Pengertian, Sejarah Sistem Khilafah Minhajin Nubuwwah di dalam Islam

PENGERTIAN, SEJARAH SISTEM KHILAFAH MINHAJIN NUBUWWAH DI DALAM ISLAM

RUMAH-MUSLIMIN.COM - SISTEM KHILAFAH MINHAJIN NUBUWWAH adalah sebuah sytem terbaik yang pernah ada dalam bernegara di muka bumi ini, yaitu suatu system yang mensinergikan antara agama dengan negara menjadi satu kesatuan secara balance dan seimbang.

System Khilafah pernah dilaksanakan secara apik oleh Rosululloh Saw dan empat shohabatnya yang utama , Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq, Sayyidina Umar bin Khattab, Sayyidina Utsman bin Affan, Sayyidina Ali bin Abi Talib.

Seiring berjalannya waktu System Khilafah terus mengalami kemunduran. Kemunduran tersebut ditandai dengan dibunuhnya Sayyidina Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua oleh Abu Lu’Lu’ah. Sayyidina Utsman bin Affan juga tewas dibunuh kaum oposisi saat terjadi krisis politik yang tidak puas dengan kepemimpinannya. Kaum Muslimin yang datang dari Mesir, Bashrah, dan Kufah mengepung rumah khalifah selama hampir empat puluh hari. Sayyidina Utsman bin Affan akhirnya tewas dihunjam dua tombak pendek milik para oposisi. Kemudian Sayyidina Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah keempat juga tewas dibunuh Abdurrahman bin Muljam, seorang kaum Khawarij, ketika ia sedang wudu untuk menunaikan salat Subuh.

Semakin memburuknya System Khilafah tersebut terus berlanjut hingga masa Muawiyah merebut kekuasaan Kholifah Sayyidina Hasan. Sehingga demi menghindari pertumpahan darah antar sesama umat Islam Kholifah Sayyidina Hasan menyerahkan ke-Khalifahannya kepada Muawiyah.

$ads={1}

Setelah Muawiyah memasuki usia senja sebelum meninggal dunia telah menobatkan Yazid bin Muawiyah menjadi seorang Kholifah. Namun sangat disayangkan semasa Yazid bin Muawiyah menjadi Kholifah dalam menjalankan ke-Kholifahannya hanya menitik beratkan pada kekuasaan terhadap negaranya, tidak diimbangi dengan nilai nila agama sehingga memunculkan kekecewaan rakyat yg dipmpinnya.

Berangkat dari kekecewaan tersebut sehingg Penduduk Kufah yang semula daerahnya dijadikan pusat pemerintahan kekhalifahan Yazid bin Muawiyah, mereka mengharapkan perubahan, dan harapan itu mereka sandarkan kepada Sayyidina Husein.

Yazid bin Muawiyah ke-Kholifahannya merasa terancam oleh Sayyidina Husein, akhirnya Yazid bin Muawiyah mengambil langkah pengamanan yang pada puncaknya terjadilah tragedi kemanusiaan yang paling dahsyat dalam sejarah kemanusiaan yang dikenal dengan TRAGEDI KARBALA, yaitu dibunuhnya Sayyidina Husain bin Ali cucu Rosululloh Saw oleh Yazid bin Umawiyah.

Kemunduran dan kemerosotan System KHILAFAH dan TRAGEDI KARBALA sebagai salah satu bukti kebenaran sabda Rosululloh Saw:

“Sesungguhnya anakku [Hasan, Rasulullah kerap memanggil cucunya dengan ungkapan ‘anakku’) ini adalah Sayid (Tuan). Dan moga-moga Allah akan mendamaikan dengan anak ini di antara dua golongan kaum Muslimin.”

Juga dalam Sabdanya yang lain:

الْخِلاَفَةُ فِى أُمَّتِى ثَلاَثُونَ سَنَةً ثُمَّ مُلْكاً بَعْدَ ذَلِكَ

“Khilafah di tengah umatku selama 30 tahun. Kemudian setelah itu diganti kerajaan.”

(HR. Ahmad , Turmudzi dan sanadnya dihasankan Syuaib al-Arnauth).

Ibnul Arabi rahimahullah berkata tentang hal ini,

فنفذ الوعد الصادق في قوله- صلى الله عليه وسلم- … : ((الخلافة في أمتي ثلاثون سنة ثم تعود ملكاً)) فكانت لأبي بكر وعمر وعثمان وعلي وللحسن… لا تزيد ولا تنقص يوماً فسبحان المحيط لا رب غيره

“Terbukti untuk janji Nabi yang as-Shadiq (benar ucapannya), … ketika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Khilafah di tengah umatku selama 30 tahun. Kemudian setelah itu diganti kerajaan.’ Masa khilafah dari Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, dan Hasan, tidak tambah maupun kurang walaupun sehari. Maha Suci Dzat yang al-Muhith (Maha Meliputi), tiada Rab selain-Nya.”

Baca Juga : Makna Rukun Iman dan Rukun Islam di dalam Al-Qur'an

Menilisik perjalanan System KHILAFAH dari masa Rosululloh Saw dan para Shohabatnya serta paca cucu-cucunya tersebut , bisa kita tarik kesimpulan sebagai berikut :

1. System KHILAFAH adalah suatu system bernegara yang tidak bisa dipisahkan kekuasaannya dari negara dan umat beragama.

2. Apabila kewenangan sorang Kholifah hanya sebatas menjadi pemimpin negara saja atau hanya memimpin ummat (jamaa'ah) saja, maka system yg diterapkannya tidak layak untuk disebut sebagai System Khilafah .

3. System Khilafah adalah System bernegara terbaik dari semua system yg pernah ada. Saking baiknya tidak ada ada lagi umat manusia setelah masa Rosululloh Saw dan shohabatnya yg mampu mengemban dan menjalankannya.

4. Sesuatu yang sudah divonis oleh Rosululloh Saw bahwa tidak akan pernah ada umat manusia yg mampu mengemban dan menjalankannya, ketika dipaksakan utk dilaksanakan niscaya hanya akan melahirkan huru-hara, perpecahan, pertikaian dan pertumpahan darah.

5. Setelah 30 tahun dari masa Rosululloh Saw , tidak ada satu negarapun yg menerapkan System Khilafah. Seandainya ada Negara yg mengklaim menerapkan System Khilafah, System Khilafah yg mereka klaim hanya sebatas mengaku-ngaku belaka dan bisa dipastikan dalam pelaksanaannya tidak menerapkan System Khilafah yg sebenarnya.

Wallohu a'lam bishowab.

Oleh : Kyai Sumarsam, Katib PCNU Lubuklinggau, Sumatera Selatan

Demikian artikel " Pengertian, Sejarah Sistem Khilafah Minhajin Nubuwwah di dalam Islam "

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close