalam Al-Mafakhir As-Saniyah.
f. Sayyid Muhammad Mukhtar bin Athar Al-Bughuri
Sayyid Muhammad Mukhtar, yang sering disebut juga dengan nama Al-Batawi, berasal dari Bogor dan dikenal sebagai salah satu ulama dengan banyak periwayatan hadis. Beliau juga memiliki peran penting dalam melestarikan ilmu hadis di kalangan ulama Nusantara.
g. Sayyid Salim Jindan
Sayyid Salim Jindan merupakan seorang ahli nasab dan ulama yang memiliki lebih dari 100 guru dalam periwayatannya. Dengan jumlah guru yang banyak, beliau menjadi salah satu ulama yang sangat berpengaruh dalam penyebaran ilmu hadis di Indonesia dan sekitarnya.
h. Musnid Al-Ashr Syaikh Yasin Al-Fadani
Syaikh Yasin Al-Fadani, yang dikenal sebagai “Musnid Al-Ashr,” adalah salah satu ulama Nusantara dengan periwayatan terbanyak. Beliau telah mengambil sanad dari lebih dari 170 ulama besar di berbagai negara, seperti Hijaz, Yaman, Mesir, Syam, Iraq, India, serta Indonesia sendiri. Karya-karyanya tercatat dalam Bulugh Al-Amani dan Tashnif Al-Asma’, yang disusun oleh murid-murid beliau.
Dengan cara yang lebih beragam dan mendalam, ulama-ulama ini telah memberikan kontribusi besar terhadap penyebaran ilmu hadis dan keberlangsungan ilmu di dunia Islam.
Baca juga: 5 Hal Dalam Memahami Hadits Dhaif
3. Al-Hafidz (الحافظ)
Seorang Al-Hafidz adalah ulama yang telah menghafal ratusan ribu hadis beserta sanadnya. Hafalan ini mencakup matan dan sanad hadis, termasuk dalam mengidentifikasi para perawi yang beragam. Imam An-Nawawi menjelaskan dalam kitab "At-Taqrib wa at-Taysir" bahwa seorang al-Hafidz harus memiliki kapasitas untuk mengingat dan menelaah hadis tanpa perlu merujuk kitab. Ulama yang dikenal dengan gelar ini antara lain adalah Ibnu Hajar al-‘Asqalani, yang menulis kitab "Fathul Bari" sebagai syarah atas Sahih Bukhari. Selain Ibnu Hajar al-‘Asqalani yang diberi gelar Al-Hafidz adalah al-Iraqi, Syarafuddin ad-Dimyathi.4. Al-Hujjah (الحجة)
Gelar Al-Hujjah diberikan kepada ulama yang tidak hanya menghafal dan meriwayatkan hadis, tetapi juga memiliki keahlian dalam menganalisis hukum dan memahami kedudukan hadis secara mendalam. Seorang al-Hujjah mampu menjadikan hadis sebagai argumen atau dasar hukum yang kuat.Ulama yang mendapat gelar al-Hujjah sebagai berikut:
1. Hisyam bin ‘Urwah
2. Abu Handzil Muhammad bin Al-Walid
3. Muhammad bin Abdullah bin Amr (Ikhtishar Musthalahul Hadis, hal: 38)
Menurut Abu Zar’ah ad-Dimisyqi ulama yang mendapat gelar al-Hujjah dalam keilmuan hadis sebagai berikut:
1. Ubaidillah bin Umar
2. Imam Malik bin Anas
3. Al-Auza’i
4. Sa’id bin Abdul Aziz Lisan al-Muhaddisin, Juz: 3, hal: 80
1. Hisyam bin ‘Urwah
2. Abu Handzil Muhammad bin Al-Walid
3. Muhammad bin Abdullah bin Amr (Ikhtishar Musthalahul Hadis, hal: 38)
Menurut Abu Zar’ah ad-Dimisyqi ulama yang mendapat gelar al-Hujjah dalam keilmuan hadis sebagai berikut:
1. Ubaidillah bin Umar
2. Imam Malik bin Anas
3. Al-Auza’i
4. Sa’id bin Abdul Aziz Lisan al-Muhaddisin, Juz: 3, hal: 80
5. Al-Hakim (الحاكم)
