Berkhidmah, Amalan Penuh Keutamaan yang Kadang Terabaikan

BERKHIDMAH, AMALAN PENUH KEUTAMAAN YANG KADANG TERABAIKAN

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Jika mendengar kata Khidmah atau pengabdian, yang terbayang dalam benak kita generasi sekarang kata "khidmah" identik dengan pelajar pesantren atau santri pengabdian. Berada pada jenjang tertinggi sebagai santri diharuskan mengikuti program pengabdian, maka mereka disebut “Thaalibul Khidmah” atau santri pengabdian.

Sebenarnya pengabdian dalam agama telah lama mentradisi. Para Nabi dan orang-orang saleh selain berdakwah dalam arti menyampaikan, juga memberikan pelayanan kepada manusia secara umum.

Dikisahkan suatu ketika Nabi Musa ‘alaihissalaam bercakap-cakap dengan Allah, Allah mengatakan, “banyak sekali amalanmu Musa, mana yang untuk Aku?” Mendengar itu Nabi Musa bingung, dan kemudian berkata, “sesungguhnya shalatku, puasaku, hajiku adalah untukMu, ya Allah.” “Tidak, itu untukmu, mana yang untuk Aku?” Sanggah Allah lagi. Menanggapi itu, maka Nabi Musa ‘alaihissalaam balik bertanya, “bagaimana caranya agar aku beramal untukMu, ya Allah?” “berkhidmatlah padaKu!” jawab Allah.

Dari kalangan wanita, dikisahkan Maryam adalah pelayan di kuil tempat orang-orang ibadah. Memenuhi nadzar ibunda Hana yang merupakan istri Imraan, Maryam berkhidmah di kuil tersebut dengan membantu berbagai keperluan peribatan.

$ads={1}

Masih pengkhidmatan kepada Allah dari kalangan wanita, yaitu di zaman Nabi. Seorang wanita dalam literatur Islam dikenal dengan nama Ummu Mahjan, dikenang karena sosoknya yang kerap membersihkan masjid.

Rasulullah langsung mencari tahu keberadaannya serta menanyakan kabar kepada para sahabat lantaran dia sudah tidak terlihat. Mengetahui bahwa wanita tersebut telah meninggal, Rasul pun marah dan menyampaikan kepada para sahabat mengapa mereka tidak memberitahu beliau tentang hal tersebut.

Dikisahkan dalam hadis Abu Hurairah Radliallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah SAW kemudian bersabda, “Tunjukkan kepadaku di mana kuburannya!” Lalu para sahabat bergegas menunjukkan kuburannya kepada Rasul Shallahu ‘alaihi wa sallam. Setelah sampai di makamnya kemudian Rasulullah mendoakan Ummu Mahjan.

Baca juga: Doa Surat Yasin Untuk Menghilangkan Kesusahan Dan Hutang

Betapa agung kedudukan khidmah sebagai bentuk beribadah. Siapa pun akan tertarik bahkan harus mengamalkannya. Namun bagaimana penerapan berkhidmah di zaman sekarang yang “kompatible” atau berkesesuaian dengan kondisi dunia saat ini? Penulis merumuskannya dalam beberapa poin berikut:

Pertama, melalui dakwah. Banyak orang yang pintar, banyak juga mengembangkan ilmunya dengan mengajar namun mungkin beberapa saja yang berkhidmat dengannya. Semisal mengolah dan memanfaatkan apa yang ia ketahui dalam berbagai disiplin keilmuan untuk berdakwah. 

Sebagai contoh, seseorang yang bisa mengolah bahasa menjadi mudah dicerna dan dimengerti generasi saat ini misalnya bisa dimanfaatkan untuk syi’ar agama.

Kedua, pemanfaatan usia muda. Usia muda memiliki kelebihan dibandingkan secara biologis lebih tua. Seperti dalam hal energisitas, spirit, serta kesempatan untuk mencoba.

Penyaluran potensi ke arah hal positif tentu jauh lebih baik dari pada usia muda hanya dihabiskan untuk hal-hal yang sia-sia hanya akan menjadi salah satu titik kerusakan pada diri seseorang, baik dari segi mental, fisik, dan berbagai bentuk kerusakan lain.

Urgensi pemanfaatan usia muda seseorang telah diingatkan oleh Nabi Muhammad dalam sabdanya berikut:

Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ  عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ، وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ، وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ

“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).” (H. R. At-Tirmidzi, lihat Ash-Shahihah No. 946).

Baca juga: 6 Amalan (Doa) Agar Bayi Tidak Rewel (Sering Menangis)

Ketiga, tenaga. Berkhidmah dengan tenaga secara konkrit merupakan bukti pengabdian kepada Allah. Mencurahkan daya dan upaya dalam rangka melayani hamba Allah yang menyembah atau mereka yang senantiasa meniti jalan menuju ridloNya.

Bentuk perkhidmatan yang keempat ini dapat ditemukan dalam jejak sejarah sebagaimana kisah Ummu Mahjan yang telah diuraikan di atas, juga banyak ditemukan di zaman ini. Seperti marbot/takmir Masjid.

Keempat, Do’a. Do’a dapat dikatakan sebagai pengkhidmatan dalam bentuk lisan. Sebagai bagian dari penjelmaan iman. Do’a yang senantiasa dipanjatkan dan dengan penuh kekhusyu’an, meski tidak dalam membutuhkan secara pribadi, namun dengan penyebutan (“dlamir”) kami dalam lafalnya, adalah bentuk pengkhidmatan sebagai “penutup kekurangan” bagi mereka yang lalai atas itu.

Pada prinsipnya, berkhidmah dapat ditempuh dengan berbagai cara dalam kehidupan sehari-hari. Hanya yang perlu diingat pilar utamanya adalah pelayanan terhadap ummat. Dibangun di atas niat murni tulus beramal karena Allah Ta’ala.

Mirisnya, ibadah berbentuk khidmah atau pengabdian ini justru banyak diadopsi oleh mereka yang beragama bukan Islam. Bahkan, beberapa di antara penerapannya justru dalam rangka syi’ar atau provokasi tentang ajaran yang bertentangan dengan Islam.

Tidak jarang, dalam langkah yang mereka tempuh, misi mereka adalah menyebarkan paham sesat tidak hanya internal mereka namun juga menyasar target di kalangan umat Islam. “Na’uudzubillahi min dzaalik!”

Kontributor: Nazwar, S. Fil. I., M. PhilPenulis Lepas Yogyakarta

Demikian Artikel " Berkhidmah, Amalan Penuh Keutamaan yang Kadang Terabaikan "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close