Doa Dzikir Thawaf Keliling Ka'bah: Bacaan, Tata Cara dan Dalilnya

DOA DZIKIR THAWAF SAAT KELILING KA'BAH: BACAAN, TATA CARA DAN DALILNYA

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Begitu Anda pertama kali melihat Kakbah secara langsung, maka bersyukurlah. Sebab tidak semua hamba diberi nikmat seperti itu.

Di momen ini ingatlah bahwa bangunan berbentuk kubus itu telah dimuliakan Allah dengan dinisbahkan kepada namaNya dan disebut Baitullah (rumah Allah). 

Mintalah kepada Allah supaya Kakbah ditambah lagi kemuliaan dan kewibawaannya sehingga dengan begitu semakiin tampak keagungan Allah yang ditaati makhlukNya dengan menghadap ke arah bangunan tersebut.

Doakan juga orang yang memuliakan Kakbah dengan mengunjunginya dalam prosesi haji atau umrah supaya mereka juga ditambah kemuliaan, kewibawaan  dan kebaikannya. Tentu saja Anda akan termasuk dalam doa Anda sendiri karena saat itu Anda datang untuk berhaji atau berumrah. 

Dengan niat seperti itu angkatlah kedua tangan Anda lalu lafalkan doa di bawah ini,

‌اللَّهُمَّ ‌زِدْ ‌هَذَا ‌البَيْتَ ‌تَشْريفاً وَتَعْظِيماً وَتَكْرِيماً وَمَهَابَةً، وَزِدْ مِن شَرَّفَهُ وكَرمَهُ مِمَّنْ حَجَّه أو اعْتَمَرَه تَشْرِيفاً وَتَكْرِيماً وَتَعْظِيماً وَبِرّاً

Artinya,

“Ya Allah, tambahilah rumah ini (Kakbah) pemuliaan, pengagungan, penghormatan dan kewibawaan. Tambahi pula orang yang memuliakannya, menghormatinya baik yang berhaji mengunjunginya maupun berumrah pemuliaan, penghormatan, pengagungan dan kebaikan” 

$ads={1}

Setelah itu mintalah kepada Allah supaya kehidupan Anda setelah pulang umrah/haji nanti menjadi lebih baik lagi. Mintalah supaya hidup Anda lebih damai sampai maut datang menjemput. Yang selamat dari berbagai keburukan, musibah, bencana, kesusahan, kezaliman dan kesengsaraan. Yang bebas dari permusuhan dengan saudara dan kebencian.  Anda mengingat bahwa Allah melarang bertengkar saat berkunjung ke tanah suci sehingga Anda memahami salah satu buah sifat mulia yang diinginkan Allah setelah pulang dari haji/umrah adalah menjadi pribadi yang lebih baik, pemaaf, tidak pendendam, dan tidak mempertahankan permusuhan. Anda yakin hanya Allahlah yang bisa memberikan ini semua dengan segala sifat kesempurnaanNya. Tambahan doa Anda berbunyi,

اللَّهُمَّ أنْتَ السَّلامُ وَمِنْكَ السَّلامُ، فَحَيِّنا رَبَّنا بالسَّلامِ

Artinya,

“Ya Allah, engkau adalah al-Salām, darimu kedamaian, maka buatlah kami hidup dengan kedamaian wahai Tuhan kami”

Setelah itu silakan berdoa apapun secara bebas untuk kebaikan dunia maupun akhirat Anda. 

