Mengenang Rasulullah Sebagai Sosok Pemaaf

MENGENANG RASULULLAH SEBAGAI SOSOK PEMAAF

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Pagi itu, hari terlihat cerah. Tak ada lagi kabut kecemasan yang meliputi wajah Rasulullah mengetahui istrinya pulang diantar pemuda saleh bernama Sofwan. Aisyah, istri tercinta baginda Rasul tertinggal dalam rombongan pulang dan membuat seluruh penduduk Madinah begadang mencari dimana dia berada. Tak terbersit curiga apapun dari hati Nabi dan para sahabat, sampai seorang bernama Abdullah bin Ubay membuat gosip adanya perselingkuhan antara Aisyah dan Sofwan.

Gosip ini semakin menyebar sampai ke seantero Madinah. Hati Nabi mulai tak tenang. Sikap Nabi kepada Aisyah mulai dingin tak seperti biasanya. Belakangan Asiyah tahu bahwa sikap Nabi yang berubah dipengaruhi gosip tak sedap tentang dirinya. Aisyah membuat klarifikasi dan bersumpah berita yang beredar tentang dirinya bohong. Sayangnya, Nabi sepertinya belum sepenuhnya percaya. Salah satu sahabat memberi usulan agar Aisyah diceraikan saja. Aisyah menangis berminggu-minggu hingga jatuh sakit dan meminta izin pulang ke rumah orang tuanya. Rumah tangga Rasulullah sedang dilanda kegundahan. Sampai Allah menurunkan ayat bebasnya Aisyah dari tuduhan keji tersebut.

Jika Anda di posisi Rasulullah, mungkin Anda tidak akan pernah memaafkan orang yang pernah mengusik rumah tangga Anda yang hampir saja jatuh dalam perceraian. Anda akan mengingat kesalahan orang itu dan bahkan mewariskannya kepada anak cucu. 

$ads={1} 

Fitnah keji kepada Aisyah bukan satu-satunya dosa Abdullah bin Ubay. Ia pernah menghasut pasukan perang uhud agar tidak ikut pertempuran. Ia juga mengaku pengikut Rasulullah tapi menghasut umat Islam agar tak usah membayar zakat. Maka dari itu, ia dijuluki sebagai pembesar munafik.

Di balik sepak terjangnya yang membuat umat Islam geram, ia mempunyai anak laki-laki bernama Abdullah bin Abdullah bin Ubay yang taat kepada Nabi. Ketika pembesar munafik ini meninggal, putranya meminta jubah Rasulullah dan memohon agar beliau bersedia mengkafani ayahnya dengan jubah miliknya. Rasulullah bersedia. Kemudian, Abdullah bin Abdullah bin Ubay meminta Rasulullah agar bersedia mensalati jenazah ayahnya. Rasulullah pun bersedia dan berdiri untuk bersiap mensalatinya. Umar bin Al-Khattab tak terima. Ia menarik baju Nabi.

Baca juga: Sisi lain dari kehidupan Rumah Tangga Rasulullah SAW

"Ya Rasulullah, ini mayat orang munafik yang tempo hari menyusahkan umat Islam"

"Sudahlah, Umar"

"Tapi, ya Rasulullah, dia pernah melakukan ini dan itu" Protes Umar sambil menunjukkan satu per satu dosa yang pernah dilakukan Abdullah bin Ubay

"Sudahlah, Umar. Singkirkan dendammu"

"Tapi, ya Rasulullah, bukankah telah turun untukmu ayat:  

  ٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ أَوْ لَا تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ إِن تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ سَبْعِينَ مَرَّةً فَلَن يَغْفِرَ ٱللَّهُ لَهُمْ

Kamu mohonkan ampun bagi mereka atau tidak (sama saja). Sekalipun kamu mohonkan ampun bagi mereka 70 kali,  Allah sama sekali tidak akan memberi ampunan kepada mereka (QS. At-Taubah:80)"

"Ayat itu melarang untuk memintakan istigfar, bukan melarang salat. Dan jika saja aku menambah 70 kali istigfar bisa mengampuni dosanya, akan aku lakukan. Jika Allah belum melarangku mensalatinya berarti Allah telah memberikan pilihan kepadaku untuk melakukannya" Bela baginda Rasul.

Umar kemudian mengalah dan Rasulullah bersama para sahabat mensalati jenazah Abdullah bin Ubay. Tak berselang lama, turun ayat

وَلَا تُصَلِّ عَلَىٰٓ أَحَدٍ مِّنْهُم مَّاتَ أَبَدًا وَلَا تَقُمْ عَلَىٰ قَبْرِهِۦٓ إِنَّهُمْ كَفَرُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَمَاتُوا۟ وَهُمْ فَٰسِقُونَ

"Dan janganlah kamu sekali-kali mensalatkan jenazah seseorang yang mati di antata mereka dan janganlah kamu berdiri (mendoakan kuburnya). Mereka itu kafir kepada Allah dan Rasulnya, kemudian mati dalam keadaan fasiq" (QS. At-Taubah: 84)

Baca juga: Akhlak Rasulullah SAW Ketika Meminum Air Garam Yang disuguhkan Istrinya

Setelah kejadian itu, Umar pun terkejut. Mengapa dirinya bisa begitu berani menentang perintah Rasulullah, meskipun akhirnya Allah melarang untuk mensalati orang kafir.

Begitulah pribadi Nabi. Orang yang dulu pernah mengusik rumah tangganya, pernah menghalang-halangi umat Islam, tak terbersit sedikitpun rasa dendam. Bahkan ia dibela oleh baginda Rasul agar diberikan ampunan. Rasulullah memberi contoh kepada kita betapa besar kesalahan seseorang di masa lalu, hal terbaik yang harus dilakukan adalah memberinya maaf. 

Semoga kita bisa meneladani sifat-sifat mulia baginda Rasul

Demikian Artikel " Mengenang Rasulullah Sebagai Sosok Pemaaf "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close