Gelar Al-Hakim diberikan kepada ulama hadis yang lebih tinggi dari al-Hafidz. Mereka tidak hanya hafal ratusan ribu hadis, tetapi juga memiliki kapasitas untuk menilai keabsahan hadis baik dari segi sanad maupun matan. Gelar ini menunjukkan bahwa seorang ulama telah mencapai pemahaman lengkap dalam metode kritik hadis. Contoh ulama yang terkenal dengan gelar ini adalah Al-Hakim An-Naisaburi, yang menulis kitab "Al-Mustadrak ala ash-Shahihain". Kitab ini berisi hadis-hadis yang, menurut beliau, memenuhi kriteria keabsahan Imam Bukhari dan Imam Muslim tetapi tidak dicantumkan dalam dua kitab tersebut.Ulama Ahli Hadis yang mendapat gelar al-Hakim antara lain adalah:
1. Ibnu Dinnar
2. Al-Laist bin Sa’ad
3. Imam Malik
4. Imam Syafi’i (Ikhtishar Musthalahul Hadis, hal: 38)
1. Ibnu Dinnar
2. Al-Laist bin Sa’ad
3. Imam Malik
4. Imam Syafi’i (Ikhtishar Musthalahul Hadis, hal: 38)
Baca juga: Cara Meriwayatkan Hadis Dhaif Agar Tidak Dikatakan Berdusta
6. Amirul Mu’minin fil Hadis (أمير المؤمنين في الحديث)
Ini adalah gelar tertinggi bagi ulama hadis, dan hanya sedikit yang mencapainya. Gelar ini diberikan kepada ulama yang telah mencapai puncak keilmuan dalam seluruh aspek ilmu hadis, baik hafalan, pemahaman sanad dan matan, hingga metodologi kritik yang sangat mendalam. Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim adalah dua contoh paling terkenal yang dianugerahi gelar Amirul Mu’minin fil Hadis. Dengan gelar ini, keduanya diakui sebagai pemimpin dalam bidang ilmu hadis. Imam Al-Bukhari dalam "Sahih al-Bukhari" dan Imam Muslim dalam "Sahih Muslim" menyusun hadis dengan standar ketat, sehingga kedua kitab ini dikenal sebagai rujukan utama dalam hadis sahih.Adapun Ahli hadis yang mendapatkan gelar Amirul Mu’minin dalam hadis adalah:
1. Sufyan at-Tsauri
2. Syu’bah bin Hujjaj,
3. Hmmad bin Salamah
4. Abdullah al-Mubarok
5. Ahmad bin Hanbal
6. Imam Bukhari
7. Imam Muslim.
Kesimpulan
Gelar-gelar untuk ulama ahli hadis menunjukkan betapa luasnya cakupan ilmu hadis dalam Islam, serta penghargaan yang diberikan kepada mereka yang mendedikasikan hidupnya untuk menjaga dan menyebarkan sunnah Nabi Muhammad SAW. Dari gelar al-Musnid hingga Amirul Mu'minin fil Hadis, masing-masing memiliki kualifikasi dan tingkatannya sendiri. Nama-nama ulama seperti Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Bukhari, Imam Al-Asqalani, hingga Al-Hakim An-Naisaburi menunjukkan keistimewaan keilmuan mereka di bidang hadis.Para ulama ini telah mengabdikan diri mereka untuk menjaga keaslian dan kemurnian hadis, yang menjadi sumber utama kedua dalam syariat Islam setelah Al-Qur'an. Dengan mengenal gelar-gelar ini, umat Islam bisa memahami betapa berharga ilmu yang mereka wariskan, serta menghormati peran mereka dalam menjaga warisan Islam bagi generasi umat Muslim.
Source: A. Thahan, Mahmud Ahmad, B. as-Syayiji, Abdurrozaq Khalifah, C. ‘Ubadi, Nahad Abdul Halim, Mu’jam al-Musthalah al-Haditsiyah, Versi Maktabah Syamilah; Salamah, Muhammad Khalaf, Lisan al-Muhadditsin, Versi Maktabah Syamilah; Itr, Nuruddin, Manhaj an-Naqd Fi Ulum al-Hadist, Dar al-Fikr, Damaskus, Suriyah; Rahman, Fathur, Ikhtishar Musthalahul Hadis, Alma’arif, Bandung.
Editor: Hendra, S
Demikian Artikel " 6 Gelar Untuk Ulama Ahli Hadis: Pengertian, Tokohnya "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -