Kriteria Dakwah Berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah

KRITERIA DAKWAH BERDASARKAN AL-QUR'AN DAN AS-SUNNAH

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Ketika kita tidak mengamini dan mengikuti ajaran salafi wahabi, maka kita langsung dituduh sebagai anti dakwah sunnah, pelaku bidah dan syirik.

Karena jargon dan doktrin mereka, bahwa dakwah kami adalah dakwah sunnah, bagi yang tidak mengikuti dakwah kami, berarti menentang dan anti sunnah.

Jargon dan Doktrin tersebut berserakan di buku - buku dan tulisan mereka di media sosial, serta ceramah para ustad mereka di youtube, tinggal cari di mbah google akan mudah untuk ditemukan.

Yang menjadi tanda tanya besar adalah apa standar dan kriteria dakwah sunnah ? 

Kalau seandainya standar dan kriteria dakwah sunnah adalah kembali kepada Al Quran dan sunnah, seperti yang selalu mereka gaungkan, maka seluruh kelompok dalam islam mengaku kembali kepada Al Quran dan sunnah, sampai kelompok teroris, aliran sempalan, sesat dan liberal mendasarkan ajaran mereka kepada Al Quran dan sunnah.

Maka apakah sudah pas menjadikan standar dan kriteria dakwah sunnah dengan jargon kembali kepada Al Quran dan sunnah ?  

$ads={1}

Ternyata tidak cukup hanya menjadikan kembali kepada Al Quran dan sunnah sebagai standar dakwah sunnah, tetapi yang paling mendasar adalah cara kembali kepada Al Quran dan sunnah yang perlu dibenahi dan ditelusuri.

Bukankah Allah telah mengajarkan kita bagaimana cara kembali kepada Al Quran dan sunnah, sebagaimana firman Allah, 

فاسالوا اهل الذكر ان كنتم لا تعلمون 

Maka bertanyalah kepada ahli ilmu jika kalian tidak mengetahui 

Bukankah agama ini mudah, jika ingin mengetahui agama ini dengan baik maka cukup bertanya kepada ahlinya, dan ahli tempat bertanya tersebut mendapatkan ilmunya dari ahli sebelumnya dan seterusnya sampai kepada pemilik kunci Al Quran dan sunnah yaitu nabi muhammad.

Maka ulama ahlus sunnah wal jamaah menjadikan sanad sebagai patokan keaslian ilmu seseorang, karena sanad merupakan rantai keahlian seorang ulama dalam ajaran islam yang sampai dari satu ahli kepada ahli berikutnya, sehingga diakui keilmuannya bersumber dari Rasulullah.

Pertanyaan selanjutnya, apakah sanad keilmuan salafi wahhabi sampai kepada nabi muhammad atau terputus sampai kepada ibnu taimiyah ?

Hasil penulusuran para ulama ahlus sunnah wal jamaah, bahwa ajaran salafi wahhabi terputus sampai kepada ibnu taimiyah dan Muhammad bin abdul wahhab annajdi, terlihat dari pola pemahaman beragama dan nukilan pendapat dalam Akidah dan fiqih bermuara kepada mereka berdua.

Baca Juga: 3 Perdebatan Ibnu Taimiyah dan Kisah Taubatnya

Maka tidak benar dikatakan ketika tidak mengikuti ajaran salafi wahhabi langsung dikatakan anti dakwah sunnah, karena ajaran mereka terputus sampai kepada ajaran ibnu taimiyah dan Muhammad bin Abdul wahhab annajdi.

Kenapa disebutkan terputus, Sebab ibnu taimiyah tidak melanjutkan tradisi keilmuan guru - gurunya, dan banyak menyalahi dan menyelisihi mayoritas ulama, disebabkan beliau tidak mengikuti tradisi keilmuan guru gurunya, maka tidak layak disambungkan sanad keilmuannya kepada guru gurunya, walaupun mengaku mendasarkan pemahamannya kepada Al Quran dan sunnah.

Kalau standar dakwah sunnah harus mengikuti ibnu taimiyah dan muhammad bin abdul wahhab dalam memahami syariat islam, maka otomatis ulama sebelum mereka bermakna tidak mengikuti sunnah.

Kembali kepada Al Quran dan sunnah harus melalui ahlinya dari satu generasi ke generasi sebelumnya yang mengikuti metode yang diajarkan turun temurun dari nabi ke sahabat dan dilanjutkan oleh tabiin, lalu dikembangkan oleh ulama mazhab, hingga sampai kepada ulama zaman sekarang.

Dan yang paling penting metode tersebut dibawa oleh mayoritas ulama, dan diakui oleh mayoritas ulama dari satu generasi ke generasi berikutnya.

$ads={2}

Karena jika umat islam bersatu dalam satu perkara, maka dijamin tidak akan sesat, sebagaimana sabda nabi :

لن تجتمع أمتى على الضلالة أبدا فعليكم بالجماعة

“Umatku tidak akan pernah bersepakat dalam kesesatan selamanya, maka ikutlah pada kesepakatan Jemaah itu / mayoritas itu ” ( H.R. Tabrani )

Baca Juga: Syaikh Zaini Dahlan; Fitnah Wahhabiyyah

Artinya jika ada satu kelompok yang mengaku paling mengikuti sunnah tetapi hanya segelintir orang, maka itu hanya pengakuan diri sendiri tanpa jaminan dari nabi.

Oleh : Rahmat Taufik Tambusai

Demikian Artikel " Belajar Islam Ikut Ulama atau Nabi? "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close