Al-Khaṭib al-Syirbīnī berkata,

«وَإِذا دخل مَكَّة وَرَأى الْكَعْبَة أَو وصل مَحل رؤيتها وَلم يرهَا لعمى أَو ظلمَة أَو نَحْو ذَلِك قَالَ ندبا رَافعا يَدَيْهِ ‌اللَّهُمَّ ‌زد ‌هَذَا ‌الْبَيْت ‌تَشْرِيفًا وتعظيما وتكريما ومهابة وزد من شرفه وَكَرمه مِمَّن حجه أَو اعتمره تَشْرِيفًا وتكريما وتعظيما وَبرا اللَّهُمَّ أَنْت السَّلَام ومنك السَّلَام فحينا رَبنَا بِالسَّلَامِ». «الإقناع في حل ألفاظ أبي شجاع» (1/ 255)

Artinya,

“Jika sudah masuk Mekah dan melihat Kakbah, atau sampai di tempat yang (biasanya) dipakai untuk melihatnya tetapi tidak bisa melihatnya karena terhalang oleh kebutaan atau kegelapan atau hal semisal, maka silakan berdoa dan ini disunahkan- dengan mengangkat kedua tangan, ‘Allāhumma zid hāżal baita tasyrīfan wa ta‘ẓīman wa takrīman wa mahābatan. Wa zid man syarrafahū wa karramahū mimman ḥajjahū awi‘ tamarahū tasyrīfan wa takrīman wa ta‘ẓīman wa birran. Allāhumma antassalām wa minkas salām faḥayyinā rabbanā bissalām”

Baca juga: Hukum Berhenti Sebentar Saat Tawaf Haji dan Umrah

**** 

Dalil doa melihat Kakbah adalah riwayat yang tercantum dalam kitab al-Umm berikut ini,

عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ «أَنَّ النَّبِيَّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - كَانَ إذَا رَأَى الْبَيْتَ رَفَعَ يَدَيْهِ وَقَالَ ‌اللَّهُمَّ ‌زِدْ ‌هَذَا ‌الْبَيْتَ ‌تَشْرِيفًا وَتَعْظِيمًا وَتَكْرِيمًا وَمَهَابَةً وَزِدْ مِنْ شَرَفِهِ وَكَرَمِهِ مِمَّنْ حَجَّهُ أَوْ اعْتَمَرَهُ تَشْرِيفًا وَتَكْرِيمًا وَتَعْظِيمًا وَبِرًّا». «الأم» للإمام الشافعي (2/ 184 ط الفكر)

Artinya,

“Dari Ibnu Juraij bahwa Nabi ﷺ jika melihat Kakbah maka beliau mengangkat  kedua tangannya lalu berdoa, Allāhumma zid hāżal baita tasyrīfan wa ta‘ẓīman wa takrīman wa mahābatan. Wa zid man syarrafahū wa karramahū mimman ḥajjahū awi‘ tamarahū tasyrīfan wa takrīman wa ta‘ẓīman wa birran” (al-Umm, juz 2 hlm 184)

Adapun tambahan doa minta keselamatan dan kehidupan yang damai, maka diriwayatkan Umar bin al-Khattāb membacanya saat melihat Kakbah. Sa‘īd bin al-Musayyab berkata,

« سَمِعتُ مِن عُمَرَ - رضي الله عنه - كَلِمَةً ما بَقِىَ أحَدٌ مِنَ النّاسِ سَمِعَها غَيرِى، سَمِعتُه يقولُ إذا رأى البَيتَ: اللَّهُمَّ أنتَ السَّلامُ ومِنكَ السَّلامُ، فحَيِّنا رَبَّنا بالسَّلامِ». «السنن الكبير» للبيهقي (9/ 525 ت التركي)

Artinya,

“Aku mendengar dari Umar kalimat yang tidak seorangpun mendengarnya selain aku. Jika beliau melihat Kakbah aku mendengar beliau berdoa, ‘Allāhumma antassalām wa minkas salām faḥayyinā rabbanā bissalām”

Adapula riwayat marfū‘ mursal dari Makḥūl yang menguatkan aṡar Umar di atas. Diriwayatkan Sa‘īd bin al-Musayyab juga membacanya jika melihat Kakbah.

Bacaan, Dalil, Tata Cara Doa dan Dzikir Thawaf Keliling Ka'bah

Jika Anda sudah sejajar dengan Hajar Aswad, sudah berniat tawaf dan sudah siap memulai tawaf, maka tata perasaan kira-kira seperti ini,

“Bismillah, dengan namaMu ya Allah aku akan bertawaf. Saat ini aku siap untuk mengosongkan hatiku dari seluruh urusan dunia dan menjadikan namaMu sebagai yang teragung. Selama tawaf aku akan berusaha hanya mengingatMu semata”

Lalu ucapkan zikir dengan penuh penghayatan,

بِسمِ اللَّهِ واللَّهُ أكْبَرُ،

Artinya,

“Dengan nama Allah (aku akan bertawaf) dan Allah adalah Żat yang Maha Besar”

Setelah itu lanjutkan dengan  menghadirkan perasaan kira-kira seperti ini,

“YA Allah sesungguhnya aku akan bertawaf, bukan untuk menyembah bangunan kubus ini. Tetapi semata-mata karena beriman kepadaMU yang memerintahkan aku untuk mengelilinginya.” 

“Aku akan bertawaf bukan untuk menyembah Kakbah, tapi semata karena membenarkan kitabMU yang memerintahkan aku untuk mengelilinginya.”

“Aku bertawaf bukan untuk menyembah Kakbah, tapi dalam rangka memenuhi amanatMU sejak aku di alam arwah bahwa aku akan semata-mata menyembahMU dan menaati perintahMU.”

“Aku juga akan bertawaf dengan cara yang bukan dari hasil kreasi pikiranku, tapi semata-mata mengikuti tatacara yang diajarkan oleh nabiMu.”

$ads={2}

Lalu ucapkan zikir dengan penuh penghayatan,

اللَّهُمَّ إيمَاناً بِكَ وَتَصدِيقاً بِكِتابِكَ، وَوَفاءً بِعَهْدِكَ وَاتِّباعاً لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ صلى الله عليه وسلم

Artinya,

“Ya Allah (aku akan bertawaf) karena beriman kepadaMu, membenarkan kitabMu, memenuhi amanatMu dan mengikuti sunah nabiMU”

Al-Nawawi berkata,

«يُستحبّ أن يقول عند استلام الحجر الأسود وعند ابتداء الطواف أيضاً: بِسمِ اللَّهِ واللَّهُ أكْبَرُ، اللَّهُمَّ إيمَاناً بِكَ ‌وَتَصدِيقاً ‌بِكِتابِكَ، وَوَفاءً بِعَهْدِكَ وَاتِّباعاً لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ صلى الله عليه وسلم». «الأذكار للنووي ت الأرنؤوط» (ص194)

Artinya,

“Disunahkan saat melaukan istilām dan memulai tawaf juga untuk mengucapkan, ‘Bismillāh wallāhu akbar. Allāhumma īmānan bika wa taṣdīqan bikitābika wa wafā’an bi‘ahdika wattibā‘an li sunnati nabiyyika” (al-Ażkār, hlm 194)

Jika mampu beristilam terhadap Hajar Aswad, maka doa di atas juga dibaca setiap kali beristilām sejak putaran pertama.

Baca juga: Tidak Hafal Doa Saat Tawaf, Bagaimana Solusinya?

*** 

Dalil bacaan di atas adalah riwayat yang disebutkan al-Syāfi‘ī dalam al-Umm berikut ini,

عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ قَالَ أُخْبِرْتُ «أَنَّ بَعْضَ أَصْحَابِ النَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ نَقُولُ إذَا اسْتَلَمْنَا الْحَجَرَ؟ قَالَ قُولُوا بِاسْمِ اللَّهِ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ إيمَانًا بِاَللَّهِ وَتَصْدِيقًا بِمَا جَاءَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -». «الأم» للإمام الشافعي (2/ 186 ط الفكر)

Artinya,

“Dari Ibnu Juraij beliau berkata, aku diberitahu bahwa ada Sahabat Nabi ﷺ yang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa yang kami ucapkan saat beristilām terhadap Hajar Aswad? Beliau bersabda,’Ucapkan Bismillāh wallāhu akbar. īmānan billāh wa taṣdīqan bi mā jā’a bihī rasūlullāh” (al-Umm, juz 2 hlm 186)

*** 

jika Anda sudah memulai tawaf, maka disunahkan sepanjang putaran 1-3 Anda membaca doa dengan redaksi sebagai berikut, 

‌اللَّهُمَّ ‌اجْعَلْهُ ‌حَجًّا ‌مَبْرُورًا ‌وَذَنْبًا ‌مَغْفُورًا وَسَعْيًا مشكورا

Artinya, 

“Ya Allah, jadikanlah ia sebagai haji/umrah  yang mabrur, dengan dosa yang diampuni dan amal yang diterima”

Lalu berdoa dengan doa apapun baik terkait urusan dunia maupun akhirat.

Al-Nawawī berkata,

«ويستحب أن يقول في رمله ‌اللَّهُمَّ ‌اجْعَلْهُ ‌حَجًّا ‌مَبْرُورًا ‌وَذَنْبًا ‌مَغْفُورًا وَسَعْيًا مشكورا ويدعو بما أحب من أمر الدين والدنيا ». «المجموع شرح المهذب» (8/ 40 ط المنيرية)

Artinya,

“Disunahkan saat romal (putaran tawaf 1-3) membaca doa ‘Allāhummaj’alhu ḥajjan mabrūrā wa żanban magfūrā wa sa‘yan masykūrā, dan berdoa dengan doa apapun yang disukai baik urusan din maupun dunia” (al-Majmū‘ juz 8 hlm 40)

Makna allāhummaj’alu ḥajjan mabrūrā adalah Anda meminta kepada Allah agar umrah/haji Anda menjadi ibadah yang mabrur. Yakni ibadah yang tidak dicampuri dosa sehingga Allah menerimaNya.

Makna ważanban magfūrā adalah Anda meminta kepada Allah agar umrah/haji Anda dicatat sebagai amal saleh yang menutup dan menghapus  dosa-dosa  Anda.

Makna wa sa‘yan masykūrā adalah Anda meminta kepada Allah agar umrah/haji Anda dicatat sebagai upaya (sa’yan) dan amal yang diterima oleh Allah sehingga dibalas dengan balasan yang baik olehNya.

*** 

Redaksi doa di atas  bisa dibaca baik tawafnya untuk haji maupun umrah. Jika untuk haji,  maka sudah jelas lafal hajjan mabrūrā memang diterjemahkan haji mabrur. Jika untuk umrah, maka lafal ḥajjan mabrūrā tetap bisa dibenarkan karena umrah pada hakikatnya adalah haji juga, hanya saja haji kecil.

Jika mau mengganti lafal ḥajjan dengan umrah agar lebih mantap sebagaimana rekomendasi al-Isnawī, maka boleh juga. Dengan demikian lafal doanya untuk tawaf umrah putaran 1-3 menjadi,

‌اللَّهُمَّ ‌اجْعَلْهُ عُمْرَةً مَبْرُوْرَةً  ‌وَذَنْبًا ‌مَغْفُورًا وَسَعْيًا مشكورا

Mabrūrah boleh juga diganti mutaqabbalah  sebagaimana rekomendasi al-Damīrī. Dengan demikian lafal doanya adalah ,

‌اللَّهُمَّ ‌اجْعَلْهُ عُمْرَةً مُتَقَبَّلَةً ‌وَذَنْبًا ‌مَغْفُورًا وَسَعْيًا مشكورا

Baca juga: Hukum Mengangkat Tangan Saat Memulai Tawaf

*** 

Adapun dasar doa ini, menurut al-Rāfi‘ī dalam al-‘Azīz/al-Syarḥ al-Kabīr,   doa ini ada dasar hadis marfū‘nya. Hanya saja al-Baihaqī sebagai ulama hadis andalan mazhab al-Syāfi‘ī dengan segenap keluasan telaahnya terhadap hadis tidak menemukannya. Ibnu al-Mulaqqin juga tidak menemukannya. Ibnu Ḥajar al-‘Asqalānī juga tidak berhasil menemukannya.  Yang ada, Al-Baihaqī  hanya menyebutkan ijtihad  al-Syāfi‘ī terkait hal ini, tanpa menjelaskan dasar riwayatnya.

Ada riwayat mauqūf dalam Sunan Sa‘īd bin Manṣūr dan Muṣannaf Ibn Abī Syaibah yang mengajarkan redaksi tersebut , tetapi konteks bacaannya adalah saat melempar jamrah ‘aqabah, bukan saat tawaf putaran 1-3.

Kendati demikian, ulama al-Syāfi‘ī yyah selama berabad-abad mempertahankan redaksi doa ini dan direkomendasikan untuk tawaf putaran 1-3. Saya menduga barangkali reputasi al-Syāfi‘ī yang sangat berhati-hati dalam urusan dalil membuat mereka berhusnuzan bahwa kesunahan doa ini didasarkan pada riwayat yang diketahui al-Syāfi‘ī tapi luput dicatat oleh al-Rabī‘ dalam al-Umm, atau didasarkan pada qiyās pada doa melempar jamrah, atau sebab-sebab lain yang masih  belum diketahui.

*** 

Begitu masuk putaran tawaf ke-4 sampai ke-7, disunahkan Anda membaca doa berikut ini,

‌اللَّهُمَّ ‌اغْفِرْ ‌وَارْحَمْ ‌وَاعْفُ ‌عَمَّا ‌تَعْلَمُ إنَّك أَنْتَ الْأَعَزُّ الْأَكْرَمُ اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ 

Artinya,

“Ya Allah ampuni dan rahmatilah (aku). Maafkan dosaku yang engkau ketahui. Sesungguhnya engkau Maha Agung  nan Mulia. Ya Allah, ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat dan lindungi kami dari azab neraka”

 Al-Syāfi‘ī berkata,

«وَيَقُولَ فِي الْأَطْوَافِ الْأَرْبَعَةِ " ‌اللَّهُمَّ ‌اغْفِرْ ‌وَارْحَمْ ‌وَاعْفُ ‌عَمَّا ‌تَعْلَمُ إنَّك أَنْتَ الْأَعَزُّ الْأَكْرَمُ اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ "». «الأم» للإمام الشافعي (2/ 230 ط الفكر)

Artinya,

“Lalu (disunahkan) berdoa pada empat putaran tawaf terakhir, ‘Allāhummagfir warḥam wa‘fu ‘ammā ta‘lam innaka antal a‘azzul akram. Allāhumma rabbanā ātinā fiddunyā ḥasanah wafil ākhirati hasanah waqinā ‘ażābannār” (al-Umm, juz 2 hlm 230)

Kesunahan membaca doa di atas lebih dikuatkan saat berada di antara Rukun Yamānī dan Rukun Aswad.

*** 

Makna “Allāhummagfir warḥam” adalah meminta agar Allah mengampuni seluruh dosa-dosa kita, merahmati kita dan menyayangi kita.

Makna wa’fu ‘ammā ta’lamu adalah meminta agar Allah memaafkan semua kesalahan kita yang diketahuiNya, entah kita sadar melakukan kesalahan tersebut ataukah tidak.

Makna innaka antal a’azzul akram adalah pengakuan dari kita bahwa Allah itu żat yang Maha mulia, yang harus melalui perjuangan yang tidak ringan jika ingin mendekat kepadaNya, seperti perjuangan kita dalam haji dan  umrah yang harus siap berkorban harta, tenaga, waktu, bahkan risiko wafat dalam ibadah. Kita juga mengakui Allah sebagai żat yang maha Mulia, yang jika memberi tidak harus diawali ada ketaatan ataupun kebaikan dari hambaNya.

Makna doa sapu jagat adalah meminta seluruh kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, lalu meminta supaya dilindungi dari kesengsaraan yang tiada tara yakni  dari siksa neraka.

***

Adapun dasar doa di atas, maka telah terbukti dalam riwayat Sahih bahwa Rasulullah ﷺ banyak berdoa sapu jagat. Misalnya riwayat ini,

عَنْ ‌أَنَسٍ قَالَ: «كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اللَّهُمَّ ‌رَبَّنَا ‌آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.». «صحيح البخاري» (8/ 83 ط السلطانية)

Artinya,

“Dari Anas dia berkata: "Do'a yang paling banyak dipanjatkan Nabi ﷺ  adalah: 'RABBANAA AATINAA FID DUN-YAA HASANAH WAFIL AAKHIRATI HASANAH WAQINAA 'ADZAABAN NAAR Wahai Rabb kami, karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka.'" (H.R. al-Bukhārī)

Maknanya, jika kita membacanya dalam situasi apapun, maka itu baik. Lebih-lebih situasi ibadah seperti tawaf. 

Apalagi diriwayatkan Rasulullah ﷺ membaca doa ini saat tawaf. Al-Baihaqī meriwayatkan,

«عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ السَّائِبِ، أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ فِيمَا بَيْنَ رُكْنِ بَنِي جُمَحٍ، وَالرُّكْنِ الْأَسْوَدِ: " {رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا} [البقرة: 201] عَذَابَ النَّارِ "». «معرفة السنن والآثار» (7/ 230)

Artinya,

“Dari ‘Abdullāh bin al-Sā’ib bahwasanya beliau mendengar Nabi ﷺ berdoa di antara Rukun Bani Jumaḥ (rukun Yamānī) dengan Rukun Aswad, ‘rabbanā ātinā fiddunyā ḥasanah wafil ākhirati hasanah waqinā ‘ażābannār” (Ma’rifatu al-Sunan wa Al-āṡār, juz 7 hlm 230)

Diriwayatkan Umar juga banyak membaca doa ini saat tawaf. Al-Baihaqī meriwayatkan,

«عن حَبيبِ بنِ صُهبانَ، أنَّه رأى عُمَرَ - رضي الله عنه - يَطوفُ بالبَيتِ وهو يقولُ: {رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ} ما له هِجِّيرَى غَيرُها». «السنن الكبير» للبيهقي (9/ 565 ت التركي)

Artinya,

“Dari Ḥabīb bin Ṣuhbān bahwasanya beliau melihat Umar bertawaf mengelilingi Kakbah sambil berdoa, ‘rabbanā ātinā fiddunyā ḥasanah wafil ākhirati hasanah waqinā ‘ażābannār” dan tidak ada doa lain beliau selain itu” (H.R. al-Baihaqī, juz 9 hlm 565)

Adapun lafal yang  mendahuluinya yaitu allahummagfir warḥam wa’fu ‘ammā ta’lam innaka antal a’zzul akram, maka ada riwayat sahih mauquf  yang semakna,   bahwa Ibnu Mas‘ud membacanya saat sai. Ibnu Abū Syaibah meriwayatkan,

«عن شقيق قال: كان عبد اللَّه إذا سعى في بطن الوادي قال: ‌رب ‌اغفر ‌وارحم إنك أنت الأعز الأكرم». «مصنف ابن أبي شيبة» (9/ 76 ت الشثري)

Artinya,

“Dari Syaqīq beliau berkata, Abdullah bin Mas‘ūd jika bersai di perut lembah maka beliau berdoa, Rabbigfir warḥam innaka antal a‘azzul akram” (H.R. Ibnu Abū Syaibah)

Barangkali dengan menggabung berbagai riwayat itulah kemudian al-Syāfi‘ī  dengan segenap kemampuan bahasa Arab beliau yang sangat fasih, beliau merumuskan redaksi doa yang menggabung semuanya agar menjadi bentuk yang paling afdal.

Jika Anda sudah selesai  tawaf, maka disunahkan membaca berikut ini,

اللَّهُمَّ أَنَا عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ أتَيْتُكَ بِذُنُوبٍ كَثِيرَةٍ  وأعْمالٍ سَيِّئَةٍ وَهَذَا مَقَامُ العائِذِ بِكَ مِنَ النَّارِ فاغْفِرْ لي إنَّكَ أنْتَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ

Artinya,

“Ya Allah, aku adalah hambaMu, anak hambaMu. Aku datang kepadaMu membawa dosa yang banyak dan amal-amal yang buruk. Ini adalah tempat hambaMu yang ingin berlindung kepadaMu dari siksa neraka. Jadi, ampunilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”

Doa ini juga disunahkan dibaca setelah salat sunah tawaf 2 rakaat.

Hanya saja prinsip utamanya, sebenarnya setelah tawaf dan salat 2 rakaat setelah tawaf itu  boleh membaca doa apapun yang disukai. Al-Nawawi berkata,

«ويُستحبّ إذا فرغَ من الطواف ومن صلاة ركعتي الطواف أن يدعوَ بما أحبّ، ومن الدعاء المنقول فيه: اللَّهُمَّ أَنَا عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكِ أتَيْتُكَ بِذُنُوبٍ كَثِيرَةٍ وأعْمالٍ سَيِّئَةٍ ‌وَهَذَا ‌مَقَامُ ‌العائِذِ ‌بِكَ ‌مِنَ ‌النَّارِ فاغْفِرْ لي إنَّكَ أنْتَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ "». «الأذكار للنووي ت الأرنؤوط» (ص195)

Artinya,

“Disunahkan jika selesai tawaf dan salat dua rakaat tawaf untuk membaca doa apapun yang disukai. Di antara doa manqūl dalam situasi tersebut adalah “Allāhumma anā ‘abduka wabnu ‘abdika, ataituka biżunūbin kaṡīrah wa a‘mālin kaṡīrah, wahāżā maqāmul ‘ā’iżi bika minan nār, fagfirlī innaka antal gafūrur raḥīm” (al-Aẓkār, hlm 195)

*** 

Versi panjang doa ini ditulis oleh al-Māwardī dalam al-Ḥāwī al-Kabīr dan diklaim berdasarkan riwayat marfū’ dari Ja‘far bin Muḥammad dari  ayahnya dari Jābir. Dalam riwayat tersebut doa ini diriwayatkan dibaca Rasulullah ﷺ setelah salat sunah tawaf dua rakaat.

Ibnu Ḥajar al-Asqalanī sempat tidak berhasil menemukan sanadnya dalam waktu yang lama. Setelah itu beliau berhasil menemukan sanadnya pada kitab al-Manāsik karya Ibrāhīm bin Isḥāq al-Ḥarbī dengan tambahan lafal. Walaupun demikian tidak ada keterangan bagaimana Ibnu Ḥajar al-Asqalanī menilai riwayat tersebut. 

Berdasarkan analisis di atas, bisa difahami bahwa doa ini tidak boleh dipastikan berasal dari Rasulullah ﷺ karena tidak ada bukti kuat yang menunjukkannya. 

Hanya saja karena riwayatnya berasal dari ulama al-Syāfi‘ī mutaqaddimīn yang dekat dengan zaman tābi‘ut tābi‘īn, juga karena telah ditemukan sanadnya oleh Ibnu Ḥajar al-Asqalanī,  juga karena perawinya berasal dari zaman yang yang dekat dengan generasi terbaik, juga  kontennya tidak bertentangan dengan dalil, malah cocok dengan banyak dalil sahih, maka al-Nawawi merekomendasinya dan menyebutnya sebagai doa manqūl karena ada peluang bahwa doa ini memang redaksi sahih dari generasi saleh yang memahami din dengan baik. Prinsip umum bahwa setelah tawaf dan salat tawaf 2 rakaat boleh membaca doa apapun yang baik membuat pembacaan doa ini bukan sesuatu yang terlarang. 

*** 

Mari dihafalkan. 

Semoga dengan amal menghafal tersebut Allah memudahkan untuk haji dan umrah yang berkualitas sehingga benar-benar mengubah kehidupan Anda sepulang dari tanah suci.

Oleh: Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R. Rozikin, Dosen di Universitas Brawijaya)

Demikian Artikel " Doa Dzikir Thawaf Keliling Ka'bah: Bacaan, Tata Cara dan Dalilnya "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close